Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pesepakbola Jadi Penulis, Apakah Mereka Salah Profesi?

28 Maret 2021   11:16 Diperbarui: 28 Maret 2021   22:31 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jason Garey dan novel karangannya,

Menurut saya, semua orang berhak dan berkesempatan untuk menjadi seorang penulis. Menurut saya, penulis juga merupakan pekerjaan yang seksi, sebab orang dari berbagai latar belakang pendidikan atau profesi bisa jadi seorang penulis.

Saya penasaran, apakah untuk menjadi penulis butuh syarat akademis tertentu?

Rasa penasaran tersebut menuntun saya kepada dua artikel dari mizanstore dan deeppublish. Dua penerbit kenamaan itu membagikan tips menjadi seorang penulis profesional. Takada syarat akademis, intinya hanya butuh niat, rajin membaca dan belajar, dan yang terpenting segera mulai menulis.

Mungkin hanya penulis buku paket pelajaran, sains, dan berbagai ilmu terapan yang memang harus ditulis langsung oleh ahlinya di bidang masing-masing yang wajib menyertakan gelar akademis. Dasar itu pula yang bisa jadi pemicu pesepakbola berikut ini memutuskan untuk jadi penulis, baik sebagai penulis paruh waktu atau purnawaktu.  

Tenang, Anda tidak salah baca. Memang terdengar aneh dan tak lazim. Biasanya, seorang pemain bola bila ingin menerbitkan biografinya saja pasti menyewa jasa penulis. Namun, beberapa pesepakbola dunia berikut menulis buku karyanya sendiri.

1. Theo Walcott

Theo Walcott dan buku karangannya,
Theo Walcott dan buku karangannya,
Selama ini, publik lebih mengenal Walcott sebagai seorang pemain sayap yang cepat. Namun, tak banyak yang tahu bahwa penggawa timnas Inggris yang kini berusia 32 tahun itu pernah menerbitkan buku.   

Walcott mengarang sebuah cerita anak dengan tokoh bernama TJ, seorang anak yang punya bakat sepak bola dan bercita-cita menjadi seorang penyerang andal. Ternyata ceritanya tak jauh dari sepak bola ya.

Mantan pemain Arsenal itu menerbitkan 4 buku tentang TJ, "T.J. and the Hat-Trick", "T.J. and the Penalty", "T.J. and the Winning Goal" dan "T.J. and the Cup Run". Keempat buku tersebut terbit pada tahun 2010 lalu. Setahun berselang, Walcott menerbitkan autobiografinya "Theo: Growing Up Fast".

2. Frank Lampard

Langkah Walcott terjun ke dunia sastra anak sepertinya menginspirasi rekannya di timnas Inggris, Frank Lampard. Lampard yang dikenal luas sebagai pesepakbola cerdas ini tak cuma jago menggores lapangan hijau dengan gol dan asisnya, tapi juga jago mengarang buku anak.  

Pria 42 tahun yang belum lama dipecat Chelsea itu bahkan sudah menerbitkan lebih dari selusin buku anak. Rangkaian buku anak karangan Lampard diberi judul Frankie's Magic Football. Dalam salah satu wawancara, Lampard mengatakan bahwa buku tersebut terinspirasi kisah nyata dan pengalamannya sebagai pemain Chelsea. Cocok nih buat penggemar Chelsea yang ingin mengenalkan sepak bola dan Chelsea kepada anaknya.  

Beberapa judul buku anak karangan Frank Lampard. | Foto: ebay.co.uk
Beberapa judul buku anak karangan Frank Lampard. | Foto: ebay.co.uk

3. Pepe Mel

Namanya memang cukup asing di telinga pecinta sepak bola lokal. Maklum, Pepe Mel lebih banyak menghabiskan karier kepelatihannya di klub Segunda Division, kasta kedua liga profesional di Spanyol.

Pria yang kini melatih klub Las Palmas di usianya yang ke-58 itu sudah menerbitkan 3 buah novel. El Mentiroso (Liar), El Camino al mas alla (The Road to the Afterlife), dan The Test. Mel tak main-main dalam mengarang novel. El Mentiroso karangan Mel adalah novel bergenre thriller ala Dan Brown.

El Mentiroso by Pepe Mel. | Foto: Alejandro Ruesga / elpais.com
El Mentiroso by Pepe Mel. | Foto: Alejandro Ruesga / elpais.com

"Ini (mengarang novel) membantu saya untuk rileks. Saya tidak pernah berpikir saya bisa menulis buku. Itu adalah sesuatu yang saya lakukan di waktu luang yang diizinkan oleh sepak bola saya. Satu-satunya hal yang saya minta adalah agar orang-orang senang (membacanya) seperti saat saya menulisnya." kata Pepe Mel dikutip dari eurosport.com (6/5/2015).

4. Francesco Totti

Pangeran Roma. Begitulah sosok Totti dikenal. Bagaimana tidak, pesepakbola yang sudah pensiun pada tahun 2017 lalu itu menghabiskan seluruh karier profesionalnya di klub AS Roma.

Usut punya usut, ternyata kecintaan Totti akan Roma bukan semata soal sepakbola saja. Namun, ternyata mantan direktur AS Roma itu juga sangat mencintai kota kelahiran yang sudah membesarkan namanya itu.

Buku travel guide karangan Francesco Totti. | Foto: diolah dari bola.net
Buku travel guide karangan Francesco Totti. | Foto: diolah dari bola.net
Totti menerbitkan dua buah buku panduan wisata ke kota Roma. Buku tersebut ia terbitkan pada tahun 2012 dan 2014 lalu. Buku pertama berjudul E Mo' Te Spiego Roma (Mari Bicara Tentang Roma) dan buku kedua diberi judul In Giro Per Roma Col Capitano (Mengelilingi Roma Bersama Sang Kapten). Mantan kapten Roma itu juga tampil kocak di cover kedua buku tersebut. Tujuannya sudah pasti untuk membantu promosi pariwisata kota Roma.

5. Jason Garey

Garey adalah mantan pesepakbola Amerika yang menghabiskan seluruh kariernya di liga Amerika. Dia bukan seorang pemain terkenal, kariernya sebagai pemain juga biasa-biasa saja.

Namun, bagian menarik dari kisah hidup Garey adalah saat cedera pinggul membuatnya absen membela Houston Dynamo di MLS. Harus menepi selama 6 minggu lamanya, Garey memanfaatkan waktunya itu untuk menulis novel.

Novel karya Garey berjudul Geauxing Galt yang menceritakan kisah tokoh bernama Wyatt Bourgeouis, seorang pembor minyak berprinsip kuat yang berhadapan dengan raksasa pemerintahan di Louisiana Selatan. Nama Wyatt sendiri terinspirasi dari nama anaknya sendiri. Hal tersebut ia lakukan sebagai bentuk harapan masa depan anaknya.

Jason Garey dan novel karangannya,
Jason Garey dan novel karangannya,

"Saya tidak menulis buku untuk orang lain atau menjadi penulis terkenal. Itu lebih untuk saya. Itu adalah perubahan bagi saya. Itu lebih untuk kepuasan pribadi, dari apa pun." kata Jason Garey dikutip dari mlsplayers.org (26/4/2018).

Itulah 5 contoh pesepakbola yang banting setir menjadi seorang penulis saat masih berkarier di dunia sepak bola. Kelimanya punya kesamaan, yaitu berprofesi sebagai penulis paruh waktu.

Sebetulnya, masih banyak contoh pesepakbola lain yang juga punya status sebagai penulis atau minimal pernah menerbitkan buku karangannya sendiri. Sebut saja Steve Bruce, Terry Venables, Mark Schwarzer, dan David Icke. Icke yang pensiun dini di tahun 1973 bahkan sudah beralih profesi sebagai penulis dan sudah menghasilkan lebih dari 20 buku.

Contoh-contoh di atas adalah inspirasi kita bersama yang punya keinginan untuk jadi penulis. Ya minimal bisa menerbitkan satu buku. Contohlah Jason Garey yang menulis novel saat ia cedera. Nasib justru berhasil ia manfaatkan sebagai berkah dan rezekinya di luar dunia bola.

Lalu, bagaimana cara terbaik untuk menjadi seorang penulis seperti para pesepakbola di atas?  

Dari penuturan pesepakbola di atas, hanya satu jawabannya. Mulailah menulis dari sekarang. Kasus Pepe Mel dan Fransesco Totti juga jadi bukti bahwa tak ada kata terlambat untuk memulai. Selagi masih diberi kesempatan, tidak ada salahnya untuk mencoba, tak peduli apa latar belakang profesi atau pendidikannya.

Apakah pesepakbola di atas salah profesi? Ilmunya sepak bola, tapi punya kerja sampingan sebagai penulis buku? Hmm...saya rasa mereka tidak salah profesi. Justru mereka jadi contoh bahwa siapa yang niat, berpendirian teguh, dan berani memulai bisa jadi seorang penulis di masa depan.  

Sekian. Semoga bermanfaat.

@IrfanPras

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun