Kondisi mahasiswa tingkat akhir seperti saya sudah susah, bayar UKT mahal-mahal tapi fasilitas yang semestinya didapat terhalang pandemi. Bayar kos tapi kosnya sendiri tidak ditempati. Belum lagi harus mendapat ujian harus mengerjakan skripsi serba online, sebuah momen tersulit memang.
Belum lama ini, kampus saya akhirnya mengadakan wisuda online. Tentu semuanya sedih melihatnya, tak ada perayaan tak ada arak-arakan wisudawan yang biasa terjadi. Hidup kami sebagai mahasiswa sudah sulit, maka jangan tambah derita kami dengan ledekan "lulus jalur corona". Kami tak bangga, sungguh, karena kami ingin lulus dengan usaha bukan belas kasih karena wabah. Jangan jadikan kondisi pandemi yang memaksa kita untuk serba online jadi bahan bercandaan atau bahkan meme soal generasi lulusan jalur corona. Asli, ga lucu.
Bulan ramadan tahun ini yang bertepatan dengan pandemi corona di Indonesia memang memaksa semuanya untuk prihatin. Seperti saya yang tengah disituasi sulit tak maksimal skripsian. Biasanya, dengan berpuasa ramadan semangat bisa berlipat dan semakin sabar. Alhamdulillah dengan puasa ini perasaan galau dan resah bisa ditekan, setidaknya sambil berdoa bahwa masih ada harapan kebaikan dikemudian hari, aamiinn.
Bulan ramadan yang sulit di tengah pandemi juga tak bisa disalahkan. Maksudnya, bulan ramadan yang suci dan mulia tak patut disalahkan, juga tahun 2020 yang penuh kejutan ini tak patut dihina juga. Walau badai ujian cobaan menerpa saya, tapi untungnya ada kemulian ramadan yang bisa menekan rasa sesal, sedih, pilu, dan stress yang kadang jadi teman merenung.
Jadi itulah momen tersulit saya hingga ramadan tahun ini. Bagaimana dengan anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H