Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menanti Kiprah 4 Debutan di Liga Champions 2020/2021

2 Oktober 2020   19:19 Diperbarui: 2 Oktober 2020   19:27 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Undian babak grup Liga Champions 2020/2021 telah usai. Seperti biasa, selalu ada kejutan dari hasil undian tersebut, terutama kembali bersuanya Ronaldo vs Messi. Namun, penulis lebih tertarik kepada kiprah 4 debutan di Liga Champions musim ini.

Bertemunya Juventus dan Barcelona di Grup G Liga Champions musim ini langsung menjadi bahan perbincangan panas para penikmat bola. Akhirnya, harapan para fans untuk kembali menyaksikan duel Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi akan terwujud.

Mengutip dari laman uefa.com, Ronaldo dan Messi sudah bertemu 35 kali di level klub dan timnas. Khusus di ajang Liga Champions, keduanya sudah bertemu 5 kali dengan Messi unggul 2 kemenangan dari Ronaldo yang baru menang sekali dari timnya Messi.

Akan tetapi, sekali lagi, fokus bahasan ini bukanlah duel Robot vs Alien ini, tetapi kontestan yang akan menjalani debut di babak grup Liga Champions musim ini.

Hasil undian babak grup Liga Champions 2020/2021. | foto: twitter @ChampionsLeague
Hasil undian babak grup Liga Champions 2020/2021. | foto: twitter @ChampionsLeague
Bila melihat hasil undian, Grup G di mana Juve dan Barca bersua terbilang jomplang. Keduanya layak diprediksi bakal lolos mudah, berbeda dengan hasil undian di Grup H yang berisi kontestan dengan kualitas cukup berimbang.

1. Istanbul Basaksehir, Juara baru Liga Turki yang terjebak di grup sulit

Grup H akan mempertemukan MU, PSG, Leipzig, dan tim debutan asal Turki, Istanbul Basaksehir. Fokus di grup ini adalah laga balas dendam. PSG punya dendam dengan MU, sementara Leipzig punya dendam terhadap PSG yang mengalahkan mereka di semifinal Liga Champions 2020.

Banyak yang mengesampingkan Istanbul Basaksehir. Padahal bila dibanding MU yang nirgelar musim lalu, status Istanbul Basaksehir adalah juara Liga Super Turki musim lalu. Bahkan, banyak yang menyebut tim asal kota Istanbul ini bakal jadi lumbung gol bagi kontestan lainnya.

Tim yang bermarkas di Fatih Terim Stadium ini lolos untuk pertama kalinya ke fase grup Liga Champions setelah gagal 2 kali di babak kualifikasi. Musim lalu, mereka berlaga di Liga Europa dan berhasil tembus hingga babak 16 besar.

Anak asuh Okan Buruk bukanlah tim yang layak disepelekan. Sejak dibeli pemilik baru yang diduga dari orang partai penguasa Turki pada 2014, tim ini berganti nama dari Istanbul Buyuksehir Belediyesi (Istanbul BB) menjadi Istanbul Basaksehir Futbol Kulubu dan mengalami peningkatan prestasi yang signifikan.

Selama 6 musim terakhir, mereka tak pernah keluar dari 4 besar Liga Super Turki. Ini tak lepas dari beberapa nama bintang yang mereka datangkan, terutama mantan pemain Premier League.

Musim ini saja, ada 4 mantan pemain Premier League yang membela Istanbul Basaksehir. Mereka adalah Rafael (ex MU), Nacer Chadli (ex Tottenham), Martin Skrtel (ex Liverpool), dan Demba Ba (ex Chelsea). Menarik, sebab hasil undiannya otomatis membuat Rafael akan kembali ke MU, klub yang membesarkan namanya.     

2 pemain baru Istanbul Basaksehir musim ini, Rafael (kiri) dan Nacer Chadli (kanan). | foto: AA Photos via dailysabah.com
2 pemain baru Istanbul Basaksehir musim ini, Rafael (kiri) dan Nacer Chadli (kanan). | foto: AA Photos via dailysabah.com
Sayangnya, walau punya kebanggaan sebagai juara Turki, Istanbul Basaksehir terjebak di grup sulit yang berisi tim-tim yang punya pengalaman melaju minimal hingga babak semifinal Liga Champions.

Penulis tidak mengada-ada. Pasalnya, dari 3 laga Liga Super Turki yang sudah digelar, juara bertahan ini masih 0 poin alias selalu kalah. Start yang buruk untuk menyambut debut di Liga Champions.

2. Stade Rennais (Rennes), sebuah pembuktian peringkat 3 Ligue 1 musim lalu

Rennes bisa dibilang beruntung bisa lolos ke babak grup Liga Champions 2020/2021. Dibilang beruntung, sebab ketika Ligue 1 dihentikan dengan alasan pandemi Covid-19 di Prancis, Rennes tengah bertengger di posisi ketiga dan berhak mendapat 1 tiket otomatis.

Dibanding dua wakil Prancis lainnya di Liga Champions musim ini (PSG dan Marseille), mungkin Rennes adalah yang paling lemah dan paling kecil peluang lolosnya dari babak grup. Klub berjuluk Les Rouge et Noir -The Red and Black- ini tergabung di Grup E bersama mantan juara Liga Europa, Sevilla dan Chelsea.

Namun, di awal musim ini, klub yang bermarkas di Roazhon Park itu membuktikan keraguan banyak pihak dengan start yang menawan. Saat ini, anak asuh Julien Stephan sedang memimpin klasemen Ligue 1 setelah memetik 4 kemenangan, 1 hasil imbang, dan belum menelan kekalahan.

Rennes juga jadi tim paling produktif dengan 12 gol dan striker barunya, Serhou Guirassy sudah menorehkan 3 gol sejauh ini. Bisa dibilang bahwa Rennes sadar diri dan bergerak cepat di bursa transfer 2020. Uang hasil lolos babak grup dan hasil penjualan Edouard Mendy ke Chelsea dimanfaatkan untuk mendatangkan beberapa nama baru.

Andalan Rennes di Liga Champions musim ini, Guirassy dan Camavinga (tengah). | foto: Getty Images via Goal.com
Andalan Rennes di Liga Champions musim ini, Guirassy dan Camavinga (tengah). | foto: Getty Images via Goal.com
Selain Guirassy, manajemen klub juga mendatangkan kiper baru, yaitu Alfred Gomis yang merupakan kiper timnas Senegal. Selain Gomis, Rennes juga merekrut mantan penyerang Lyon, Martin Terrier dan semua nama-nama baru tersebut dipadukan dengan wonderkid Eduardo Camavinga dan pemain senior timnas Prancis, Steven Nzonzi.

Menurut hemat penulis, Rennes bisa saja jadi kejutan di Liga Champions musim ini. Tahukah Anda, bahwa ini adalah kali pertama Les Rouge et Noir lolos ke Liga Champions. Sebelum ini, juara Coupe de France 2019 itu bahkan belum pernah mencicipi laga kualifikasi ataupun play-off Liga Champions. Menarik bukan?

3. Krasnodar, Banteng Muda dari Russia

Selain Rennes, di Grup G ada debutan lain, yaitu FC Krasnodar. Klub berjuluk Byki -The Bulls- ini masih berusia sangat muda, yaitu 12 tahun dan dimiliki oleh seorang billionaire setempat, Sergey Galitsky.

Walau disokong dana besar dari Magnit, perusahaan retail milik sang pemilik, namun Krasnodar punya visi yang berbeda dibanding 2 klub kaya Russia lainnya di Liga Champions musim ini, yaitu Zenit dan Lokomotiv Moscow.  

Sergey Galitsky memilih fokus pada pengembangan sarana dan prasarana klub terutama akademi klub Krasnodar. Saat ini, Krasnodar memiliki jaringan sekolah sepak bola usia muda yang tersebar di 20 kota di dua wilayah Rusia -Krasnodar Krai dan Adygea.

Galitsky punya visi agar timnya diisi oleh sebagian besar pemain hasil didikan akademinya. Tim utama Byki juga dilatih oleh pelatih muda yang merupakan orang asli Krasnodar, yaitu Murad Musayev yang masih berusia 36 tahun.

Walau begitu, sejak 2014, Krasnodar tak pernah keluar dari 5 besar klasemen Liga Primer Rusia alias selalu mengakhiri kompetisi di zona Eropa. Skuat Byki juga tak bisa diremehkan.

Marcus Berg, striker andalan Krasnodar asal Swedia. | foto: Andrei Shramko/TASS
Marcus Berg, striker andalan Krasnodar asal Swedia. | foto: Andrei Shramko/TASS
Selain berisi beberapa nama pemain hasil akademi, Banteng muda Rusia ini diperkuat tiga penggawa timnas Swedia, yaitu Marcus Berg (FW), Viktor Claesson (LW), dan Kristoffer Olsson (CM). Selain nama tersebut, Krasnodar masih punya gelandang timnas Belanda, Tonny Vilhena dan mantan penggawa timnas Prancis, Remy Cabella.

Dengan perpaduan pemain akademi dan pemain berpengalaman semacam Marcus Berg, setidaknya Krasnodar bisa diharapkan tampil baik. Minimal tidak sekadar mampir.

4. FC Midtjylland, serigala merah dari semenanjung Jutlandia

Inilah tim debutan paling menarik versi penulis. Midtjylland lolos ke babak grup setelah melewati babak kualfikasi dan mengalahkan Slavia Praha di babak play-off.

Juara Superliga Denmark itu akhirnya lolos untuk pertama kalinya ke babak grup Liga Champions. Sebelum ini, prestasi terbaik mereka di kancah eropa hanyalah mencapai babak 32 besar Liga Europa 2016.

Klub yang kini dimiliki Matthew Benham yang juga merupakan pemilik Brentford itu terkenal sebagai klub Denmark pertama yang mendirikan akademinya sendiri. Sejak punya akademi pemain sendiri pada 2004, Ulvene -The Wolves- sudah menghasilkan banyak pemain bintang yang selain berjasa kepada prestasi juga berjasa pada keuangan klub.

Benham, sang pemilik adalah pengusaha yang terkenal menggunakan model matematika untuk memprediksi hasil sepak bola dan percaya metode tersebut juga dapat memberikan keunggulan di bursa transfer dan di lapangan hijau.

Sejak dimiliki Benham, serigala dari semenanjung Jutlandia ini sudah memenangi Danish Superliga 3 kali dan Danish Cup sekali. Terbaru, mereka bakal tergabung di grup D Liga Champions 2020/2021 bersama Atalanta, Liverpool, dan Ajax.

Seperti nasib Istanbul Basaksehir, Midtjylland juga disepelekan. Baik Atalanta, Liverpool, dan Ajax adalah kesebelasan yang terkenal akan permainan menyerangnya. Banyak pihak yang memprediksi kalau ketiga tim ini tidak akan tampil bertahan dan bakal menjadikan Midtjylland lumbung gol.

Secara statistik, tim asuhan Brian Priske memang bukan tim yang bermain menyerang. Justru kebalikannya, mereka adalah tim yang sangat kuat dalam bertahan. Musim lalu di liga, Ulvene menyandang status sebagai tim yang kebobolan paling sedikit, yaitu 14 gol dari 26 laga.

Inilah bagian menariknya, bagaimana upaya dan taktik serigala merah dari semenanjung Jutlandia untuk mengatasi serangan Atalanta, Liverpool, dan Ajax? Karena ini penampilan pertama mereka di Liga Champions, rasanya tidak baik berharap terlalu tinggi.

Akan tetapi, juara Denmark ini punya kebanggan dan tentunya mental bertahan ala serigala merah.

Skuat FC Midtjylland. | foto: visitherning.com
Skuat FC Midtjylland. | foto: visitherning.com
Itulah profil singkat 4 tim debutan yang bakal mentas di babak grup Liga Champions 2020/2021. Selain kiprah keempat debutan dan pertemuan Ronaldo dan Messi, Liga Champions musim ini juga dijamin bakal menyajikan duel seru seperti musim-musim sebelumnya.

Untuk diketahui, undian babak grup Liga Champions musim ini telah usai digelar pada 1 Oktober malam di markas UEFA di Nyon, Swiss. Ada hal berbeda selain hasil undian yang mempertemukan Ronaldo dan Messi, yaitu klub asal Ukraina dan Rusia tidak akan satu grup dengan alasan situasi keamanan politik.

Adapun kick off babak grup akan dimulai pada 21 dan 22 Oktober dan diselenggarakan selama 6 pekan hingga 10 Desember 2020. Final Liga Champions musim ini akan digelar di Stadion Ataturk, Istanbul, Turki pada 29 Mei tahun depan.

Nah, apakah Istanbul Basaksehir sebagai satu-satunya wakil Turki yang kebetulan tim asal Istanbul itu bisa mencapai babak final dengan menyandang status tim debutan? Atau ada debutan lain seperti Midjtylland, Krasnodar, dan Rennes yang mampu membuat kejutan?

Sungguh menarik Liga Champions musim ini.

Sekian.

@irfanpras

.

Referensi: [1], [2], [3], [4]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun