Singkat cerita, kariernya menurun drastis. Diego Maradona yang tadinya lincah dan energik berubah menjadi sosok yang gemuk, pecandu, alkoholisme dan hampir mati pada tahun 2000 akibat gagal jantung yang disebabkan konsumsi kokain-nya.
Diego Maradona pernah ngambek saat melatih Gimnasia de la Plata pada November tahun lalu. Namun, dua hari berselang ia mau kembali setelah mendapat bujuk rayu dengan syarat presiden klubnya tak boleh diganti. Walau punya rekor buruk, Maradona malah dapat perpanjang kontrak pada Juni lalu hingga akhir musim.
Akan tetapi, takdir berkata lain. Seperti yang kita ketahui, Maradona tak bisa menyelesaikan kisahnya di Gimnasia. Sebelum kembali menorehkan cerita kehidupan, ia berpulang. Kisahnya di Gimnasia adalah contoh bagaimana orang Argentina begitu setia dan cinta mati kepada Diego Maradona.
Adalah hal tabu membicarakan sisi negatif Diego Maradona kepada orang Argentina. Maradona adalah cinta mati masyarakat Argentina, mulai dari anak-anak hingga orang tua, orang biasa hingga politisi sampai presiden semuanya tak ada yang membenci Maradona.
Kalau Maradona orang Indonesia, pasti sudah banyak yang menyesalkan kehidupan pribadinya. Kaum-kaum moralis akan mengecam tindakan dan tutur kata Maradona yang kadang kelebat batas. Alasannya, ia adalah legenda sepak bola dunia yang seharusnya jadi panutan.
Akan tetapi tidak begitu dengan orang Argentina dan Naples. Sekarang lihat saja bagaimana mereka begitu sedih. Keburukan dalam diri Maradona tak membuat orang-orang melupakan jasa dan betapa baiknya Maradona kepada mereka.
"Diego adalah yang terbaik di sini, selamanya. Saya mendapatkan perempuan menjadi istri saya pada 1986 ketika Diego mencetak gol Tangan Tuhan-nya. Sejujurnya, bagi saya Diego adalah segalanya. Sebagai suporter Boca dan Argentina, ia adalah sosok terhebat. Apa yang terjadi menimbulkan kesedihan mendalam," kata Jose Luis Shokiva, warga Buenos Aires berusia 53 tahun yang ikut berkumpul di jalanan kota Buenos Aires menyusul kabar duka Maradona.
Jose Luis hanyalah salah satu contoh orang yang cinta mati kepada Maradona. Di luar sana tentu masih banyak. Salah satunya adalah Pele. Legenda Brasil dan rival Maradona itu juga merasakan kehilangan.
"Tentu, suatu hari kita akan menendang bola bersama di langit di atas," kata Pele dikuti dari Reuters via merdeka.com
Lambat laun, publik pun sudah sadar bahwa Maradona tak bisa disamakan dengan siapa pun. Sematan "The Next Maradona" pada sosok Lionel Messi yang dulu nyaring terdengar kini telah sirna. Publik paham bahwa Messi adalah Messi, dan Maradona tetaplah Maradona.