Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pencapaian Receh Tahun 2020: 58 Artikel Berlabel "Headline" di Kompasiana, Ini Rahasianya!

31 Desember 2020   17:38 Diperbarui: 31 Desember 2020   17:54 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Alejandro Escamilla on Unsplash

Tahun 2020 akan segera lepas landas. Tinggal menghitung jam saja hingga bunyi petasan menjadi pertanda pergantian tahun menuju tahun 2021.

Ada yang punya kenangan pahit, ada pula yang mencicip madu di tahun 2020 ini. Di tengah pandemi Covid-19 yang entah kapan kelarnya, wajar tiap orang punya memori dan persepsi yang berbeda-beda untuk menyikapi segala pencapaiannya di tahun ini.

Begitupun saya. Bagi saya, tahun 2020 ini pahit, sepahit rasanya pare yang ogah saya makan itu. Kalau disuruh meluapkan emosi dengan merenung, saya memilih berlari. Kalau diminta menangis biar lega, saya memilih berteriak saja.

Namun, jelang akhir tahun yang menyedihkan (bagi saya) ini, bertubi-tubi pelajaran kehidupan saya terima. Salah satunya adalah menyadari bahwa dapat bertahan hidup hingga akhir tahun 2020 merupakan sebuah pencapaian yang wajib disyukuri.

Berbagai kejadian jelang akhir tahun juga menyadarkan saya akan begitu banyaknya cinta dan kasih yang sejatinya ditujukan kepada saya. Untuk hal ini, saya sudah mencurahkannya di artikel saya sebelumnya. Sila baca disini bila tertarik.

Sementara itu, sebagai narablog, tahun 2020 tidak begitu bersahabat dengan saya. O ya, saya rutin lho tiap tahun bahkan bulan ikut lomba blog. Hanya saja, tahun 2020 begitu suram, sebab tak ada satupun hadiah lomba yang terkirim ke rekening saya.

Akan tetapi, lain ceritanya bila membicarakan pencapaian saya selama ber-kompasiana di tahun 2020 ini. Ini adalah tahun terbaik saya selama menjadi kompasianer! Serius.

Beberapa jam yang lalu, saya baru selesai mendata statistik saya selama ber-kompasiana di tahun 2020. Hasilnya, alhamdulillah. Apa yang saya capai di kompasiana membuat saya tambah bersyukur.

Usai mendata sampai mata lelah membuat saya yakin, harusnya apa yang saya capai bersama kompasiana di tahun ini juga wajib disyukuri layaknya bersyukur masih diberi kesempatan oleh Yang Maha Kuasa untuk bernapas hingga detik ini. Semoga saja, kita masih bisa menlanjutkan napas hingga tahun-tahun mendatang, aamiin.

Berbicara statistik saya di kompasiana sepanjang tahun 2020, ternyata saya berhasil menerbitkan total 146 artikel. Pencapaian tersebut sangat jauh melampaui apa yang saya capai sejak membuat akun di kompasiana pada 30 Desember 2015.

Perjalanan saya di kompasiana memang berliku. Walau sudah punya akun sejak 2015, saya baru aktif lagi Oktober 2019 lalu. Ketimbang saya jelaskan secara lengkap dan nantinya membuat artikel ini kepanjangan, saya sudah menuliskan kisah ber-kompasiana saya di artikel ini.    

Kembali ke pencapaian saya bersama kompasiana di tahun 2020, dari 146 artikel yang berhasil terbit, 141 artikelnya mendapat label pilihan dari admin. Persentasenya 97%. Wow, terima kasih saya ucapkan kepada admin yang baik hati.

Data jumlah artikel yang saya terbitkan sepanjang tahun 2020 di kompasiana. | foto: Dokumen Pribadi
Data jumlah artikel yang saya terbitkan sepanjang tahun 2020 di kompasiana. | foto: Dokumen Pribadi
Ini adalah asumsi pribadi, tapi saya rasa pencapaian tersebut dipermudah dengan status saya yang bercentang biru. Apa iya sih? Sombong lu! Tak seperti kompasianer lain yang mencatat tanggal verifikasi biru di akun mereka, saya justru lupa kapan dapat centang biru ini, hehe. Anggap saja antara bulan September-Oktober.

Nah, mendapat centang biru juga jadi pencapaian yang patut disyukuri. Ini pengalaman saya lho ya, di luar sana banyak yang pengin dapat pengakuan tersebut. Mereka tak tahu, centang biru yang dilekatkan pada akun saya itu berat. Kata kompasiana, arti "centang biru" kurang lebih begini,

Centang Biru secara khusus diberikan kepada Kompasianer yang telah memenuhi kriteria tertentu, di antaranya adalah: (a) Pakar, (b) Figur Publik, (c) Institusi Tepercaya, (d) Kompasianer yang secara konsisten menayangkan konten positif, berkualitas dan fokus pada kategori tertentu. Kami menamakan ini sebagai "Verified User"

Nah, berat tho? Saya mah bukan siapa-siapa, hanya pemuda yang lagi galau terus menumpahkan uneg-unegnya di kompasiana. Pakar bukan, figur publik apalagi. Nah, mungkin gegara fokus konten saya yang konsisten.

Semenjak 2019 lalu, saya memutuskan fokus menulis konten sepak bola, khususnya membahas AC Milan, tim yang memang saya idolai. Alasannya, kala itu konten tersebut masih sepi penulis dan pembacanya (ini masih berlaku si). Alhasil saya menilai kalau peluang viralnya terbuka lebar. Haha, sungguh naif.

Mungkin gegara itu ya, dan kebetulan tulisan yang saya terbitkan memenuhi kriteria untuk mendapat verifikasi akun (centang biru). Salah satu kriteria yang juga baru saja saya ketahui untuk mendapat centang biru selain konsisten menulis di tema yang saya, adalah 40% kontennya berlabel pilihan dan 20%-nya berlabel artikel utama.

Nah, setelah saya mendata artikel kompasiana saya selama tahun 2020 ini, memang saya lebih banyak menulis artikel bola. 101 artikel bola saya hasilnya di tahun ini.

Lalu, dari 146 artikel yang sudah terbit, 141 artikelnya mendapat label pilihan. Dari jumlah tersebut, ada 58 artikel yang mendapat predikat artikel utama alias jadi headline. Khusus untuk kategori bola, ada 43 artikel yang tembus headline. Sekali lagi, terima kasih admin!

Data artikel saya yang berlabel HL di Kompasiana selama tahun 2020. | foto: Dokumen Pribadi
Data artikel saya yang berlabel HL di Kompasiana selama tahun 2020. | foto: Dokumen Pribadi
Apa rahasianya bisa tembus 58 artikel Headline sepanjang tahun 2020?

Konsisten saja si. Saya hanya menulis apa yang saya ketahui dan mau saya ulik. Selain itu, saya ogah nulis artikel yang bisa menimbulkan kegaduhan. Konten yang bisa menimbulkan komentar negatif baik di kolom komentar artikel atau media sosial pasti saya hindari.

Tema yang bakal membuat saya menyisihkan banyak waktu untuk mengulik juga saya hindari. Oleh karenanya, artikel saya banyak yang sifatnya short-term, bukan long term. Begitu kurang lebih rahasianya.

O ya, hampir lupa. Jangan lupa share artikel Anda di media sosial! Itu rahasia dapur tulis saya. Mungkin gegara itu juga saya jadi punya asumsi begini.

Walau sudah diakui kompasiana dengan "centang biru", 58 artikel berlabel headline, 101 artikel belabel pilihan, dan dibantu share di media sosial pribadi, tetapi jumlah pembaca saya masih saja sedikit. Miris! Ironis! Sakit saudara-saudara.  

Jumlah poin juga sedikit. Mendapat tempat di konten terpupuler dan nilai tertinggi juga sangat, sangat, dan sangat jarang. Ajaib kalau tulisan pemuda receh ini tembus ke sana.

Akan tetapi, hampir tiap kali artikel saya jadi Headline, dua orang ngeselin ini selalu setia ngecengin saya di twitter dengan komentar, "HL mulu nih". Dua orang itu adalah Mas Deddy Husein Suryanto dan Mas Guru idola wali murid, Ozy V. Alandika.

Hampir tiap hari pasti komentar begitu tiap ada artikel saya yang HL. Gemes! Padahal yang dapat penghargaan dari kompasiana di acara kompasianival kemarin kan mereka berdua tho!

Asem tenan mereka berdua. Iya, Anda yang bernama Deddy Husein Suryanto dan wabil khusus Ozy V. Alandika. Sukanya merendah, tapi ada niat terselebung untuk ngece. Tak tunggu klarifikasinya lho, haha.

Sebetulnya, saya tak mau berbangga apalagi jumawa dengan pencapaian yang berjumlah 58 itu. Toh masih banyak kompasianer lain yang pencapaiannya jauh lebih banyak dari saya. Ya kan? 

Mencapai 58 artikel utama juga toh gaada artinya. Walau dapat pengakuan sebanyak itu, saya baru dapat K-Rewards 3 kali dan kalau diakumulasikan juga jumlahnya masih ratusan ribu. Dikit lah pokoknya, buat bayar kos saja masih kurang. Masih miskin kan?

Makanya, buat Anda yang pengin centang biru tidak usah ngotot-ngotot. Tidak menjamin! Artikel Anda berlabel Artikel Utama juga tak jadi jaminan Anda dikenal banyak orang. Saya sudah membuktikannya kok.   

Percaya atau tidak, jumlah follower saya juga masih sedikit. Dapat nilai dari 30 kompasianer itu sebuah keajaiban lho buat saya. Mungkin itu juga yang membuat artikel saya masih sedikit pembacanya, di samping saya yang memang berinteraksi ala kadarnya, hehe.

Pesan saya si, jangan kejar label. Kalau sejak niat, perencanaan, proses, dan eksekusi penulisannya benar, mendapat label pilihan sampai artikel utama itu perkara mudah. Gak percaya? Coba saja dulu, bung! 

Satu fakta lagi sebelum menutup atikel yang jadinya malah panjang ini, sebagian artikel saya justru lebih diapresiasi di luar kompasiana. Sebuah ironi atau kebanggan ya?

Hasil dari menulis artikel bola di kompasiana membuat saya kenal banyak fans bola di media sosial. Berkenalan bahkan bertukar nomor HP. Berkat kompasiana pula saya jadi punya kesempatan selama beberapa bulan untuk jadi kontributor di sebuah akun instagram (@SavageFootball__) yang membahas sepak bola.

Berkat beberapa ulasan saya di kompasiana, saya juga mendapat kesempatan untuk jadi salah satu bintang tamu di konten Buletin Milanello yang ditayangkan di akun YouTube resmi Milanisti Indonesia. Grogi dan bangga, karena tampil bersama salah satu presenter kenamaan di Indonesia yang mukanya sudah familiar di layar kaca. Saya mah apa atuh, hehe.

Terakhir, berkat tulisan saya tentang kaleidoskop AC Milan tahun 2020, saya kini tengah menunggu kiriman merchandise resmi dari Milanisti Indonesia karena tulisan tersebut di muat ulang di laman milanisti indonesia. Tak main-main bung, presidennya langsung yang menghubungi saya. Aih, ini sih bakal jadi hadiah akhir tahun kan.

Akan tetapi, sekali lagi saya tak mau jumawa. Pesan dari Opa Tjiptadinata di artikel terbaru menyadarkan saya. "Walau mungkin 99 dari 100 artikel kita masuk dalam kategori Artikel Utama bukan berarti kita sudah perfect", begitu kata beliau.

Akhir kata, maafkan saya yang masih jarang mampir ke konten kompasianer lainnya. Terima kasih kepada seluruh kompasianer yang sudah setia mampir dan mengapresiasi artikel saya selama ini.

Maaf juga untuk diri saya sendiri yang hanya mampu membuat pencapaian receh di tahun 2020 ini. Semoga di tahun-tahun mendatang pencapaiannya naik level dan bisa lebih dibanggakan. Bukan cuma dibanggakan oleh diri sendiri yang masih banyak kekurangan ini, tapi juga bisa dibanggakan teman, pasangan, dan tentunya keluarga dan orang tua.

Sekali lagi mohon maaf dan terima kasih kepada semua yang sudah mampir dan membaca tulisan ini. Sekian dan sampai jumpa di tahun 2021.

Ciao!

@IrfanPras

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun