Perselingkuhan memberikan berbagai dampak negatif terhadap korban dan juga pelaku terlepas dari perbedaan gender dan jenis perselingkuhannya. Apabila perselingkuhan sudah terjadi, proses healing seseorang pun juga tidak semudah dan sesingkat yang dibayangkan. Hal ini menjadi salah satu masalah yang sulit ditangani pada saat proses terapi.Â
Implikasi lebih lanjut, jika perselingkuhan terjadi dalam sebuah keluarga yang sudah memiliki anak, maka akan berpengaruh juga terhadap kondisi mental anak. Beberapa penelitian dalam konteks Indonesia menyebutkan bahwa perselingkuhan yang dilakukan oleh orang tua juga menjadi salah satu penyebab awal seorang anak melakukan kenakalan.Â
Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa urgensi penguatan sebuah keluarga yang dimanifestasikan melalui berbagai bentuk program atau pelatihan perlu dilakukan baik sebelum maupun sesudah pernikahan. Mengingat besarnya dampak perselingkuhan terhadap psikologis seseorang, maka mempertimbangkan akibat dari sebuah perselingkuhan merupakan sikap yang bijak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H