Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sempurna! Bagai Trik Sulap, Hansi Flick Bawa Bayern Munich Raih Treble Winners

24 Agustus 2020   11:47 Diperbarui: 24 Agustus 2020   11:52 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengutip kata yang selalu terucap oleh Demian Aditya di akhir aksi sulapnya, Sempurna! Begitulah akhir perjalanan magis Bayern Munich musim ini yang ditutup dengan trofi Liga Champions keenamnya.

Dinihari tadi WIB, Bayern Munich sukses memenangkan laga final Liga Champions 2020 kontra PSG. Laga yang dihelat di Estadio Da Luz, Lisbon, Portugal itu dimenangkan Die Roten atas Les Parisiens dengan skor tipis 1-0.

Gol tunggal Kingsley Coman di menit ke-59 menjadi pembeda di laga tersebut. Coman melesatkan gol sundulan kepala setelah menerima umpan membelah lautan dari Joshua Kimmich. Gol dari mantan pemain PSG itu tak mampu dibalas Neymar cs hingga wasit meniup peluit akhir di menit ke-90+5'.

Bayern Munich pun berpesta seusai laga, sementara PSG tertunduk lesu mendapati perjuangannya di Liga Champions berakhir tanpa trofi. Beruntung, tak ada penonton yang hadir, bila ada mungkin PSG akan makin kesakitan.

Siapa bikin kesalahan, dia yang kalah

Laga final Liga Champions ini merupakan laga final ideal. Baik Bayern dan PSG merupakan tim paling produktif di Liga Champions 2020. Keduanya juga punya ambisi menyapu bersih trofi yang bisa mereka raih di musim ini.

PSG tengah mengincar quadruple setelah lebih dulu mendapat trofi Ligue 1, Coupe de France, dan Coupe de la Ligue. Sementara Bayern mengincar treble winners keduanya setelah musim 2012/2013. Bayern yang sudah memenangi semua gelar domestik (Bundesliga dan DFB-Pokal) akan mengakhiri musim dengan sempurna bila mendapat trofi Liga Champions.

Seperti yang diprediksi, kedua pelatih tidak banyak melakukan pergantian dalam Starting XI-nya, cukup berisiko bila melakukannya. Thomas Tuchel masih megandalkan formasi 4-3-3 dengan trio Neymar-Mbappe-Di Maria. Begitu pula dengan Hansi Flick, Ia mempertahankan formasi andalan 4-2-3-1, bedanya posisi sayap kiri yang biasa diisi Perisic diisi oleh Coman.

Seperti yang diprediksi juga, laga dua tim bertipe menyerang ini berlangsung seru dan terjadi jual beli serangan. Bayern tetap memperagakan possesion based football, tebukti dengan penguasaan bola mereka yang mencapai 63%. Sementara PSG lebih mengandalkan serangan balik. Sebuah strategi yang sebetulnya tepat untuk menghadapi Bayern yang super menyerang dengan banyak pemain.

Formasi Bayern sering berubah dari 4-2-3-1 menjadi 3-2-3-2 ketika build-up serangan. Sementara Tuchel menginstruksikan anak asuhnya mengubah formasi 4-3-3 menjadi 4-4-2 dengan Mbappe yang turun ke lini tengah menyisakan Neymar dan Di Maria di depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun