Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Gracias Claudio! Usai Pastikan Werder Bremen Bertahan di Bundesliga, Claudio Pizarro Resmi Pensiun

10 Juli 2020   11:26 Diperbarui: 10 Juli 2020   11:28 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Bremen mengangkat Pizarro ke udara seusai laga play-offs melawan Heidenheim. | foto: nordphoto via werder.de

Werder Bremen akhirnya memastikan bertahan di Bundesliga. Kepastian itu didapat setelah pada leg kedua promotion-relegation play-offs, Selasa (7/7) dini hari WIB, Werder Bremen bermain imbang melawan tuan rumah Heidenheim, 2-2. Bremen memastikan bertahan di Bundesliga berkat keunggulan agresivitas gol tandang.

Sebelumnya, mantan juara Bundesliga 2004 itu terancam degradasi ke kasta kedua setelah hanya menempati peringkat ke-16 klasemen Bundesliga. Untungnya, posisi 16 tidak langsung terdegradasi tapi akan menjalani laga play-offs melawan peringkat ke-3 2.Bundesliga 2019/2020 yaitu FC Heidenheim.

Sayangnya, kesempatan leg pertama di kandang sendiri tak dimanfaatkan Bremen. Mereka ditahan imbang 0-0 oleh Heidenheim yang tengah mencoba untuk promosi ke Bundesliga untuk pertama kalinya sepanjang sejarah klub. Namun, pada akhirnya usaha Heidenheim digagalkan Bremen yang berusaha menjaga rekor bertahan di Bundesliga sejak 1981.

Pada leg kedua yang digelar di kandang Heidenheim, Voith Arena, Bremen bermain lebih baik. Laga baru berjalan 3 menit mereka sudah memimpin lewat gol bunuh diri bek Heidenheim, Norman Theuerkauf.

Setelah gol itu, Heidenheim berbalik menguasai pertandingan. Namun mereka baru berhasil menyamakan kedudukan di menit ke-85 lewat gol Tim Kleindienst. Heidenheim hanya butuh satu gol lagi untuk promosi ke Bundesliga musim depan.

Menariknya, drama justru terjadi di masa injury time. Menit ke-4 masa injury time, Bremen justru kembali unggul memanfaatkan kelengahan Heidenheim yang hampir semua pemainnya sedang berada di pertahanan Bremen. Ludwig Augustinsson dengan mudah membobol gawang tuan rumah dan membawa Bremen unggul 2-1.

Tapi drama belum usai. 4 menit berselang, tuan rumah mendapat hadiah penalti. Tim Kleindienst yang jadi algojo kembali berhasil menyamakan kedudukan, namun sayangnya waktu sudah habis. Setelah gol itu wasit meniup peluit dan Bremen pun berpesta setelah berhasil memastikan bertahan di Bundesliga.

Dengan demikian, Fortuna Dusseldorf dan Paderborn yang resmi terdegradasi. Sementara dari kasta kedua, Arminia Bielefeld dan Vfb Stuttgart yang akan promosi.

Claudio Pizarro resmi pensiun usai bawa Werder Bremen bertahan di Bundesliga

Seusai laga, pemain, pelatih, dan official Bremen langsung tumpah ruah ke lapangan merayakan berhasilan mereka. Bremen bersuka cita setelah sukses menjaga rekor bertahan di Bundesliga sejak 1981.

Ada suka, ada duka. Begitulah situasi Bremen. Walaupun tak jadi terdegradasi, Bremen juga harus melepas salah satu legenda klub mereka yang resmi gantung sepatu selepas laga tersebut. Adalah Claudio Pizarro, striker dan legenda Bremen yang resmi pensiun di usianya yang ke-41 tahun.

Setelah mengakhiri laga, para pemain Bremen dengan kompak mengangkat Pizarro ke udara untuk menghormati legenda mereka. Sayangnya, pelatih Bremen, Florian Kohfeldt tak memainkan Pizarro di laga terakhirnya.

"Saya sempat menemuinya usai laga dan minta maaf karena tidak menurunkannya di laga terakhirnya. Dia mengatakan tidak masalah, baginya hal yang sangat penting adalah Werder Bremen tidak degradasi. Bagi saya, dan bagi suporter, dia adalah pemain yang sangat penting. Kami semua menghormati atas apa yang telah dia lakukan untuk klub ini. Terima kasih Claudio," tutur Kohfeldt sesuai laga, dikutip dari artikel wartakota.tribunnews.com (8/7)

Bagi Pizarro sendiri, dirinya sedikit kecewa tak bermain di laga terakhirnya. Tapi baginya kepentingan tim lebih utama dan yang terpenting dirinya bisa terlibat dan menyaksikan secara langung keberhasilan timnya bertahan di Bundesliga.

Pernyataan Pizarro soal dirinya yang tak bermain di laga terakhirnya kepada Bundesliga.com | foto: twitter @Bundesliga_EN
Pernyataan Pizarro soal dirinya yang tak bermain di laga terakhirnya kepada Bundesliga.com | foto: twitter @Bundesliga_EN
Pria 41 tahun asal Peru itu tak Cuma legenda bagi Bremen saja, namun juga Bundesliga. Sejak berkarier profesional dari tahun 1996, Pizarro sudah menyebrang ke eropa di usianya yang ke-20 tahun. Di tahun 1999, Pizarro direkrut Werder Bremen dari Alianza Lima.

Sejak saat itu, dirinya terhitung bermain di kompetisi Bundesliga selama 20 tahun atau 4 dekade (90an, 2000an, 2010an, 2020an). Sempat menyebrang ke Chelsea semusim (2007-2008), selama 20 tahun dirinya berpetualang di klub-klub Bundesliga; Werder Bremen, Bayern Munich, dan FC Koln.

17 trofi sudah pernah Pizarro rasakan selama berkarier di Bundesliga. 16 trofi ketika membela Bayern selama 2 periode dan 1 trofi dengan Bremen selama 4 periode. Ya, "Pizarrinha" adalah pemain yang membuat mantan klubnya sulit move on dengan bolak-balik merekrutnya.

Pizarro membela Munich selama 2 periode. Periode pertama dirinya berkostum Munich terjadi selama 6 musim, dari tahun 2001 hingga 2007. Ia mencatat 256 penampilan dan total mencetak 100 gol pada periode tersebut. Masing-masing 3 trofi Bundesliga dan DFB-Pokal berhasil ia persembahkan dan ia juga sempat menjadi topskor Munich di DFB-Pokal 2004/2005.

Periode keduanya bersama Munich terjadi pada tahun 2012 hingga 2015. 3 musim membela Munich di periode keduanya, Pizarro mencatat 71 penampilan dan mencetak 25 gol. Di periode ini ia berhasil merasakan trofi Liga Champions ketika membawa Bayern Munich juara di musim 2012/2013.

Walau terbilang sukses bersama Munich, namun Pizarro lebih lama mengabdi untuk Bremen yang bolak-balik merekrutnya selama 4 kali. Selama 4 periode membela Bremen (1999-2001, 2008-2012, 2015-2017, dan 2018-2020), Pizarro punya catatan yang luar biasa. Membela Bremen di 320 laga dan mencetak 152 gol.

Sayangnya selama 4 kali kesempatan membela Bremen, Pizarro hanya mempersembahkan 1 trofi, yaitu DFB-Pokal 2008/2009. Tapi disinilah ia mencatat berbagai rekor. 152 gol bagi Bremen di semua kompetisi dan 109 gol di Bundesliga membuat ia menjadi topskor Bremen sepanjang sejarah klub.

Ketika membela Bremen di periode ketiganya, tepatnya pada musim 2015/2016 dirinya menjadi pemain tertua yang membuat hat-trick di Bundesliga. 2 Maret 2016 Pizarro membuat hat-trick ke gawang Leverkusen ketika ia berusia 37 tahun, 151 hari.

Dan di musim 2018/2019 ketika membela Bremen di periode keempatnya, Pizarro kembali mencatatkan dirinya di buku rekor Bundesliga. Ia menjadi pencetak gol tertua di Bundesliga setelah mencetak gol ke gawang Dortmund pada 4 Mei 2019 ketika berusia 40 tahun 227 hari.

Pertanyaanya sekarang, legenda klub apakah mantan pemain timnas Peru itu? Namun dari semua catatan penampilan, trofi, gol, dan rekornya, yang jelas Caludio Pizarro adalah seorang legenda untuk Bundesliga Jerman.

Maka tak heran jika tak cuma Werder Bremen dan Bayern Munich yang mengucapkan selamat tinggal kepada Pizarro yang memutuskan pensiun. Tetapi juga Bundesliga yang mengucapkan selamat tinggal sekaligus beterima kasih serta melepas kepergian Pizarro.

"Pizarrinha" sudah tampil di 490 laga Bundesliga. Catatan itu membuat ia menjadi pemain asing dengan catatan penampilan terbanyak kedua di Bundesliga. Selama 490 laga itu, ia berhasil mencetak 197 gol dan mengangkat trofi Bundesliga 6 kali.

Semua sepakat bila Pizarro adalah seorang legenda bagi klubnya dan juga legenda bagi Bundesliga. Selain dikenal punya mentalitas juara dan jiwa kepemimpinan, Pizarro juga dikenal sebagai striker yang punya finishing bagus.

Mantan pelatihnya di Munich, Pep Guardiola bahkan menyanjung Pizarro atas kualitasnya itu. Pep berkata bahwa Pizarro mirip dengan Karim Benzema dan menganggap Pizarro sebagai pribadi yang luar biasa.

"Saya ingin sekali bertemu dengannya ketika dia berusia 24, 25 atau 26 tahun. Dia adalah salah satu yang terbaik yang pernah saya lihat. Mungkin 41 adalah usia yang tepat untuk pensiun dan saya berharap dia terus bertahan sebagai manajer karena sepak bola pantas mendapat orang seperti Claudio.", testimoni Pep Guardiola tentang Claudio Pizarro pada bulan Juni lalu, dikutip dari news24.com

#GraciasClaudio

#GraciasClaudio | foto: twitter @werderbremen_en
#GraciasClaudio | foto: twitter @werderbremen_en

Pada akhirnya, kenangan terakhir Pizarro adalah memastikan klub yang membawanya ke eropa tetap bertahan di kasta tertinggi sepak bola Jerman, Bundesliga. Walau tak bermain di laga terakhirnya, tetapi pemain yang murah senyum ini merasa bahagia dan menganggap keberhasilannya membawa Bremen bertahan di Bundesliga sebagai kado terindah untuk pensiunnya.

Perpisahan Pizarro dengan Bremen dan Bundesliga memang tak lengkap karena ketidakhadiran fans di stadion. Pizarro layak mendapat apresiasi perpisahan yang megah, namun karena pandemi covid-19, semuanya hanya bisa mendoakannya dari luar lapangan hijau.  

Selamat untuk Werder Bremen. Dan selamat pensiun Claudio Pizarro. 

GRACIAS LEYENDA!
GRACIAS CLAUDIO!

Sekian.

@IrfanPras

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun