Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Euro 2020, Waktunya Lorenzo Insigne Unjuk Gigi bersama Gli Azzurri

16 Juni 2021   12:57 Diperbarui: 16 Juni 2021   13:10 1782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gianluigi Donnarumma dan Lorenzo Insigne. | foto: casanapoli.net

Mempunyai tinggi badan 163 cm adalah sebuah hal lumrah bagi pesepak bola Asia, apalagi Indonesia. Namun, menjadi sebuah hal langka sekaligus menyulitkan apabila hal itu dialami pesepak bola Eropa. Itulah yang dirasakan Lorenzo Insigne, winger timnas Italia di Euro 2020 yang hanya punya tinggi badan 163 cm.

Di antara penggawa timnas Italia lainnya, Insigne adalah yang terpendek. Rasanya, jika ia berdiri bersebelahan dengan Ginaluigi Donnarumma, bagaikan melihat sosok bapak dengan anak. Insigne bertinggi badan 163 cm, sementara Donnarumma punya tinggi menjulang 196 cm, nyaris 2 meter.

Mungkin perbandingan itu terlalu kasar, tapi memang begitu kenyataannya. Sebagai pemain pendek, Lorenzo Insigne sudah sering menghadapi perundungan. Habis bagaimana, tinggi rata-rata pesepak bola Eropa sekitar 180an cm. Di Euro 2020, Insigne juga jadi pemain terpendek.

Di timnas Italia Euro 2020 sendiri, Insigne bukanlah satu-satunya pemain mungil. Ada sosok Marco Verratti yang tinggi badannya hanya lebih tinggi 2 cm dari Insigne. Bila ditarik mundur, masih ada penggawa Gli Azzurri yang lebih pendek dari Insigne. Dia adalah Sebastian Giovinco.

Giovinco punya posisi yang hampir mirip dengan Insigne. Dia juga bisa bermain di posisi sayap, tapi posisi aslinya adalah striker. Namun, karier Giovinco jauh lebih berliku. Produk akademi Juventus itu hanya punya tinggi badan 160 cm dan yang pasti, ia sangat sulit bersaing di level atas.

Sudah sejak 2015, Giovinco sudah tidak lagi berlaga di kompetisi Eropa. Dia memilih merantau ke MLS dan kini terasingkan di Liga Arab Saudi. Untuk itulah, Insigne lebih beruntung ketimbang Giovinco. Sebab, dari awal karier profesionalnya, ia bisa bertahan di Liga Italia.

Insigne adalah produk akademi Napoli. Ia merasakan debut senior bersama mantan klub Diego Maradona itu pada musim 2009/2010. Kala itu usianya baru 18 tahun. Namun, tak lama setelah merasakan debut di Serie A, Insigne langsung dipinjamkan ke klub kasta bawah.

Selama dua setengah musim, tepatnya pertengahan musim 2009/2010 hingga 2011/2012, Insigne muda terlempar ke kompetisi kasta ketiga dan kedua Italia bersama Cavese, Foggia, dan Pescara. Berkat 46 gol yang ia cetak selama masa "pengasingan" itu, Lorenzo Insigne ditarik lagi oleh Napoli di musim 2012/2013.

Gianluigi Donnarumma dan Lorenzo Insigne. | foto: casanapoli.net
Gianluigi Donnarumma dan Lorenzo Insigne. | foto: casanapoli.net

Sejak saat itu, Lorenzo Insigne jadi pemain reguler di Napoli dengan jersey bernomor punggung 24. Sebagai pemain bertubuh mungil, karier Insigne jelas tak mudah. Pasang surut sudah ia lalui bersama I Partenopei. Selama 10 musim bersama Napoli, ia berhasil mempersembahkan 2 trofi Coppa Italia dan 1 trofi Supercoppa Italiana.

Insigne beruntung, sebab Napoli memberi tempat kepadanya dan mempercayakan posisi sayap kiri kepada pemain bertinggi 163 cm itu. Kesempatan itu dijawab manis dengan perjuangan keras. Insigne dapat merasakan debut di timnas Italia pada 11 September 2012 di bawah asuhan Cesare Prandelli.

9 gol yang ia buat di musim 2013/2014 juga berhasil meyakinkan Prandelli untuk mengantarnya jadi bagian skuad Gli Azzurri di Piala Dunia 2014. Sayang, Insigne cuma tampil sekali sebagai pemain pengganti di laga kedua vs Kosta Rika.

Setali tiga uang, di era Antonio Conte, karier internasional Insigne tak semulus di Napoli. Meski mampu mencetak 13 gol di Serie A sebelum Euro 2016, ia hanya tampil 3 kali sebagai pemain pengganti di Piala Eropa Prancis.

Peruntungan Lorenzo Insigne mulai berubah sejak kepergian Marek Hamsik di tahun 2019. Sebagai pemain senior di I Partenopei, ia akhirnya diberi kepercayaan sebagai kapten tim. Ternyata, kepercayaan itulah yang jadi kunci permainan impresif Insigne di atas lapangan.

Lorenzo Insigne dengan ban kapten di lengan kirinya. | foto: Getty Images/GOAL
Lorenzo Insigne dengan ban kapten di lengan kirinya. | foto: Getty Images/GOAL

Semenjak jadi kapten, ia berhasil mencetak 32 gol dan 19 asis selama 2 musim terakhir. Itu adalah pencapaian terbaik Insigne sejak musim 2016/2017. Khusus di musim lalu saja, ia berhasil mencetak 19 gol dan 11 asis untuk Napoli.

Penampilan bagus itulah yang membuatnya mendapat kepercayaan penuh di timnas Italia. Sejak era Roberto Mancini, Insigne mulai banyak tampil di laga penting. Posisi winger kiri jadi area yang ia kuasai. Seperti di Euro 2020, Insigne akhirnya dapat kesempatan sebagai starter alias andalan Gli Azzurri.

Seperti yang terjadi di Napoli, saat Insigne diberi kepercayaan, ia dapat tampil prima. Terbukti, di laga perdana kontra Turki, Insigne jadi salah satu pencetak gol. Ia menyempurnakan kemenangan Italia menjadi 3-0. Dengan ciri khasnya, Insigne melepas sepakan pleasing dengan kaki kanannya hingga membuat kiper Turki mati kutu.

Insigne adalah winger yang cukup kencang ketika membawa bola. Seperti halnya para pemain mungil, saat menggiring, bola seolah lengket di kakinya. Kemampuan utamanya dalam mengecoh lawan yang jauh lebih tinggi menjadikannya sangat berbahaya bila dibiarkan membawa bola dalam waktu yang lama.

Salah satu ciri khas Insigne adalah pergerakannya dari sisi sayap untuk memotong ke dalam untuk kemudian melepas sepakan melengkung yang indah. Akurasi tendangannya itu yang juga membuatnya kerap dipercaya sebagai algojo bola-bola mati.

Lorenzo Insigne mencetak 1 gol saat membantu mengalahkan Turki di laga perdana Euro 2020. | foto: thestar.com
Lorenzo Insigne mencetak 1 gol saat membantu mengalahkan Turki di laga perdana Euro 2020. | foto: thestar.com
Euro 2020 bakal jadi tempat pembuktian Lorenzo Insigne. Sebuah taman bermain bagi pemain bertinggi badan 163 cm yang kini sudah berusia 30 tahun, usia dimana pesepak bola sedang matang-matangnya. Baru satu gol memang, tapi bukan sebuah kejutan bila Insigne akan menambah pundi-pundi gol atau asisnya di laga-laga berikutnya di Euro 2020.

Dengan posisi reguler sebagai winger kiri di bawah racikan Roberto Mancini, Insigne adalah salah satu senjata utama Gli Azzurri untuk mengobrak-abrik pertahanan lawan. Tak bisa dipungkiri, Euro 2020 adalah tempat untuk Lorenzo Insigne unjuk gigi.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun