Seperti yang sudah disinggung di awal, pandemi virus corona membuat kompetisi sepak bola berjalan aneh. Di Spanyol, pandemi memaksa jadwal La Liga tak bisa digelar bersamaan. Beberapa tim yang lolos jauh di kompetisi eropa musim lalu harus mengakhiri musim lebih lama dari tim lain.
Mundurnya persiapan tim dan beberapa pemain yang kelelahan memaksa otoritas liga menggelar rapat untuk menentukan jadwal kompetisi. Akhirnya, tim-tim seperti Atletico Madrid, Barcelona, Getafe, Real Madrid, dan Sevilla memulai liga lebih lambat dari yang lain.
Inilah sebab utama Real Sociedad bisa memuncaki klasemen sementara La Liga di pekan ke-10. Pesaing terdekatnya, Atletico Madrid baru memainkan 8 laga, begitupun Barcelona. Sementara juara bertahan Real Madrid baru 9 laga.
Jika kompetisi berjalan normal, saya yakin, bukan Sociedad yang di puncak klasemen, tapi Atletico Madrid. Dari 8 laga, anak asuh Diego Simeone sudah mengumpulkan 20 poin, cuma beda 3 poin dari Sociedad. Kalau 2 laga sisa dimainkan dan mereka menang, otomatis posisi Sociedad turun.
Lalu, apakah Real Sociedad bisa kita masukkan ke calon juara La Liga?
Tak kenal maka tak sayang. Sebelum berhalu ria, ada baiknya sedikit mengenal Real Sociedad. Tim ini bermarkas di kota San Sebastian yang masuk dalam wilayah otonom Basque Country di utara Spanyol.
Walaupun koleksi trofi mereka sedikit, sudah sejak lama akademi Real Sociedad dikenal sebagai salah satu akademi terbaik di eropa. Selama bertahun-tahun, tim ini banyak mengandalkan lulusan akademinya untuk berprestasi hingga menghasilkan uang.
Dua yang paling kita kenal adalah Xabi Alonso yang kini melatih tim Sociedad B dan Antoine Griezmann yang bermain bagi Barcelona. Selain itu, Txiki Begiristain yang kini menjabat direktur olahraga Man. City adalah hasil didikan akademi Sociedad. Â
Memang sudah lama sejak Real Sociedad berjaya di La Liga. Euforia atas start bagus di awal musim tentu tak terbendung. Para fans tentu ingin merayakan timnya mengangkat trofi lagi, terutama trofi La Liga.