Mohon tunggu...
Irgi  Nur Fadil
Irgi Nur Fadil Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa UNIVERSITAS NAHDHATUL ULAMA INDONESIA Fakultas Pendidikan Agma Islam. Aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Do'a senjata mukmin

14 Januari 2018   02:19 Diperbarui: 14 Januari 2018   03:18 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hidup tergantung sangkaanmu terhadap tuhan. Menyangka tuhan serem, serem hidupmu. Menyangka tuhan maha guyon, Ringanlah hidup mu" Sujiwo Tedjo.
Menjalani hidup layaknya manusia pada umumnya. Membagi waktu kuliah, bahagiain diri sendiri, mengerjakan tugas, tidur, ngaji, makan, mandi dan tidak kalah pentingnya menjalin hubungan pacaran. Tidak terasa tiga bulan berjalan dengan waktu yang tidak di sadari rasa nya ada yang hilang dari awal-awal mendekatinya. 

Walaupun sedikit berbeda, namun rasa tetaplah rasa apalagi Cinta yang tidak bisa di otak-atik dengan granat sekalipun. Perjalanan memang tak semulus jamban juga tak seindah pelangi. Jalan pasti ada gelombang yang harus di terjang dengan keyakinan.
Dari awal memang kekuatanku hanyalah doa. Mungkin kurang pas, jika di pikir dengan akal rasio manusia. Namun ini adalah kebenaran mutlak yang kucoba meraih Cinta dengan kekuatan do'a. Lakon hidup itu ada yang menentukan, ada yang menjalankan. Sebagai muslim aku meyakini betul bahwa do'a adalah senjata.

Akhir-akhir ini hari yang kita nanti-nantikan 'kapan kita bertengkar' dan hari inilah penantian itu tiba. Dengan cara apalagi aku menyikapinya kalau bukan tuhan yang aku ajak berdiskusi untuk membujukmu. Dan benar keyakinan itu memang benar adanya, selang waktu dua menit tuhan bisa membujukmu menjadi wanita yang lemah lembut. Tuhan memang maha asik. Kalaupun ada yang berpendapat do'a ku di ijabah tuhan karna kedekatanku itu salah besar, yang aku yakini tuhan itu maha pemurah, maha pemberi. 

Sifatnya ini berlaku bagi semua manusia di bumi.
Sadar atau tidak. Dalam melakoni hidup tidak lepas dari tuhan, tuhan ada di mana-mana. Tidaklah jauh dari leher manusia, letak pasnya tuhan itu di dalam hati manusia. Intinya manusia itu tidak lepas dari ketentuan tuhan. Dalam hal apapun dan dimanapun.

Untuk bisa merasakan keberadaan tuhan dalam diri manusia tidaklah mudah, hanya orang yang mampu bersyukur dan selalu mendekatinya yang bisa merasakan adanya tuhan. Letak keburukan manusia terletak di hal pendekatan, sadar atau tidak di waktu di timbrung masalah yang besar maupun kecil maka manusia akan ingat tuhannya, akan mendekati tuhannya dengan rasa sangat ikhlas. Lalu Beristighosah untuk di mudahkan urusannya. Termasuk saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun