Mohon tunggu...
Irfan Rojaburrohman
Irfan Rojaburrohman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Saya seorang penulis yang memiliki hobi traveling

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bayi Kuning Akibat Kurang ASI, Berikut Penyebab dan Penanganannya

29 November 2024   10:04 Diperbarui: 29 November 2024   10:26 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayi Kuning Akibat Kurang ASI : Penyebab dan Penanganannya

Bayi kuning atau jaundice adalah kondisi umum pada bayi baru lahir yang ditandai dengan kulit dan mata yang menguning. Salah satu penyebab bayi kuning adalah kekurangan ASI. Meski ASI eksklusif sangat dianjurkan, namun jika asupan ASI bayi tidak mencukupi, dapat memicu peningkatan kadar bilirubin dalam darah dan menyebabkan bayi kuning.

Mengapa Kurang ASI Menyebabkan Bayi Kuning?

  • Bilirubin Tidak Terbuang: Bilirubin adalah zat kuning yang dihasilkan saat sel darah merah tua pecah. Normalnya, bilirubin akan dikeluarkan dari tubuh melalui tinja. Namun, jika bayi kurang mendapat ASI, maka proses pembuangan bilirubin akan terhambat sehingga menumpuk dalam darah dan menyebabkan bayi kuning.
  • Penyerapan Nutrisi Terganggu: ASI mengandung zat-zat yang membantu tubuh bayi memecah dan mengeluarkan bilirubin. Jika asupan ASI kurang, maka proses pemecahan bilirubin juga akan terganggu.

Gejala Bayi Kuning Akibat Kurang ASI

  • Kulit dan mata menguning: Ini adalah tanda paling umum dari bayi kuning.
  • Urin berwarna gelap: Bilirubin yang tinggi dapat menyebabkan urine bayi menjadi lebih gelap.
  • Tinja berwarna pucat: Bilirubin yang tidak terproses oleh hati akan dikeluarkan melalui tinja, sehingga tinja bayi akan terlihat lebih pucat.
  • Bayi tampak lesu: Bayi yang kurang ASI cenderung lebih sering menangis, rewel, dan sulit tidur.

Cara Mencegah dan Mengatasi Bayi Kuning Akibat Kurang ASI

  • Sering Menyusui: Usahakan untuk menyusui bayi setiap kali ia menunjukkan tanda-tanda lapar.
  • Perhatikan Posisi Menyusu: Pastikan bayi menempel dengan benar pada payudara untuk mendapatkan ASI yang cukup.
  • Perah ASI: Jika bayi kesulitan menyusui atau produksi ASI kurang, perah ASI secara teratur untuk merangsang produksi ASI.
  • Konsultasi dengan Konselor Laktasi: Konselor laktasi dapat membantu Anda mengatasi masalah menyusui dan meningkatkan produksi ASI.
  • Berikan ASI Perah: Jika produksi ASI tidak mencukupi, berikan ASI perah kepada bayi dengan menggunakan sendok atau botol.
  • Jaga Nutrisi Ibu: Ibu menyusui perlu mengonsumsi makanan bergizi dan cukup cairan untuk mendukung produksi ASI.
  • Istirahat yang Cukup: Istirahat yang cukup sangat penting untuk menjaga produksi ASI.
  • Untuk membantu meningkatkan produksi ASI, ibu bisa mencoba produk suplemen ASI. untuk pemakaian suplemen ASI harus memperhatikan kandungan dan efek sampingnya. terdapat beberapa pilihan produk suplemen asi yang memiliki kandungan herbal alami dan tanpa efek samping. salah satunya adalah herba asimor.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika bayi Anda mengalami kuning, terutama jika kuningnya semakin menyebar dan bayi tampak lesu, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan memberikan penanganan yang sesuai.

Penting untuk diingat: Bayi kuning akibat kurang ASI dapat dicegah dan diatasi dengan perawatan yang tepat. Dengan memberikan ASI yang cukup dan berkualitas, Anda dapat membantu bayi Anda tumbuh sehat dan berkembang dengan baik.

Disclaimer: Informasi ini hanya bersifat edukasi dan tidak menggantikan saran medis. Selalu konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat untuk bayi Anda.

Kata Kunci: bayi kuning, kurang ASI, menyusui, bilirubin, kesehatan bayi

Artikel ini dapat Anda bagikan di berbagai platform media sosial atau website untuk membantu para orang tua memahami lebih lanjut tentang bayi kuning akibat kurang ASI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun