Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Baru Dimulai Lagi, Premier League Sudah Kembali Sajikan Drama dan Kontroversi

18 Juni 2020   12:50 Diperbarui: 18 Juni 2020   12:43 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Layar besar dipadang di stadion demi menyiasati kehadiran penonton. | foto: twitter @brfootball

Layar besar dipadang di stadion demi menyiasati kehadiran penonton. | foto: twitter @brfootball
Layar besar dipadang di stadion demi menyiasati kehadiran penonton. | foto: twitter @brfootball

Memang sudah pasti hal semacam itu tak dapat terhindarkan mengingat pandemi belum usai dan protokol kesehatan ketat harus diterapkan. Seluruh pihak yang ada di lapangan juga diminta menjaga jarak alias menerapkan physical distancing.

Selebrasi seusai mencetak gol pun diminta menjaga kontak dan jarak. Pemain, pelatih, dan official yang hadir pun tak bersalaman dengan tangan melainkan dengan siku dan memakai masker. Ini merupakan sebuah "new normal" di sepak bola selama masa pandemi.

Beberapa peraturan juga terlihat diubah selama jalannya pertandingan. Kalau biasanya pergantian pemain hanya 3 pemain, maka di masa "new normal" ini Premier League menambah jumlah pergantian pemain hingga 5 pemain.

Jumlah pemain cadangan juga ditambah. Ada 9 pemain cadangan yang disiapkan. Namun Premier League tak sampai se-ekstrem Bundesliga yang sampai menjaga jarak kursi pemain cadangan hingga 1-2 meter.

Selain itu, di menit ke-75, para pemain terlihat beristirahat sejenak di pinggir lapangan atau istilah kerennya water break. Kedua hal itu diaplikasikan demi menjaga kesehatan para pemain di lapangan mengingat mereka juga sudah vakum 100 hari lamanya.

Namun sayangnya, walau sudah dihimbau untuk menerapkan protokol kesehatan, terlihat beberapa orang masih tidak disiplin. Pep Guardiola misalnya, ia masih sering terlihat memegang bagian mukanya. Mikel Arteta, pelatih Arsenal yang sempat terkena virus corona terlihat lebih berhati-hati. Seusai laga ia tidak bersalaman atau tos dengan pemain dan pelatih memakai tangan melainkan dengan sikunya.

Sementara di lapangan, setelah pemain City mencetak gol beberapa pemain masih terlihat tos atau bersalaman bahkan saling peluk. Memang sepak bola adalah olahraga kontak fisik, dan menerapkan protokol ketat secara disiplin di lapangan tentu sangat sulit.

Hasil Pertandingan Semalam

Laga tuan rumah Man. City melawan Arsenal sendiri akhirnya dimenangi tuan rumah dengan skor telak 3-0. Duel yang mempertemukan guru dan murid yaitu Pep dan Arteta akhirnya dimenangi sang guru. Arteta sendiri sebelum jadi pelatih kepala Arsenal merupakan asisten Pep di City.

The Citizen unggul terlebih dahulu di akhir babak pertama lewat Raheem Sterling. Lalu, babak kedua baru berjalan 6 menit, anak asuhan Pep Guardiola menggandakan keunggulan lewat eksekusi penalti Kevin de Bruyne.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun