Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apa Alasan IFFHS Menobatkan Serie A Italia sebagai Liga Terbaik Dunia?

23 Januari 2021   19:08 Diperbarui: 25 Januari 2021   21:03 4374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IFFHS World's Best National League In The World 2020. | foto: iffhs.de/posts/911

Kemarin (20/1), International Federation of Football History & Statistics (IFFHS) merilis publikasi yang mencengangkan. Setelah 14 tahun, IFFHS kembali menobatkan Serie A Italia sebagai Liga Terbaik Dunia untuk tahun 2020.

Wow, sungguh hasil yang diluar dugaan. Tifosi Serie A yang mendengar kabar ini juga kompak terkejut. Di media sosial sendiri, berita tersebut malah memicu gunjingan. Ya, intinya heran, kok bisa Serie A jadi liga terbaik?

Tangkapan layar ranking liga terbaik dunia tahun 2020 dari iffhs.de/posts/911
Tangkapan layar ranking liga terbaik dunia tahun 2020 dari iffhs.de/posts/911
Sebelum membahas alasan IFFHS mendapuk Serie A Italia sebagai liga terbaik dunia, ada baiknya kita tabayyun dulu kepada IFFHS. Siapa sih mereka ini? Apa wewenang mereka dan bagaimana kredibilitas mereka?

IFFHS Tidak Bekerja di Bawah FIFA

Dilansir dari situs resminya, Federasi Sejarah dan Statistik Sepak Bola Internasional (IFFHS) didirikan pada 24 Maret 1984 di Leipzig, Jerman dan sejak 2014 lalu berkantor di kota yang sama dengan FIFA, yaitu Kota Zurich, Swiss. Lalu, apa kaitan IFFHS dengan FIFA, induk organisasi sepak bola terbesar di dunia?

IFFHS dibentuk pada 1984 oleh Dr. Alfredo Poge dengan restu langsung dari sekjen FIFA saat itu, Helmut Kaser. Setelah IFFHS resmi berbadan hukum, mereka merekrut banyak anggota dari berbagai negara dan ahli statistik serta sejarawan.

Dari awal terbentuknya, IFFHS memiliki tujuan untuk menerbitkan dokumen kronologis ilmiah sepak bola dan mencatat berbagai rekor, sejarah, dan statistik di semua bidang sepak bola. Kegiatan IFFHS ini sesuai dengan pedoman FIFA, tidak melanggar statuta, dan didukung langsung oleh FIFA.  

Akan tetapi, IFFHS dan FIFA bekerja sendiri-sendiri. Melalui situs resminya, FIFA juga menyatakan bahwa mereka tidak memiliki afiliasi dengan IFFHS. Baik FIFA dan IFFHS punya sistem ranking sendiri.

IFFHS sendiri tidak hanya mempublikasikan liga terbaik dunia. Mereka juga mempublikasikan klub terbaik tiap kontinental, klub terbaik dunia, pemain terbaik tiap benua dan dunia, hingga Starting X1 terbaik versi IFFHS.

Jujur, saya sendiri tak terlalu memahami struktur organisasi IFFHS, tapi yang pasti mereka berisi beberapa perwakilan federasi sepak bola dari berbagai negera, ahli statistik, hingga sejarawan. Inilah sebab IFFHS bisa bikin banyak publikasi.

Nah, sudah kenal dengan IFFHS kan? Kalau belum, buka saja situs resmi IFFHS. Sebab, tak mungkin saya tulis profil lengkapnya di sini, karena pembahasan utamanya bukan itu!

Apa penyebab Serie A Italia dinobatkan sebagai liga terbaik dunia oleh IFFHS?  

Banyak yang berkoar-koar bahwa Premier League alis Liga Inggris adalah liga terbaik dunia. Sebagian besar penggemar Premier League bahkan membuat bermacam opini dan argumen untuk memperkuat keyakinan mereka itu.

Yang saya tidak suka, mereka ini ngotot ketika melontarkan pendapat mereka. Parahnya, biasanya mereka hanya menonton Premier League saja dan parahnya lagi, suka menjelek-jelekkan liga lain, khusunya Serie A Italia yang dianggap membosankan.

Bagi saya sederhana saja. Apa bukti ilmiah bahwa Premier League adalah liga terbaik di dunia? Ya minimal untuk tahun 2020 saja deh. Justru, Serie A yang memberi bukti nyata sebagai liga terbaik di dunia.

Buktinya, IFFHS yang kerjanya diapresiasi dan didukung langsung oleh FIFA telah menobatkan Serie A Italia sebagai liga terbaik dunia. Jadi, mari kita fokus ke publikasi IFFHS saja. Namun sebelum itu, saya punya kabar buruk. Setelah saya telusuri, saya tidak dapat menemukan kriteria penilaian yang IFFHS gunakan dalam sistem ranking mereka.

Jadi, mari kita duga saja alasan IFFHS mendapuk Serie A Italia sebagai Liga Terbaik Dunia berdasarkan berbagai fakta dan data sepanjang tahun 2020 yang dikeluarkan berbagai analis dan penyedia statistik sepak bola. Ya, mau bagaimana lagi, IFFHS tidak merilis alasan resminya si.   

Sebelum membaca lebih lanjut, ini adalah dugaan dan asumsi dari penulis. Pembaca boleh saja punya asumsi yang lain, tapi intinya hasilnya tetap sama. Jelas ya?

1. Serie A Italia jadi liga terproduktif

Sudah jadi rahasia umum kalau Serie A kerap dicap membosankan, bahkan ada yang mengecapnya ketinggalan zaman. Semua tuduhan itu nyatanya mental lewat fakta berikut ini.

Di antara 5 liga top eropa, ternyata Serie A jadi yang terproduktif. Melansir dari catatan transfermarkt, musim lalu kontestan Serie A mampu menghasilkan total 1154 gol. Artinya, ada 3,04 gol tercipta di tiap pertandingan. Musim baru ini saja fakta tersebut masih berlanjut lho.

Penyerang tersubur Eropa di tahun 2020. | foto: Squawka
Penyerang tersubur Eropa di tahun 2020. | foto: Squawka
Fakta tersebut ternyata juga didukung oleh statistik dari Squawka. 5 pentolan Serie A masuk daftar 10 besar pencetak gol terbanyak di 5 liga top eropa. Cristiano Ronaldo (Juventus), Romelu Lukaku (Inter Milan), Ciro Immobile (Lazio), Zlatan Ibrahimovic (Milan), dan Fransesco Caputo (Sassuolo) masuk deretan penyerang tersubur Eropa di tahun 2020.

2. Performa di tahun 2020

Dinobatkannya Serie A Italia sebagai liga terbaik dunia pastinya juga dikatrol oleh pencapaian kontestannya, baik di kancah nasional maupun internasional. Dalam daftar 10 klub terbaik dunia versi IFFHS, ada 3 klub Serie A Italia di dalamnya.

10 besar klub terbaik dunia tahun 2020 versi IFFHS. | foto: Tangkapan layar dari iffhs.de/posts/910
10 besar klub terbaik dunia tahun 2020 versi IFFHS. | foto: Tangkapan layar dari iffhs.de/posts/910
Inter jadi penyumbang poin tertinggi. Selain jadi runner-up Serie A Italia, anak asuh Antonio Conte berhasil masuk final Liga Europa dan menyabet medali runner-up. Dugaan saya cukup kuat, soalnya lawan Inter di final, yaitu Sevilla juga masuk daftar tersebut.

Yang cukup menarik adalah IFFHS memasukkan AC Milan dalam daftar 10 klub terbaik dunia di tahun 2020. Jika dugaan saya benar, penilaian IFFHS berarti berdasarkan performa klub di tahun 2020, bukan semata-mata raihan trofi saja.

Milan berhasil membuat rekor di tahun 2020. Sepanjang tahun itu, Milan hanya kalah 3 kali dalam 48 pertandingan yang dijalaninya. Performa jugalah yang membuat peringkat Juventus lebih rendah ketimbang Inter.

Walaupun meraih scudetto dan lolos sampai 16 besar Liga Champions Eropa, performa Juventus di tahun 2020 terbilang menurun. Jelang akhir musim kemarin saja, Juventus nyaris di kudeta, untungnya, lawannya di Serie A lebih angin-anginan.

Selain ketiga klub tersebut, performa Napoli dan AS Roma di kancah Eropa juga sepertinya membantu penilaian Serie A. Napoli lolos hingga babak 16 besar Liga Champions, sementara Roma mencapai babak 16 besar Liga Europa.

3. Serie A kompetitif!

Juventus baru bisa mengunci scudetto di pekan ke-36, menyisakan 2 laga sisa. Juventus mengakhiri liga dengan jarak 1 poin dari Inter, 5 poin dari Atalanta dan Lazio di peringkat 3 dan 4. Walau Juventus juara lagi, tapi kini mereka butuh waktu lebih lama untuk memastikan gelar. Serie A jelas kembali kompetitif!

Di tahun 2020, salah satu kontestan Serie A juga menyita perhatian. Mereka adalah Atalanta yang bisa menembus 8 besar Liga Champions untuk pertama kalinya. Atalanta juga jadi salah satu tim yang tak terkalahkan saat lockdown dan jadi salah satu tim paling produktif di Eropa musim lalu (98 gol dalam satu musim).

Italia sudah bukan Juventus, Juventus, dan Juventus saja. Kontestan lain telah menunjukkan peningkatan performa yang signifikan dalam 2 musim terakhir. Seperti inti poin kedua, bukan semata trofi, tapi performa yang muaranya sudah pasti soal statistik, dan ukuran tersebut merupakan salah satu keahlian IFFHS.

4. Kompetisi di tengah pandemi Covid-19

Tahun 2020 adalah tahun yang spesial. Saat pandemi covid-19 melanda, kompetisi sepak bola di seluruh dunia sempat mandek, begitupun Serie A Italia. Namun, Liga Italia termasuk yang cepat dan tegas membuat keputusan.

Di 5 liga top Eropa, hanya Ligue 1 Prancis yang tidak lanjut, sementara Bundesliga, LaLiga, Premier League, dan Serie A sukses menyelesaikan musim 2019/2020. Nah, Serie A bersama Bundesliga dan LaLiga tidak terlalu banyak drama saat akan memulai kickoff-nya kembali.

Premier League sempat terjadi tarik ulur jadwal latihan dan kickoff, izin dari pemerintah juga sulit, beda dengan negara top Eropa lain. Nah, kasus positif corona di Italia sendiri juga tak sampai menunda jadwal pertandingan seperti Premier League.

Mungkin dibanding LaLiga yang memenangi gelar liga terbaik dunia tahun 2019, pengelolaan Serie A masih kalah. Namun, di tahun 2020 jelas ada peningkatan dari para pengelola Serie A. Keberhasilan menyelenggarakan kompetisi di tengah pandemi bisa jadi salah satu tolak ukur IFFHS dalam memberi nilai.   

Nah, itulah dugaan dan asumsi saya soal alasan IFFHS menobatkan Serie A sebagai Liga Terbaik Dunia di tahun 2020. Tentu hasil yang mengejutkan karena bagaimanapun pasti banyak yang mengira Premier League lebih layak.

Untuk Serie A Italia sendiri, ini adalah gelar terbaru setelah terakhir kali memperolehnya pada 2006 silam. Sebelum terjadi kasus calciopoli, Liga Italia memang selalu mendominasi penghargaan liga terbaik versi IFFHS ini.

Dari tahun 1991-2006, Serie A Italia berhasil mendominasi dengan 10 kali dipilih sebagai Liga Terbaik Dunia oleh IFFHS. Penghargaan di tahun 2020 tentu jadi angin segar bagi kompetisi Serie A Italia untuk kembali menjadi sebenar-benarnya liga terbaik dunia yang jadi tujuan pemain kelas dunia.

Ya, seperti era 90an dulu, di mana Serie A punya nilai jual paling tinggi sebagai liga. Semoga saja, penghargaan dari IFFHS ini bisa membuat slogan "Beauty of Serie A" kembali bergema di seluruh dunia dan Serie A bisa kembali berjaya!

Sekian. Forza Serie A!

BACA JUGA: Salah Kaprah Penggunaan Statistik Sepak Bola (Bagian 1)

@IrfanPras

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun