Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dengan Performa "Ala Kadarnya", Bayern Munich Taklukkan Blok Pertahanan Lyon

21 Agustus 2020   06:17 Diperbarui: 21 Agustus 2020   07:15 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
desain dibuat oleh kompasiana.com/irfanpras, diolah dari youtube @Feel My Style

Final ideal akhirnya bakal tercipta di Liga Champions 2020. Dinihari (20/8) kemarin, tak ada kejutan berarti dalam kemenangan 3-0 Bayern Munich atas Olympique Lyonnais di babak semifinal. Bayern sudah ditunggu PSG yang sudah lolos duluan ke partai final kemarin.

Seperti prediksinya, Bayern yang lebih dijagokan mampu mengandaskan perlawanan wakil Prancis itu. Bagaimana tidak, sekadar mengingatkan kembali kalau Bayern-lah yang memulangkan Barcelona ke Spanyol di babak perempat final dengan skor akhir 8-2 yang akhirnya membuat pelatih mereka Quique Setien dipecat pekan ini.

Atas dasar performa itulah, wajar Bayern lebih dijagokan apalagi lawannya di babak semifinal "hanyalah" Lyon. Lyon dianggap beruntung bisa lolos ke babak semifinal. Lyon lolos karena Manchester City, lawan mereka di perempat final malah bikin banyak kesalahan yang membuat Lyon secara mengejutkan lolos ke semifinal.

Akan tetapi, seorang fans dan penikmat sepak bola yang cerdas paham bahwa pertemuan Bayern dan Lyon sudah ditakdirkan. Lyon lolos bukan karena performa jelek lawannya, tetapi karena kecerdikan mereka "menjebak" lawannya.

Sekadar mengingatkan lagi, bila kompasiner dan pembaca sekalian masih meremehkan Lyon, mungkin Anda perlu membaca analisis organisasi permainan Lyon di artikel saya sebelumnya, "Ada Andil Jersey "Penjara" dalam Kemenangan Lyon Atas Manchester City".

Rudi Garcia dan anak asuhnya telah lulus S3 soal formasi 3 bek. Lyon punya organisasi pertahanan berupa blok pertahanan kompak (compact block) yang membuat lawan frustasi untuk menembusnya. Itulah yang membuat, laga Lyon vs Bayern ditunggu-tunggu walau sudah diprediksi Bayern bisa menang.

Pertanyaannya hanya satu. Bagaimana Bayern dan Hansi Flick membongkar blok pertahanan Lyon? Padahal, Bayern sendiri bermain menyerang dan punya garis pertahanan cukup tinggi seperti City. Hmm.. daripada bingung, berikut analisis taktikal yang coba saya sajikan dari cuplikan laga Lyon vs Bayern.

Transisi cepat Bayern dari sisi sayap membongkar blok pertahanan Lyon

Bayern di bawah asuhan Hansi Flick bermain sangat menyerang, tapi juga punya formasi yang berubah-ubah menyesuaikan skema ketika menyerang dan bertahan. Ketika membangun serangan, FC Hollywood bisa hanya menyisakan 2 bek saja.

Duet Boateng-Alaba sering ditinggal maju Davies dan Kimmich yang mengisi sisi sayap. Kondisi ini membuat Thiago agak turun ke posisi belakang membantu pertahanan sekaligus membangun serangan dari belakang. Namun, apabila gagal, formasi ini akan kena jebakan blok pertahanan Lyon seperti gambar berikut.

desain dibuat oleh kompasiana.com/irfanpras, diolah dari youtube @Feel My Style
desain dibuat oleh kompasiana.com/irfanpras, diolah dari youtube @Feel My Style
Bisa dilihat di gambar atas, 2 bek Bayern yang tersisa akan sangat kewalahan menghadapi counter-attack Lyon yang mengandalkan direct pass ketika mereka berhasil merebut penguasaan bola. Dengan kecepatan Depay atau Ekambi, Lyon punya kesempatan mencetak gol.

Sayangnya, walau Lyon berhasil mengeksploitasi kelemahan ini, 4 percobaan tendangan ke gawang Neuer semuanya off target alias melenceng dari gawang. Hmm... beruntung banget ya Bayern.

Akan tetapi, taktik Hansi Flick juga punya kelebihan. Bayern akan punya banyak opsi ketika menyerang. Dengan 2-3 pemain tertinggal di belakang, formasi Bayern dari 4-2-3-1 akan berotasi membentuk formasi 3-1-3-3 atau 3-2-5 yang membuatnya punya keuntungan lebih di sisi sayap.

Ingat, Bayern punya deretan pemain sayap dengan skill individu apik sekaligus cepat. Inilah yang dimanfaatkan Hansi Flick untuk membongkar blok pertahanan Lyon. Bayern mengkombinasikan keuntungan kualitas pemain ini dengan transisi cepat ketika menyerang di 1/3 akhir.

desain dibuat oleh kompasiana.com/irfanpras, diolah dari youtube @Feel My Style
desain dibuat oleh kompasiana.com/irfanpras, diolah dari youtube @Feel My Style
desain dibuat oleh kompasiana.com/irfanpras, diolah dari youtube @Feel My Style
desain dibuat oleh kompasiana.com/irfanpras, diolah dari youtube @Feel My Style
Dua gol Bayern di babak pertama menjadi buktinya. Dua gol tersebut berawal dari serangan yang dibangun di sisi sayap (kiri dan kanan) FC Hollywood. Kredit tersendiri untuk gol pertama Gnabry lewat kecerdikan dan eksekusi mematikannya.

Gol kedua juga jadi bukti bahwa formasi Bayern yang berubah ketika melakukan serangan memberi keuntungan mereka. Yaitu punya banyak pemain yang menumpuk di depan gawang lawan. Ini akan memudahkan pemain Bayern mendapat bola rebound, dan seperti itulah gol kedua mereka.

desain dibuat oleh kompasiana.com/irfanpras, diolah dari youtube @Soon Highlights
desain dibuat oleh kompasiana.com/irfanpras, diolah dari youtube @Soon Highlights
Oiya, gol kedua Bayern juga berawal dari skema high pressing Bayern kepada pemain bertahan Lyon. Di bawah asuhan Hansi Flick, selain pandai bermain menyerang dengan perubahan formasi, Bayern juga menerapkan high pressing kepada bek lawan untuk sesegera mungkin mendapat bola.

Inilah yang membuat Bayern menang penguasaan bola dan mampu menciptakan lebih banyak peluang. Akan tetapi, hal berbeda nampak di babak kedua dimana Lyon lebih berani keluar menyerang.

Statistik membuktikan, walau penguasaan bola masih dipegang Bayern (karena Lyon memang lebih sering menunggu dan menjebak), Lyon mampu menciptakan peluang lebih banyak. Di babak kedua, Bayern dibuat repot bahkan sampai mengalami kebuntuan hingga menit 70-an.

Sekali lagi, penyelesaian akhir pemain Lyon jadi PR besar. 5 tembakan ke gawang dengan 3 on target semuanya gagal menembus gawang Bayern. Termasuk peluang one-on-one Ekambi yang apesnya masih membentur kaki Neuer yang sejatinya bermain seperti biasa, nothing special. Bila peluang itu dieksekusi Mbappe/Neymar, mungkin lain ceritanya ya.

Di situasi seperti inilah kita disuguhi kejelian Hansi Flick. Dia melakukan pergantian pemain dengan memasukkan Coutinho, Pavard, Tolisso menggantikan Gnabry, Goretzka, dan Thiago. Pergantian ini juga mengubah posisi Kimmich dari bek sayap menjadi gelandang tengah berduet dengan Tolisso.

Bayern yang sering menemui kebuntuan karena ngototnya Lyon mencari gol berhasil membuat beberapa peluang yang tercipta berkat kreativitas Coutinho men-delay permainan dan mengacak blok pertahanan Lyon dengan skill-nya. Bergesernya Kimmich ke posisi tengah berduet dengan Tolisso juga membuat Bayern mampu memenangi duel lini tengah menjelang akhir babak kedua. Hanya tinggal menunggu waktu bagi mereka mencetak gol ketiga.

Benar saja, di menit ke-88, Robert Lewandowski mencetak gol ketiga Bayern dan gol ke-15nya di Liga Champions 2020. Lewandowski berhasil menyundul eksekusi freekick Kimmich dari pinggir lapangan. Bayern kembali memperlihatkan keahlian mereka dalam situasi crossing.

Bayern di musim ini memang ahli dalam membuat umpan-umpan crossing untuk membuat gol. Seperti di artikel saya sebelumnya, "10 Gol dalam 1 Leg, Barcelona Vs Bayern Bayern Buktikan Liga Champions 2020 Masih Penuh Kejutan!", Bayern juga memperlihatkan hal yang sama.

Jika berkaca dari analisis ini, Bayern sejatinya bermain "ala kadarnya". Mereka hanya bermain seperti biasa. Lha wong Hansi Flick dan Bayern Munich memang punya 1001 taktik untuk membongkar pertahanan lawan. Kekayaan taktik ini juga didukung skuat yang berkualitas.

Maka dari itu, saya menyebutnya sebagai performa "ala kadarnya" Bayern Munich. Mau bilang impresif saya justru Respect kepada perjuangan Lyon yang mampu sedikit meredam eksplosivitas pemain Bayern sembari mampu membuat beberapa peluang bagus juga.

Respect Lyon! Dan Final Ideal di Lisbon

Skor 3-0 pun mengakhiri laga di Estadio Jose Alvalaze, Bayern menang telak 3-0 atas Lyon. Respect untuk Rudi Garcia dan anak asuhnya di Lyon yang mampu meredam dan mencegah Bayern mencetak banyak gol. Barcelona saja sampai dibobol 8 gol.

Jika saja Lyon punya striker tajam atau minimal penyelesaian yang bagus di depan gawang lawan, mereka bisa saja menembus gawang Neuer. Sayangnya Lyon tak punya, pengalaman dan mental bertanding jadi bukti perbedaan yang membuat Les Gones kandas dari FC Hollywood.

Lihat saja, seusai laga tepatnya di bangku cadangan, Hansi Flick terlihat berbincang dengan beberapa pemain Bayern. Tak terlihat raut suka cita yang berlebihan. Sesuasi laga, pemain Bayern juga tak berselebrasi berlebihan dan tetap memberi selamat kepada Lyon yang sudah berjuang sampai babak semifinal.

Situasi bangku cadangan Bayern setelah laga. | foto: REUTERS
Situasi bangku cadangan Bayern setelah laga. | foto: REUTERS
Disinilah kita melihat mental juara dari Bayern Munich-nya Hansi Flick. Seolah ada rasa tak puas atau tepatnya belum lega bila belum juara. Ya, sah-sah saja lha wong mereka memang sangat digdaya di Liga Champions musim ini.

Bayern mencetak rekor dengan membuat 42 gol di Liga Champions 2020, terbanyak sepanjang sejarah kompetisi. Sangat pas di laga final Lisbon nanti mereka ketemu PSG yang sudah mencetak 25 gol di Liga Champions 2020.

Sebuah final yang ideal yang bakal mempertemukan juara Liga Jerman dan Liga Prancis. Menjadi ideal juga sebab PSG punya duet Neymar-Mbappe sementara Bayern Munich punya Lewandowski-Gnabry.

Selamat atas kemenangannya Bayern dan Respect untuk Lyon.

bagan UCL. | foto: kompasiana.com/irfanpras
bagan UCL. | foto: kompasiana.com/irfanpras
Sekian.

@irfanpras

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun