Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Gara-gara Corona, Membaca Buku Self-Improvement Jadi Hobi Baruku

17 Mei 2020   14:51 Diperbarui: 17 Mei 2020   14:50 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Christin Hume on Unsplash

Selama stay-at-home akibat corona, tiba-tiba minta baca yang hilang karena rutinitas normal menjadi tumbuh lagi. Stok buku yang terbengkalai kembali dilirik seolah merasa ada nasihat yang ingin disampaikan si buku. Akhirnya membaca buku menjadi sebuah hobi lama yang diperbarui.

Kenapa diperbarui? Bagi saya, ditengah pandemi covid-19 ini banyak sekali info selentingan, share WAGrup, berita, konten youtube, hingga podcast yang terus-terusan membahas update corona dan langkah tanggap pemerintah yang sayangnya membuat kesehatan mental jadi terganggu. Karena terus diserbu informasi yang kadang buat cemas hingga emosi, pilihan buku self-improvement dan motivasi pun jadi pilihan bacaan.

Tadinya novel dan kumpulan cerpen jadi bagian dari hobi baca buku di masa lalu. Tapi demi menjaga kesehatan mental dan menjaga ketajaman otak agar tetap positif, buku self-improvement dan motivasi jadi pilihan. Maka dari itu saya sebut membaca buku di masa pandemi ini merupakan bentuk hobi lama yang diperbarui.

Hingga 17 Mei 2020 atau tepat di hari ke-24 di bulan ramadan, saya telah membaca 4 buku self-improvement/motivasi. Menurut saya 4 buku pilihan ini tepat dibaca di masa pagebluk seperti sekarang ini.

1. Filosofi Teras

Filosofi Teras | foto: dokpri
Filosofi Teras | foto: dokpri
Yang pertama adalah buku karya Henry Manampiring, Filosofi Teras. Filosofi Teras atau stoisisme adalah filsafat Yunani-Romawi kuno yang lahir lebih dari 2000 tahun lalu. Tenang saja, walaupun judulnya filosofi tapi isinya tak sekaku itu kok. Om Piring mengajak pembacanya sama-sama memahami bahwa filosofi teras mengajari kita untuk mengatasi emosi negatif sekaligus menghasilkan mental tangguh. Walau filsafatnya telah berusia tua, tapi ternyata masih sangat relevan hingga sekarang.

Salah satu quotes yang saya suka dari buku adalah,

"Penyebab kekhawatiran sering kali adalah karena adanya pendapat, opini yang irasional (contoh,"Dunia harus adil!")"

hal 116

Om Piring berbagi pengalaman pribadinya yang divonis "Major Depressive Disorder" oleh psikiater di buku ini. Lewat karya Filosofi Teras-nya, ia berbagi cara menerapkan filosofi stoa dalam kehidupan sehari-hari yang telah membantunya menjadi pribadi yang lebih tenang, damai, dan mampu mengendalikan emosi negatif. Sederhananya, menjadi seorang bermental tangguh di situasi apapun.

2. Loving the Wounded Soul

Loving the Wounded Soul | foto: dokpri
Loving the Wounded Soul | foto: dokpri
Gara-gara membaca buku Filosofi Teras saya jadi tertarik isu kesehatan mental di Indonesia. Pengalaman Om Piring yang divonis "Major Depressive Disorder" mengantarkan saya untuk membaca buku yang membahas tentang depresi.

Keingintahuan itu akhirnya tersalurkan kepada buku karya Regis Machdy, Loving the Wounded Soul. Lewat buku ini saya jadi paham apa itu depresi, serta alasan dan tujuan depresi hadir di dalam hidup.

Regis yang juga merupakan co-founder pijarpsikologi.org sejatinya juga menceritakan pengalaman hidupnya untuk sembuh dari depresi. Di buku ini juga dijelaskan apa itu kesehatan mental, faktor yang menyebabkan orang depresi hingga dampaknya pada tubuh dan hidupnya.

Lewat buku ini saya jadi paham bahwa setiap orang bisa terkena gangguan kesehatan mental. Saya jadi tercerahkan bahwa isu kesehatan mental itu nyata dan tidak seharusnya "mental illness" menjadi gurauan.

3. Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat

Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat | foto: dokpri
Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat | foto: dokpri

Sebenarnya buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat karya Mark Manson adalah buku impian sejak tahun lalu. Namun karena rezeki baru datang di tahun 2020 akhirnya baru baca di tahun ini deh.

Intinya, buku ini mengajak kita untuk paham akan batasan-batasan diri dan menerimanya sebagai sumber kekuatan. Mark mengajak para pembacanya untuk menghadapi kenyataan-kenyataan hidup yang dihadapinya walau itu sangat menyakitkan. Menurutnya, dengan cara itulah keberanian dan kepercayaan diri yang selama ini dicari akan ketemu.

Bodo Amat yang ditekankan Mark sendiri bermaksud agar kita sebagai pembaca paham bahwa ada hal-hal penting yang tidak perlu dipersoalkan. Masa bodoh dengan segala rintangan dalam mencapai sesuatu, temukan prioritas, lalu pertegas prioritas itu.

4. Obat Malas Dosis Tinggi

Obat Malas Dosis Tinggi | foto: dokpri
Obat Malas Dosis Tinggi | foto: dokpri

Obat Malas Dosis Tinggi adalah buku karya Muhammad Nur yang menggunakan nama pena Khalifa Bisma Sanjaya. Buku ini saya beli di akhir tahun 2019. Di sebuah toko buku besar di kota Solo, Obat Malas Dosis Tinggi ini masuk ke dalam rak buku motivasi islam.

Buku ini selain saya anggap sebagai motivasi tapi juga pengingat. Pengingat agar tak melakukan hal sia-sia dalam hidup alias malas. Tips-tips mengatasi berbagai rasa malas ini dibahas dalam 50 bab.

"Bahagia atau sengsara, ruh kita besok ditentukan oleh hari ini apa saja yang kita kerjakan? Iya, hari ini adalah hari yang paling penting dalam kehidupan kita."

hal 340

Penulis banyak memberi tips melalui pendekatan Islam. Banyak ayat Alquran dan hadist yang menjadi rujukan dan nasihat yang dituliskan di buku ini. Yang bikin saya nyaman, penulis juga memberi contoh nyata dalam setiap pembahasannya sehingga tips yang diberikan sangat relevan dengan kehidupan sekarang.

Itulah 4 buku yang tiba-tiba saya tarik lagi dari rak dan saya baca kembali. 3 buku di awal yaitu Filososfi Teras, Loving the Wounded Soul, dan Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat saya baca sebagai senjata untuk menangkal pikiran dan emosi negatif selama masa pandemi yang penuh ketidakpastian ini.

Sementara buku Obat Malas Dosis Tinggi saya manfaatkan sebagai pengingat agar selalu menjaga produktivitas selama masa stay-at-home ini. Sejauh ini saya sangat terbantu. Sudah hampir 10 minggu saya stay-at-home dengan nyaris sebulan pertama saya mengalami stress.

Lewat hobi membaca buku yang saya perbarui inilah saya bisa melewati masa serba tidak pasti selama pandemi ini. "Buku adalah jendela ilmu", bagi saya nyata benarnya. Walau di internet kita bisa dapat berbagai ilmu pengetahuan dengan hanya satu klik tapi bagi saya buku fisik tetap yang paling nyaman.

Lewat buku bacaan saya itu tadi, kini saya sudah bisa mulai berdamai dengan situasi. Mulai terbuka dengan setiap realita dan menerima setiap kenyataan apapun. Mulai kembali merintis produktivitas yang terpukul karena corona sembari memahami potensi diri agar siap menyambut "new normal".

Selamat mencari hobi baru di tengah pandemi. Selamat Hari Buku Nasional (Harbuknas), 17 Mei 2020. Kalau sudah baca buku, jangan lupa baca dan pahami Alquran juga ya, hehe.

"Siapapun yang terhibur dengan buku-buku, kebahagiaan tak akan sirna dari dirinya."

-Ali bin Abi Thalib-



Sekian. Salam hangat @IrfanPras

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun