Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Turki dan Upaya Kerasnya Demi Lolos ke Piala Dunia 2022

26 Maret 2021   20:04 Diperbarui: 28 Maret 2021   07:30 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan tetapi, ada satu hal yang perlu kita jadikan pelajaran. Terkadang, fanatisme itu merugikan dan hal itulah yang dialami Turki selama beberapa tahun terakhir. Suporter mereka banyak maunya, sepak bola kadang dipolitisasi, ditambah media yang menekan, dan klub lokal yang maunya dapat prestasi instan. Secara garis besar, Turki selama beberapa tahun ini terlalu nyaman di rumahnya sendiri.

Imbasnya, banyak pemain muda Turki yang memilih hengkang ke klub di luar Turki demi dapat menit bermain. Ya, selama beberapa tahun ini, Liga Super Turki tidak ramah pemain muda. Kesempatan bermainnya minim akibat klub yang merekrut pemain asing tua hanya demi gelar domestik.

Dampaknya tak selalu buruk. Kenyataannya, mereka yang keluar Turki di usia muda justru berkembang pesat di sana. Caglar Soyuncu (Leicester City), Ozan Kabak (Liverpool), Merih Demiral (Juventus), dan Enes Unal (Getafe) adalah contohnya. Mereka bahkan nyaris belum merasakan mentas di kompetisi lokal. Namun, hal itu juga yang bikin prestasi klub Turki di Eropa nyaris selalu buruk, karena pemain berbakatnya "ditendang" secara halus ke klub Eropa lain. 

Akan tetapi, budaya itu mulai memudar. Senol Gunes adalah salah satu aktor di balik itu. Dengan memberi kesempatan bermain bagi pemain lokal potensial di timnas senior, Gunes juga membukakan pintu bagi mereka untuk lebih banyak mendapatat menit bermain di klubnya.

Lalu, hasilnya adalah timnas Turki yang sukses mengalahkan Belanda dengan skor yang meyakinkan kemarin. Memakai formasi yang tak lazim, 4-1-4-1, skema tersebut nyatanya terbukti efektif meredam permainan ofensif 4-2-3-1 milik Belanda. Turki tak banyak menguasai bola, tapi serangannya efektif dan dengan formasi tersebut, pertahanan mereka jadi lebih sulit ditembus.  

Selebrasi pemain Turki dalam laga kualifikasi piala dunia versus Belanda. | Foto: Twitter @MilliTakimlar
Selebrasi pemain Turki dalam laga kualifikasi piala dunia versus Belanda. | Foto: Twitter @MilliTakimlar
Memang, timnas Turki yang sekarang tak semewah dulu saat ada Hakan Sukur, Rustu Recber, duo Altintop bersaudara, Nihat Kahveci, Tuncay Sanli, atau era saat Arda Turan main. Timnas Turki yang sekarang banyak berisi nama yang masih asing di telinga kita. Maklum, mereka masih muda, belum banyak aksi di kancah eropa, tetapi potensi mereka besar dan patut dinanti kiprahnya.

Inilah cara Turki merajut mimpinya untuk lolos ke Piala Dunia 2022. Sebuah mimpi yang kini tak sekadar dikejar, tapi direncanakan dan dieksekusi dengan matang. Jalan mereka masih panjang. Kualifikasi Piala Dunia zona Eropa baru saja dimulai.

Tantangan Turki untuk lolos juga tak mudah. Masih ada 9 laga di babak kualifikasi yang harus mereka libas. Lawan berat selain Belanda ada Norwegia dengan generasi emasnya dan Montenegro yang siap memberi kejutan.

Semoga Turki bisa memetik hasil manis di Kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022 zona Eropa. Semoga mereka juga tak mengulang kesalahan yang sama. Tampil di Euro, kemudian gagal lolos ke Piala Dunia. Semoga saja tidak.

Sekian. 

@IrfanPras

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun