Sebagai contoh, gagasan Ad-diin wa-al-dawlah yang dikemukakan oleh Hassan Al-Banna ternyata di kemudian hari menjadi sebuah inspirasi pembentukan partai politik yang mengadopsi Islam sebagai asas perjuangan sekaligus metode pemerintahan. Memang terdapat varian berbeda antar tipikal partai-partai politik yang ada dalam mengisi panggung pengelolaan negara, tapi satu hal dapat kita saksikan secara jelas adalah mereka sudah tidak memiliki komitmen untuk mendirikan negara Islam .Â
Berbeda dengan MMI dan HTI yang berusaha mewujudkan gagasan negara Islam dalam bentuk Al-Khilafah para tokoh partai politik kini berusaha untuk mengejawantahkan ideologi dalam hal ini nilai-nilai Islam kedalam mekanisme negara yang nantinya akan melahirkan makna substansial yang tidak berbenturan vis-Ã -vis.
Gerakan Ikhwanu Muslimin di Indonesia yang masih ada sampai sekarang ada di partai PKS. Walaupun partai ini tidak mengatakannya secara tterang-terangan tetapi bila di lihat dari pola pengkaderannya sangat mirip seperti pengkaderan yang di lakukan Ikhwanul Muslimin.Â
Jika kita amati lebih dalam hubungan antara PKS dengan Ikhwanul Muslimin, kita dapat lihat dalam susunan sturktur partai. Dimana PKS tidak serta merta menjadikan ketua partai sebagai otoritas tunggal pemegang kekuasaan partai secara abslolut.
Ketua partai tetap memiliki kekuasaan tapi mereka dikontrol oleh sebuah dewan partai yang bernama Majelis Syuro yang beranggotakan tokoh politik senior yang sebelumnya berkiprah dalam struktural partai. Rapat yang diselenggarakan oleh internal partai juga tidak memberlakukan sistem voting untuk memutuskan suatu keputusan strategis namun selalu diusahakan dengan formula Musyawarah-Mufakat .Â
Proses ini ditempuh agar solidaritas anggota partai tetap terjaga meski memakan waktu yang lama dan berjalan alot. PKS tetap mengutamakan proses politik yang bercirikan Islam sebagaimana dulu ditunjukkan oleh Ikhwanul Muslimin. Dari sinilah dapat kita pahami bahwa PKS memiliki koneksi dengan pemikiran Ikhwanul Muslimin.
Penulis: Irgi Fahrevi Abdi dan Arief Pratama Laksono
Editor: Irgi Fahrevi Abdi dan Arief Pratama Laksono
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H