Yang paling berbahaya tentu Yusuf Yazici, rekan Hakan Calhanoglu di timnas Turki. Seharusnya dia mendapat marking maksimal. Sebelum mencetak trigol ke gawang Milan, pemain 23 tahun itu sudah lebih dulu mencetak trigol ke gawang Sparta Praha di matchday 1.
Selain dari segi pemain, Lille juga punya kemiripan dengan Milan, yaitu sedang dalam tren bagus dengan catatan 11 laga tak terkalahkan sejak awal musim 2020/2021. Di Ligue 1, Lille sedang duduk di posisi kedua di bawah PSG dengan poin 19, hasil dari 5 kemenangan, 4 kali imbang tanpa mencatat kekalahan.
Atas dasar itulah, harusnya Milan harusnya menurunkan pemain terbaiknya untuk menghadapi Lille yang harusnya pula Milan perhitungkan lebih sebagai saingan terberatnya di grup ini.
2. Respon terlambat Pioli
Milan beruntung dilatih Pioli. Pioli bukanlah pelatih berkepala batu macam Conte atau Sarri yang akan bertahan dengan pilihan pertamanya. Terlihat di awal babak kedua, Pioli mulai menyadari bahwa dia salah memasang pemain hingga membuat timnya tertinggal 0-1.
Dua pemain diganti Pioli, yaitu Castillejo dan Krunic yang digantikan Leao dan Hakan. Namun, justru Lille yang semakin menjauh dengan 2 gol Yazici dalam waktu 3 menit saja. Tidak mengejutkan, sebab Pioli justru tidak melakukan perubahan di lini tengah Milan yang kalah total.
Usai tertinggal 3 gol, Pioli baru mengganti gelandang bertahannya. Tonali keluar diganti Bennacer. Bennacer memang perlu masuk untuk meredam serangan Lille yang selalu diakhiri di sisi tengah. Namun, semua sudah terlambat.
"Saya tidak mendengar apa yang dia katakan, tapi saya pikir dia tidak puas dengan penampilannya sendiri dan juga tim. Kami adalah grup muda, kami akan mencoba untuk tumbuh dengan belajar dari kekalahan ini," tutur Pioli kepada Sky usai laga.
Yang pasti, penulis menilai bahwa taktik situational play Pioli gagal diterapkan. Taktik yang berubah-ubah merespon situasi lawan dan jalannya pertandingan itu nyatanya terlambat diterapkan. Respon Pioli lambat.
Terbukti, usai masuknya Bennacer, lini tengah Milan bisa bersaing dengan lini tengah Lille yang dikomandoi Renato Sanches dan Xeka. Lini bertahan Milan juga semakin aman, sementara itu beberapa peluang juga tercipta, tapi sayangnya penyelesaian akhir Milan malam itu sangatlah buruk.
3. Milan memang kalah telak dari Lille
Pada intinya, Milan memang kalah telak dengan Lille. Permainan Milan benar-benar mampu diredam oleh para pemain Lille dengan baik. Christophe Galtier telah merencanakan taktiknya dengan tepat dan mampu diterapkan dengan jitu.