Dalam webinar tersebut, Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Dr. Urip Haryoko, M.Sc, mengatakan bahwa perubahan iklim di Indonesia belum mendapat perhatian yang signifikan disebabkan rumitnya isu perubahan iklim, kurangnya penyampaian yang efektif, serta rendahnya literasi masyarakat Indonesia. Hal tersebut menyebabkan kurangnya aksi masyarakat dalam menghadapi isu perubahan iklim.
Padahal, jika diperhatikan, manusia dengan segala kegiatannya berperan besar dalam penyebab perubahan iklim. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Dr. Hayu Prabowo, Ketua LPLH & SDA MUI, kegiatan ekonomi manusia yang menguras sumber daya alam menimbulkan kerusakan alam.Â
Krisis lingkungan sejatinya adalah krisis moral yang menunjukkan manusia memandang alam sebagai objek yang dapat dikuras untuk kemajuan ekonomi, alih-alih untuk dipelihara demi kelangsungan hidup secara berkelanjutan. Penanganan krisis iklim perlu dilakukan melalui pendekatan moral demi meningkatkan kesadaran masyarakat.
Oleh karena itu, mainstreaming isu perubahan iklim dan aksi iklim pada masyarakat, khususnya bagi generasi muda adalah usaha yang penting karena masalah ini akan kita hadapi bersama mulai dari sekarang dan kita sebagai pemuda adalah generasi penggerak di masa depan.Â
Kampanye dan literasi iklim diperlukan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan bahaya perubahan iklim yang kita hadapi saat ini sehingga dapat mendorong aksi iklim yang nyata. Sebagai generasi muda, kita dapat melakukan aksi nyata untuk menghadapi perubahan iklim dengan hal-hal sederhana seperti berikut:
Mengubah kebiasaan dan gaya hidup yang dapat merusak alam, seperti menghemat penggunaan energi dan mengurangi penggunaan plastik
Lebih peduli terhadap sekitar, seperti ikut mengampanyekan pentingnya menjaga lingkungan demi menghadapi perubahan iklim dan promosi perubahan gaya hidup untuk mitigasi dampak perubahan iklim.
Mengikuti dan ikut melakukan sosialisasi literasi iklim bersama masyarakat lainnya, seperti berpartisipasi dalam seminar dan workshop.
Mengikuti dan aktif dalam komunitas atau organisasi pemerhati iklim dan pegiat lingkungan, seperti aktif dalam kegiatan penanaman pohon bersama, pembersihan pesisir pantai dari sampah dan lain sebagainya.
Bekerjasama dan berintegrasi dengan komunitas pegiat lingkungan lainnya agar aksi iklim ini dapat semakin luas dan menjadi kebiasaan seluruh masyarakat.
Memanfaatkan layanan informasi iklim dari BMKG untuk melancarkan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.