Bukit Pala, Parittiga

Yang suka traveling, yuk ke pulau Bangka. Pulau ini ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jika kalian kesini, aku punya rekomendasi nih. Ini merupakan obyek wisata yang ada di pulau Bangka, Bukit Pala. Lokasi Bukit Pala berada di Desa Teluk Limau Kecamatan Parittiga Kabupaten Bangka Barat. 

Dengan jarak tempuh 3,5 jam atau 176 Km dari kota Pangkal Pinang, Ibukota Provinsi Bangka Belitung dan ± 1 jam 53 menit atau ± 93,7 km dari Kota Muntok Bangka Barat, sedangkan kalau dari Kecamatan Parittiga sendiri dapat ditempuh dengan jarak ± 24 km atau ± 45 menit.

Sedangkan letaknya berada di Dusun Pala sekitar 2 km dari Desa Teluk Limau. Ketinggian bukit Pala ini yaitu ±70 mdpl (meter di atas permukaan laut) dengan luas area perbukitan seluas ±24 ha.

Dok. Pribadi

Dok. Pribadi

Pala Hill atau biasa disebut Bukit Pala karena lokasi obyek wisata berada di atas bukit memiliki banyak batuan granit dengan ukuran besar yang letaknya berserakan tidak beraturan di sepanjang area lokasi perbukitan. 

Selain batu granit, kawasan bukit pala ditumbuhi oleh berbagai pohon diantaranya pohon seru, pohon medang simpur, pohon leben dan jenis pohon lainnya. Untuk menuju puncak bukit, terdapat anak tangga yang dipasang kayu sebagai pegangannya sehingga para pengunjung dapat dengan mudah untuk berjalan menelusuri jalan tanah yang berkelok-kelok. 

Di Bukit Pala ini wisatawan dapat berfoto di atas miniatur perahu dari bambu dengan background birunya air laut, juga terdapat lahan yang cukup luas di atas bukit dan dapat dijadikan sebagai tempat untuk berkemah/camping. 

Di atas bukit juga terdapat mini bar yang menjual jajanan kecil seperti makanan dan minuman ringan serta disediakan beberapa kursi untuk bersantai sambil menikmati pemandangan.

Dibawah kaki bukit Pala ini, kita dapat menemukan obyek wisata Pulau Punai yang snagat menarik untuk dikunjungi karena obyek wisata alam ini masih alami dengan tumpukan bebatuan dan ditumbuhi pepohonan.

Pantai ini masih jarang dihampiri dan diketahui oleh banyak orang oleh karena itu belum adanya pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok sadar wisata (pokdakwis) seperti fasilitas sarana dan prasarana sebagai penunjang suatu obyek wisata.