Dan di musim 2018/2019 ketika membela Bremen di periode keempatnya, Pizarro kembali mencatatkan dirinya di buku rekor Bundesliga. Ia menjadi pencetak gol tertua di Bundesliga setelah mencetak gol ke gawang Dortmund pada 4 Mei 2019 ketika berusia 40 tahun 227 hari.
Pertanyaanya sekarang, legenda klub apakah mantan pemain timnas Peru itu? Namun dari semua catatan penampilan, trofi, gol, dan rekornya, yang jelas Caludio Pizarro adalah seorang legenda untuk Bundesliga Jerman.
Maka tak heran jika tak cuma Werder Bremen dan Bayern Munich yang mengucapkan selamat tinggal kepada Pizarro yang memutuskan pensiun. Tetapi juga Bundesliga yang mengucapkan selamat tinggal sekaligus beterima kasih serta melepas kepergian Pizarro.
"Pizarrinha" sudah tampil di 490 laga Bundesliga. Catatan itu membuat ia menjadi pemain asing dengan catatan penampilan terbanyak kedua di Bundesliga. Selama 490 laga itu, ia berhasil mencetak 197 gol dan mengangkat trofi Bundesliga 6 kali.
Semua sepakat bila Pizarro adalah seorang legenda bagi klubnya dan juga legenda bagi Bundesliga. Selain dikenal punya mentalitas juara dan jiwa kepemimpinan, Pizarro juga dikenal sebagai striker yang punya finishing bagus.
Mantan pelatihnya di Munich, Pep Guardiola bahkan menyanjung Pizarro atas kualitasnya itu. Pep berkata bahwa Pizarro mirip dengan Karim Benzema dan menganggap Pizarro sebagai pribadi yang luar biasa.
"Saya ingin sekali bertemu dengannya ketika dia berusia 24, 25 atau 26 tahun. Dia adalah salah satu yang terbaik yang pernah saya lihat. Mungkin 41 adalah usia yang tepat untuk pensiun dan saya berharap dia terus bertahan sebagai manajer karena sepak bola pantas mendapat orang seperti Claudio.", testimoni Pep Guardiola tentang Claudio Pizarro pada bulan Juni lalu, dikutip dari news24.com
Pada akhirnya, kenangan terakhir Pizarro adalah memastikan klub yang membawanya ke eropa tetap bertahan di kasta tertinggi sepak bola Jerman, Bundesliga. Walau tak bermain di laga terakhirnya, tetapi pemain yang murah senyum ini merasa bahagia dan menganggap keberhasilannya membawa Bremen bertahan di Bundesliga sebagai kado terindah untuk pensiunnya.
Perpisahan Pizarro dengan Bremen dan Bundesliga memang tak lengkap karena ketidakhadiran fans di stadion. Pizarro layak mendapat apresiasi perpisahan yang megah, namun karena pandemi covid-19, semuanya hanya bisa mendoakannya dari luar lapangan hijau. Â