Mohon tunggu...
Achmad Irfanu Maulana
Achmad Irfanu Maulana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

MEMBAHAGIAKAN HATI SESAMA

7 Februari 2021   12:00 Diperbarui: 24 November 2023   10:09 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebahagiaan adalah suatu elemen sederhana yang harus diraih dan dilestarikan oleh setiap individu. Baik kebahagian dunia mapun akhirat. 

Selain itu, kita dianjurkan pula untuk berbagi kebahagiaan dan memasukkannya ke dalam hati sesama. Karena, membahagiakan orang lain adalah salah satu bentuk penghargaan tertinggi untuk membahagiakan diri kita sendiri.

Dengan membagikan dan memasukkan kebahagiaan ke dalam hati sesama (membahagiakan sesama), akan berdampak baik pada kehidupan sosial dan diri kita pribadi; yaitu kenyamanan diri, memperkuat ikatan persaudaraan, menyalurkan energi positif, melindungi diri dari hal negatif, serta menyatukan hati. 

Karena, pada dasarnya 'perbuatan baik merupakan suatu bentuk kasih sayang serta kepedulian kepada diri sendiri, sesama, dan lingkungan'.

Membahagiakan sesama juga merupakan suatu ibadah dan ketaatan yang paling mendekatkan diri seorang hamba kepada Tuhan semesta alam, seperti yang disabdakan Rasulullah Saw.:

Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah Swt. setelah melaksanakan berbagai hal yang wajib adalah membahagiakan atas muslim yang lain.

Rsulullah Saw. juga pernah bersabda:

Membahagiakan hati sesama mukmin adalah lebih baik pahalanya daripada ibadah enam puluh tahun.

Membahagiakan hati sesama, bisa dilakukannya dengan ucapan, tindakan, perhatian, dan pemberian yang kita mampu; sekiranya hal itu pantas dan tidak memberatkan diri kita. Seperti memberi dan menerima permintaan maaf, menebar senyuman, memenuhi hajat, saling berkunjung, memahami tingkah satu sama lain, dan menutup rapat-rapat apa yang menjadi aibnya.

Tidak sedikit keutamaan yang akan diperoleh, ketika kita membahagiakan sesama. Seperti hadits yang dibawakan Ibnu Umar Ra.:

Bahwasannya ada seorang laki-laki yang mendatangi Rasulullah Saw. Kemudian Ia berkata, "Wahai Rasulullah, siapa manusia yang paling dicintai Allah Swt.?. Dan amal apa yang paling dicintai Allah Swt.?". Rasulullah Saw. menjawab, "Manusia yang paling dicintai Allah Swt. adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Sedangkan amal yang paling dicintai Allah Swt. adalah (1) kebahagiaan yang engkau berikan kepada diri seorang muslim, (2) engkau menghilangkan kesulitannya, (3) engkau melunasi hutangnya, (4) membebaskannya dari kelaparan. Dan sesungguhnya, jika aku berjalan bersama saudaraku untuk menunaikan satu hajat/keperluan, hal itu lebih aku sukai daripada aku beri'tikaf di masjid ini selama sebulan, yaitu masjid Nabawi. Dan siapa pun yang meninggalkan amarahnya, niscaya Allah Swt. akan tutup aurat (kesalahan)-nya. Siapa pun yang menahan amarahnya padahal ia mampu melakukannya, niscaya Allah Swt. akan memenuhi hatinya dengan rasa aman pada hari kiamat. Siapa pun yang berjalan bersama saudaranya untuk menunaikan satu keperluan hingga keperluan itu dapat ditunaikan baginya, niscaya Allah Swt. akan mengokohkan kakinya di atas shiraath pada hari dimana banyak kaki yang tergelincir padanya".

Selain keutamaan di atas, kita juga akan dimintakan ampunan oleh 70.000 malaikat, ketika membahagiakan sesama.

Siapa pun yang membahagiakan sesama mukmin, maka Allah Swt. menciptakan 70.000 malaikat yang akan ditugaskan memintakan ampunan baginya sampai hari kiamat sebab ia telah membahagiakan sesamanya.

Sebisa mungkin, kita harus berusaha menjadi orang yang dapat memberi manfaat kepada sesama; membahagiakan, melegakan hati, dan menghormati hak-haknya. 

Namun, jika kita tidak mampu melakukannya, maka, setidaknya kita merasa bahagia atas kebahagiaan yang mereka dapatkan. Dan jika masih tidak mampu, maka janganlah merusak kebahagiaan yang mereka dapatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun