Mohon tunggu...
Irgi  Nur Fadil
Irgi Nur Fadil Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa UNIVERSITAS NAHDHATUL ULAMA INDONESIA Fakultas Pendidikan Agma Islam. Aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Nikmat Mana Lagi yang Kau Dustakan?

21 Desember 2017   23:05 Diperbarui: 21 Desember 2017   23:14 4938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semilir angin malam (Gambar Pribadi)

Di sela-sela sibuknya iktibar nifsusannah, tertumpuk semua pikiran untuk memecahkan soal yang ditulis dengan huruf pegon atau arab melayu kalo orang Sumatera bilang. Merujuk pada nash nabi dan penggalan ayat suci al-qur'an rupanya tidak menggeser sedikitpun otakku untuk berhenti memikirkannya. 

Rangkuman yang di tulis dengan pikiran yang sedang kalut di mabuk rindu, membuatku sedikit ingin menulis tentang canduku kepada seorang wanita yang belum pulang dari iktibat nifsusannah.

Kedipan bintang di langit malam ini membuat perasaanku di selimuti oleh kekasih yang telah nyenyak bersemayam di nadi dan mengalir mengikuti arahannya, dan klimaks nya bermunculan ide-ide untuk melukisnya dengan rangkaian huruf-huruf yang menjadi kalimat. Kebetulan mendung sedang pergi menemui kekasihnya, dan awan sedang asik bercengkrama dengan bulan. 

Akupun ikut menikmati hasilnya, merasa gembira melihat Bintang dan angin yang mengajakku bermain dengan rasa rindu. kenyamanan ini belum tentu orang lain bisa merasakannya.
Meminjam lirik lagunya payung teduh berjudul wanita yang sedang dalam pelukan.

"Di ujung malam menuju pagi yang dingin hanya ada sedikit Bintang malam ini mungkin karna kau sedang cantik-cantiknya lalu mataku merasa malu semakin dalam ia malu kali ini kadang ia juga takut takkala harus berpapasan di tengah pelariannya di malam hari menuju pagi sedikit cemas banyak rindunya"


Lirik ini mewakiliku untuk berimajinasi lebih dari yang kurasakan, seoalah-olah aku sedang bersamamu menikmati indahnya malam ini. 

Namun aku takut dengan rasa cemas yang selalu mempermainkanku, seolah-olah cemas meruntuhkanku untuk bersenang-senang denganmu menikmati bintang dan angin. Tiba-tiba ingat surat Ar-rahman "fabiayi a'la irobikuma tukadziban" nikmat mana lagi yang kau dustakan yang di sebut 33 kali dalam surat itu. Ayat ini yang menjadi kekuatanku untuk tetap menikmati proses yang sedang ku jalani, mau senang mau susah yang terpenting bisa menikmati.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun