Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mendukung AC Milan Meski Kusut

17 Maret 2021   19:23 Diperbarui: 17 Maret 2021   19:32 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Quote Rui Costa soal Milan. | foto: Twitter @acmilan

Ada yang membalas dengan meme, ada yang membalas dengan cacian, dan ada pula yang membalas dengan ancaman kematian. Penulis sendiri pernah diserang dan dijadikan bahan tertawaan saat memberi penilaian terhadap performa salah satu pemain. Ironis, padahal statusnya sama-sama milanisti.  

Pendukung Milan yang demikian, kita sebut saja arogan dan jumawa, adalah pihak yang membuat milanisti seperti saya tak nyaman saat bermedia sosial. Imbas terbesarnya, sebagai kompasianer, saya cukup lama tidak menulis tentang Milan. Habis gimana, ada kelompok suporter Milan yang ogah mengobati luka masa kini, maunya berpaling muka dan (kembali) menikmati romansa prestasi masa lalu.

Tak ada asap tanpa api. Netizen bola di media sosial tak akan menertawakan situasi Milan saat ini andaikan rossoneri punya pendukung yang sedikit mau menurunkan egonya. Bagaimana tidak malu, saat penampilan buruk yang berujung kekalahan tak bisa lagi disembunyikan, eh ada saja pendukung Milan yang malah (kembali) menyalahkan wasit seperti yang mereka lakukan di masa lalu. Kusut. Benar-benar kusut.

Saya pribadi menilai, kondisi buruk ini berawal dari target yang berubah di pertengahan musim. Saat mampu memimpin klasemen Serie A selama setengah musim, target diubah.  Tadinya cuma mau mengamankan spot Liga Champions saja, tetapi kala melihat adanya peluang untuk meraih scudetto, manajemen menilai bahwa kesempatan itu tak boleh lepas begitu saja.

Setelah merevisi target, bisa kita lihat sendiri kondisinya. Milan yang tadinya digdaya tampil seperti kerupuk yang disiram kuah sop. Amem alias melempem. Kalau setelah ini ada yang berkomentar di kolom komentar artikel ini dengan mengatakan peluang Milan meraih scudetto masih ada, saya cuma mau bilang, "Bullshit!".

Sebagai pendukung Milan, saya rindu melihat tim yang fokus perlaga. Fokus meraih 3 poin di tiap laganya tanpa embel-embel 'harus menang demi mengamankan peluang scudetto'. Ternyata dugaan saya dulu benar. Skuad Milan saat ini belum tahan tekanan dan kembali lagi, kondisi itu diperparah dengan kelakuan sebagian pendukungnya di media sosial.

Kalau milanisti mau mengkritisi secara lebih sehat, mereka bisa mempertanyakan metode dan menu latihan fisik Milan, kenapa banyak pemain yang menepi karena masalah otot? Kalau mau, mereka juga bisa mengkritisi keputusan manajemen terkait kontrak pemain, kenapa beberapa pemain andalan kontraknya masih belum juga diperpanjang?

Kalau mau lebih mikir lagi, milanisti bisa ikut urun rembuk terakit masalah finansial klub. Kenapa pendapatan Milan masih segitu-gitu aja? Kenapa kenaikan pendapatannya belum sebesar tim besar lainnya? Andai kata obrolan semacam ini yang menguasai diskusi tentang Milan, tentu kondisi Milan juga terimbas positif.

Ah, lagi-lagi itu hanyalah sekadar angan belaka. Realitasnya, ya beginilah AC Milan sekarang dengan keunikan pendukungnya. Meski kusut, tak ada alasan untuk berkhianat kepada Milan. Saya yakin, cepat atau lambat, awan kelabu yang menyelimuti Milan akan sirna. Cepat atau lambat, penyakit yang menggerogoti Milan bisa terobati.

Quote Rui Costa soal Milan. | foto: Twitter @acmilan
Quote Rui Costa soal Milan. | foto: Twitter @acmilan

#ForzaMilan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun