Kesadaran akan bahaya dari serangan Social Engineering menjadi krusial dalam menjaga keamanan data pribadi, perusahaan, dan stabilitas masyarakat.Â
Upaya pencegahan, pelatihan keamanan, dan penggunaan teknologi yang lebih aman menjadi sangat penting untuk mengurangi dampak negatif dari serangan semacam ini.
Cara Kerja dan Teknik dalam Social Engineering
Basis dari pola serangan Social Engineering selalu dimulai dari interaksi komunikasi antara penyerang dan korban dalam berbagai bentuk.Â
Tipikalnya, penyerang berusaha untuk membuat korban melakukan suatu tindakan yang tidak semestinya, sehingga akhirnya korban melakukan hal yang dikehendaki oleh penyerang.Â
Dalam konteks ini, penyerang tidak perlu melakukan usaha lain seperti brute force attack atau meretas server serta jaringan terkait korban, karena pada akhirnya, korbanlah yang memberikan akses kepada penyerang.
Langkah-langkah dalam serangan Social Engineering biasanya melibatkan beberapa tahapan tertentu, dimulai dengan tahap Persiapan. Di sini, penyerang mengumpulkan sebanyak mungkin informasi mengenai target atau korban.Â
Proses ini menjadi lebih mudah apabila penyerang dan korban sudah memiliki sejenis hubungan sebelumnya, misalnya sebagai rekan kerja dalam sebuah perusahaan yang sama.
Tahap selanjutnya adalah Infiltrasi, di mana penyerang berusaha membangun hubungan yang erat dengan korban melalui berbagai cara. Tujuannya adalah untuk memperoleh kepercayaan dari korban.Â
Setelah berhasil membangun kepercayaan, penyerang memasuki tahap Exploitasi, di mana korban mulai memberikan informasi privasi yang penting kepada penyerang, mirip dengan seorang teman yang membagikan rahasia.
Setelah mendapatkan informasi yang diinginkan, penyerang kemudian melanjutkan ke tahap Melepas, dimana mereka secara tiba-tiba memutus hubungan dengan korban. Korban biasanya tidak menyadari bahwa penyerang sebenarnya bukanlah temannya, dan terlambat menyadari bahwa mereka telah termanipulasi untuk melakukan hal yang diinginkan oleh penyerang.
Proses ini bisa berlangsung dalam satu hari atau bahkan berbulan-bulan tergantung pada korban yang mudah atau sulit dipengaruhi, serta tingkat kehati-hatian mereka dalam memberikan informasi pribadi kepada orang lain.