Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Hanya Terpeleset dan Haters yang Bisa Gagalkan Liverpool Juara Liga Inggris

7 Mei 2020   16:09 Diperbarui: 10 Mei 2020   04:40 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh jorono dari Pixabay

Liverpool hanya berjarak dua kemenangan saja dari mengakhiri puasa gelar Liga Inggris selama 30 tahun. 

Sebelum liga dihentikan Liverpool tengah memimpin klasmen, unggul 25 poin dari peringkat 2, Manchester City dan unggul 37 poin dari peringkat 5, Manchester United. Liverpool pun jelas tengah diambang juara liga.

Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) kini tengah menggodok rencana kelanjutan Liga Inggris musim 2019/2020 yang terhenti sejak pandemi covid-19. 

Sebelumnya, FA sebenarnya berniat menghentikan liga mengingat kondisi Inggris yang masih darurat kesehatan. Namun, klub-klub peserta Premier League (Liga Inggris) sepakat untuk kembali melanjutkan kompetisi hingga akhir.

"Dalam hasil rapat dengan seluruh pemangku kepentingan Premier League, seluruh klub membicarakan beberapa opsi melanjutkan musim 2019/2020 ketika kondisi memang sudah aman dan diizinkan," ujar pernyataan resmi liga di lamannya yang dikutip dari dailymail. 

Jika liga dihentikan begitu saja tanpa penobatan juara secara layak, maka Liverpool lah yang bakal kecewa. Liverpool sudah menunggu hingga 30 tahun lamanya untuk kembali jadi juara liga yang terakhir mereka dapat di musim 1989/1990. 

Dengan lamanya waktu tunggu untuk kembali juara, tentu para pendukung The Reds telah menanti momen ini, sayangnya akibat lockdown dan kondisi darurat kesehatan, Liverpool terancam merayakan gelar dengan kondisi sepi.

Tetapi, pelatih Liverpool Jurgen Klopp mengaku rela jika liga tak dilanjutkan. Dalam wawancaranya dengan Sky Sports, Klopp tak mau gegabah dengan kembali menggelar latihan walaupun ada wacana kelanjutan liga. Ia berpendapat bahwa kesehatan adalah prioritas di masa sekarang.

"Kami tahu apa yang kami mau dan hal utama yang kami inginkan adalah semua orang selamat dan sehat. Saat ini memang memungkinkan untuk bisa latihan lagi, kami akan melakukannya. Kami harus menunggu pemerintah soal itu (melanjutkan liga). Kami tidak dapat memaksa dan tidak akan memaksa karena kami tidak bisa. Tidak ada yang bisa dilakukan.", kata Klopp kepada Sky Sports pada Rabu (22/4/2020).

Walau kini Liverpool dan seluruh peserta Premier League telah setuju melanjutkan liga, tapi mereka harus menunggu izin pemerintah setempat yang baru saja memperpanjang masa lockdown.

Jika kita menganalisa performa Liverpool sepanjang musim ini hingga matchday 29, jelas Liverpool layak juara dan memang harus dinobatkan sebagai juara. Dari 29 pertandingan, Liverpool menang 27 kali, imbang 1 kali, dan hanya kalah sekali. 

Selisih gol Liverpool juga yang terbaik, mereka menjadi tim kedua setelah Man. City soal urusan membobol gawang lawan dengan catatan 66 gol. Sementara pertahanan Liverpool menjadi yang terbaik musim ini dengan hanya kemasukan 21 gol dari 29 laga.

Trio Firmansah - Firmino, Mane, Salah produktif dengan catatan total 38 gol dan 20 assist bagi Liverpool musim ini. | sumber foto: AFP/OLI SCARFF via KOMPAS
Trio Firmansah - Firmino, Mane, Salah produktif dengan catatan total 38 gol dan 20 assist bagi Liverpool musim ini. | sumber foto: AFP/OLI SCARFF via KOMPAS
Kiper Liverpool, Alisson juga telah mencatat 10 cleansheet sejauh ini. Mohamed Salah juga sedang produktif dengan catatan 16 gol, menempati posisi ketiga dibawah Vardy (19) dan Aubameyang (17). Musim ini berbagai rekor juga telah Liverpool torehkan.

Per 9 Maret 2020, Liverpool telah memecahkan rekor Liga Inggris dengan 22 kemenangan beruntun di kandang. Rekor ini juga mengalahkan rekor 18 kemenangan beruntun yang Liverpool raih di musim 1972.  

Liverpool juga hampir memecahkan longest unbeaten run in premier league yang dipegang oleh Arsenal dengan 49 laga tanpa kekalahan. Sejak 21 Januari 2019, Liverpool sudah menjalani laga tanpa kekalahan di liga sebanyak 44 kali sebelum dikalahkan Watford 3-0 pada 29 Februari lalu.

Dengan catatan gemilang itu, maka Liverpool memang pantas, layak, dan harusnya segera dinobatkan sebagai juara. Tetapi saya yakin, pihak Liverpool dan fans ingin juara secara layak dan adil dengan menyelesaikan liga.

Bisa dipahami demikian mengingat kondisi psikologis Liverpool yang telah puasa gelar liga selama 30 tahun dan selama beberapa tahun mereka hanya nyaris juara sebelum terpeleset di pekan-pekan terakhir liga.

Seperti pada era Brendan Rodgers musim 2013/2014 lalu. Kala itu kesempatan The Reds untuk memenangi liga kandas setelah Steven Gerrard terpeleset di laga melawan Chelsea yang membuat Liverpool akhirnya menyerah 0-2.

Sayangnya poin Liverpool dan Man. City sama saat itu dan City unggul selisih gol. Dengan dua laga sisa, Luis Suarez dkk. malah membuang keunggulan 0-3 ketika melawan Crystal Palace di matchday 37. Di sisi lain City terus menang dan Liverpool harus rela mengakhiri liga di posisi kedua.  

Lalu tentu yang masih diingat adalah kegagalan Liverpool musim lalu yang hanya kalah 1 poin saja dari Man. City. Di musim 2018/2019 itu Liverpool malah tampil inkonsisten selepas winter transfer.

Pasukan Jurgen Klopp membuang banyak poin kala meraih banyak hasil imbang. Kendati di 9 laga terakhir terus menang, poin yang Liverpool kumpulkan tak mampu menyalip perolehan poin Man. City.

Akan tetapi, apakah musim ini Liverpool akan kembali terpeleset? Mari kita analisa dari 9 lawan Liverpool di 9 pekan terakhir liga apabila liga diizinkan berlanjut.

Urutannya begini, pertama The Reds akan langsung menghadapi Derby Merseyside melawan Everton. Lalu akan menghadapi Crystal Palace dan secara berturut-turut, pasukan Jurgen Klopp akan menjalani 7 laga sisa melawan Man. City, Aston Villa, Brighton, Burnley, Arsenal, Chelsea, dan Newcastle.

Kalau melihat daftar lawan The Reds, maka Everton, Man. City, Arsenal, dan Chelsea memungkinkan untuk jadi batu sandungan. City, Arsenal, dan Chelsea sudah jelas, mereka sama-sama tim besar yang selalu bisa menyajikan laga sengit, hasil pertandingan pun selalu sulit ditebak. 

Lalu kenapa Everton? Ini bukan soal laga derby, tapi kembali bertanding setelah vakum berbulan-bulan tentu bakal sulit. Hingga artikel ini terbit saja, tim-tim Liga Inggris belum terlihat menggelar latihan secara serius.

Jika kita masih mengasumsikan Liverpool hanya butuh 6 poin untuk menjadi juara maka sangat mungkin mereka mampu mencuri 6 poin dari 9 tim tadi. Asumsikan Liverpool kalah deh dari 4 lawan tadi dan berharap mendapat poin dari 5 lawan lainnya yaitu Crystal Palace, Aston Villa, Brighton, Burnley, dan Newcastle. Rasanya jika Liverpool tak dapat 6 poin dari tim-tim tersebut tidak mungkin. Apabila hanya melihat dari rekor pertemuan di paruh pertama, ke-9 lawan sisa tadi selalu kalah dari Liverpool.

Dan jika pasukan Klopp mampu menjaga kebugaran dan menjaga tren positif maka bukan tak mungkin mereka bisa memastikan posisi 1 seusai melawan Crystal Palace saja. Hanya terpeleset di 9 laga sisa yang bisa gagalkan mereka, tapi rasanya tak mungkin terulang sebanyak itu bukan?

Jadi bisa kita sepakati bersama bahwa Liverpool sudah pasti juara dan hanya menunggu waktu saja. Dan jika Liverpool resmi juara maka hanya haters saja yang tak terima mereka juara dan membuat olokan kepada Liverpool sebagai juara liga karena virus corona.

Seperti apa yang direncakan legenda Manchester United, Gary Neville. Lewat wawancaranya dengan Sky Sports, Gary mengaku tak keberatan rival abadi MU itu juara di situasi pandemi seperti ini dimana tak ada penonton dan terancam tak ada perayaan meriah.

Pria yang kini menjadi analis alias komentator itu bahkan telah menyiapkan olok-olokan untuk Liverpool dengan mengenakan kaus berlambang asterisk alias simbol tanda bintang (*). Simbol ini menandakan sebuah catatan gelar yang diraih lewat situasi khusus.

"Saya rasa melihat mereka juara dengan situasi seperti ini rasanya tak terlalu menyakitkan, tanpa penonton di stadion, tanpa saya ada di sana langsung. Saya rasa saya akan mengenakan kaus berlogo asterisk kecil, atau sebuah emblem asterisk kecil di Sky musim depan. Dengar ya, mereka layak memenangi liga, mereka tim terbaik di liga ini dan menurut saya mereka akan dengan pantas dianugerahi medali Premier League pada satu titik. Tapi itu tidak akan menghentikan kami untuk bisa sedikit mengolok-olok selama 20 tahun ke depan," kata Neville kepada Sky Sports, dikutip Daily Star.

Apa yang direncakan Gary tentu sangat memalukan dan tak mencerminkan seorang jiwa kesatria. Liverpool dan MU memang menjadi rival sedari dulu, namun tentu mengolok-olok capaian Liverpool di musim sangat tak pantas.

Apalagi pernyataan itu keluar dari ikon MU yang tengah kesulitan berprestasi akhir-akhir ini. Bahkan sosok Gary ini gagal menjadi pelatih dan balik menjadi pundit di Sky Sports.

Selain Gary Neville dan pendukung MU lainnya, mungkin fans Everton juga akan mengolok-olok gelar juara Liverpool. Namun mari kita kesampingkan olok-olokan haters, kita sepakat bahwa Liverpool pantas menjadi juara Liga Inggris musim ini hanya tinggal menunggu waktu saja. Masalahnya menjadikan situasi pandemi covid-19 sebagai olok-olakan tentu tak etis dan sangat memalukan.

Mengejek atau nyinyir dengan menyebut Liverpool juara karena virus sangatlah tak pantas. Menjadikan corona yang telah merenggut ribuan nyawa di Inggris sebagai olokan tentu tak etis dan menyakitkan.

Liverpool telah tampil nyaris sempurna sepanjang musim dan pertanyaanya, apakah ada tim di Inggris selain Watford yang bisa menghentikan laju Liverpool? Apakah mungkin Man. City masih bisa menjadi juara? Rasanya sulit.

The Citizen masih menyisakan 10 pertandingan dan mereka wajib memenangi 9 pertandingan. Persoalannya adalah Man. City masih harus menghadapi Arsenal, Chelsea, dan Liverpool di sisa laga dan Pep sendiri sudah mengakui bahwa Liverpool memang layak menjadi juara.

"Liverpool sudah pasti akan menjadi juara Premier League, tapi mereka akan juga menjadi juara di Spanyol, juara di Italia, juara di Jerman. Liverpool itu fantastis, fenomenal, hebat sekali. Jadi kami harus menerimanya dan belajar dari situ," kata manajer Man City itu dikutip Sky Sports pada 26/1/2020.

Semoga jika memang liga Inggris dilanjutkan segera ada kejelasan dan perisapan sehingga kondisi tetap kondusif. Sekian. Salam sepak bola dan tetap optimis Liverpool!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun