Semuanya sudah ada hitungannya. Sayangnya, manusia kerap tidak betah dengan ujian dan cobaan yang ia hadapi. Menghindar dan lari adalah cara yang dipilih. Padahal cara itu justru bikin Tuhan marah!
Maka tak ada cara lain selain menghadapi ujian dari Allah tersebut. Ujian tidak melulu berbentuk musibah, tapi bisa juga berupa rezeki atau malah sesuatu yang selama ini diidam-idamkan.
Ada yang berdoa untuk jadi orang yang terkenal, diundang ke mana-mana, dan dibayar selangit. Namun, doanya belum kunjung dikabulkan. Hingga pada satu titik dia coba menguji doanya.
"Coba deh lepas jilbab dulu, sepertinya rezekiku disitu."
"Ada larangan solat jumat kalau aku tetap mau kerja di sini. Gapapa deh, taubatnya nanti saja setelah kaya."
"Solatnya nanti saja deh, setelah toko sepi, nanggung."
Sejatinya, kodrat manusia itu diuji, bukan menguji. Sampai kiamat sekalipun, manusia tidak akan pernah bisa menguji janji dan ketetapan Allah. Sebab, Allah lah sang Maha Pencipta.
Bisa saja Allah mengabulkan doa setelah manusia melakukan kelalaian. Tetapi, itu namanya bukan rezeki, melainkan azab yang datangnya sebagai balasan perbuatan buruk manusia.
Bila merasa dalam kondisi itu, buru-burulah kembali ke jalanNya. Sebab, musibah itu datang sebagai peringatan dan Allah sangat menyukai hambaNya yang mau bertaubat.
Bisa saja Allah mengabulkan doa manusia usai dia melanggar perintahNya. Namun, bukan rezeki yang datang, tetapi istidraj. Sungguh merugi mereka-mereka yang terjebak dalam kondisi istidraj. Â Â Â