Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Frank Lampard di Ambang Pemecatan

29 Desember 2020   17:13 Diperbarui: 30 Desember 2020   04:53 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tuai hasil kurang memuaskan di 5 laga terakhir, Frank Lampard terancam didepak dari kursi Manajer Chelsea. | Sumber: AFP/GLYN KIRK via Kompas.com

Pelatih Chelsea, Frank Lampard tengah berada di periode sulit dan terancam dipecat. | foto: Adam Davy / POOL / AFP via thestatesman.com
Pelatih Chelsea, Frank Lampard tengah berada di periode sulit dan terancam dipecat. | foto: Adam Davy / POOL / AFP via thestatesman.com
Makin ironis kala mengingat Chelsea yang kudu membayar mahar 53 juta euro kepada RB Leipzig untuk memboyong Werner ke Stamford Bridge. Situasi yang sama juga The Blues derita kala rekrutan termahalnya, Kai Havertz juga lebih melempem ketimbang Werner.

80 juta euro! Itulah harga yang kudu ditebus Chelsea saat membeli Kai Havertz dari Bayer Leverkusen di awal musim ini. Dari 20 penampilannya sejauh ini, Havertz baru mengemas 4 gol dan 3 asis.

Usai mencetak trigol ke gawang Barnsley di babak ketiga EFL Cup, September lalu, Kai Havertz baru mencetak gol perdananya di Premier League kala ditahan imbang Southampton (17/10). Setelah itu, penampilannya jauh dari kata memuaskan.

Mahal, tapi gagal! Itulah label yang disematkan kepada dua rekrutan baru Chelsea asal Jerman itu. Penampilan keduanya sangat tidak sesuai dengan harga yang harus dikeluarkan bos Chelsea, Roman Abramovich.

Inilah kenyataan yang membuat posisi Frank Lampard lebih rawan terdepak ketimbang Mikel Arteta atau Chris Wilder. Ada beban tersendiri kala bekerja di bawah perusahaan pimpinan Roman Abramovich.

Bayangkan saja, 247,2 juta euro sudah dikeluarkan Chelsea di bursa transfer musim panas kemarin. Dana sebanyak itu digunakan untuk mendatangkan jasa Timo Werner, Kai Havertz, Hakim Ziyech, Ben Chilwell, dan Edouard Mendy.

Hasilnya cukup memuaskan buat Chilwell, Mendy, dan Ziyech. Khusus untuk Ziyech, sejak ia absen akibat cedera awal Desember lalu, Chelsea hanya menang sekali. Kalau Chillwell, Mendy, dan Ziyech telah memberi pengaruh positif, lain ceritanya dengan peran Werner dan Havertz bagi kesuksesan taktik Lampard.

Harga yang mahal, tapi hasilnya murahan! Siapapun yang ada di posisi Roman Abramovich pasti tak senang dengan performa Werner dan Havertz. Apalagi kita tengah membicarakan the big boss, Roman Abramovich yang karismanya mirip seorang senior di sekolahan.

Pasal 1: Senior tak pernah salah. Pasal 2: Senior selalu benar. Pasal 3: Jika senior salah, lihat kembali pasal 1. Begitulah filosofi kepemimpinan seorang Roman Abramovich di tubuh klub miliknya, Chelsea.

Bila mundur ke belakang saat bursa transfer musim panas, Chelsea memang menyita perhatian. Di tengah situasi pandemi Covid-19 yang membuat pemasukan klub seret, The Blues justru belanja besar-besaran.

Tak hanya nominalnya yang besar, sejatinya, pemain yang didatangkan juga berlabel bintang. Selain itu, proses negosiasi transfer yang dilakukan Chelsea juga membuat siapapun berdecak kagum.

Ada sosok Marina Granovskaia, direktur klub yang dipercaya Roman untuk mengelola proses transfer dan kontrak kerja sama untuk Chelsea. Tanpa kecerdasan Marina dalam bernegosiasi dengan klub lain, Lampard tak mungkin dapat pemain sekelas Werner, Ziyech, maupun Havertz.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun