Hari Sabtu dan Minggu kemarin (25,26 April), Liga Belarusia baru saja menyelesaikan pekan keenam. Hingga usai digelar, kesebelasan Slutsk memimpin klasmen dengan raihan 6 poin dari 4 kemenangan, 1 imbang, dan 1 kalah. Slutsk unggul dua poin dari runner-up Islock.
Sementara itu sang juara bertahan, Dynamo Brest menelan kekalahan di pekan keenam dari Shakhtyor. Akibatnya, Dynamo Brest harus tertahan di peringkat ke-14 dengan 7 poinnya dari 2 kemenangan dan 1 kali imbang dari 6 pertandingan.
Nah, dari nama-nama klub di atas ada yang paham apa yang sedang dibicarakan? Tentu saja kalau anda tak paham ya wajar karena memang kurang terkenal. Namun, Liga Belarusia ini adalah satu-satunya liga di daratan eropa yang masih menggelar pertandingan resmi di tengah wabah covid-19 dan uniknya (11 12 dengan konyol) pertandingan masih dihadiri penonton.
Kini, federasi sepakbola Belarusia tengah menerima gelombang protes dari pemain hingga fans, karena jumlah kasus positif covid-19 terus bertambah di negaranya. Penonton yang hadir di stadion pun berkurang, namun dikabarkan bahwa klub-klub Belarusia mendapat untung dari jumlah fans yang bertambah di tengah wabah ini.
Nah, berangkat dari kekonyolan itu, penulis sendiri penasaran. Pasalnya, sebelumnya tak pernah dengar soal Liga Belarusia. Pencarian informasi soal liga pun penulis lakukan. Beberapa fakta dan analisa Liga Belarusia akhirnya saya dapatkan, dan ini hasilnya.
Liga Belarusia memiliki nama resmi Vysheyshaya Liga. Nah, sulit kan disebut, makanya kita sepakati untuk seterusnya disebut Liga Belarusia saja. Belarusia sendiri adalah pecahan dari Uni Soviet dan bahasa mayoritas disana adalah bahasa Belarus dan Rusia, jadi ya wajar kalau nama liga dan klubnya susah disebut.
Sejak bergulirnya Vyshhes… eh Liga Belarusia di tahun 1992, BATE Borisov sudah memenangi 15 gelar liga dari 29 musim liga yang telah digelar. Selain menjadi juara terbanyak dengan catatan unik yaitu 13 kali juara beruntun dari 2006 hingga 2018, BATE juga menjadi tim asal Belarusia tersukses untuk urusan lolos ke kompetisi Liga Europa dan Liga Champions. Terakhir kali mereka tampil di Liga Europa adalah di musim 2018/2019, sementara di Liga Champions, BATE terakhir kali masuk babak grup di musim 2015/2016. Prestasi terbaik mereka selain masuk babak grup Liga Champions sebanyak 5 kali adalah lolos babak 32 besar Liga Europa sebanyak 3 kali.
Beralih ke juara terbanyak kedua setelah BATE adalah FC Dinamo Minsk dengan catatan 7 trofi liga yang terakhir mereka peroleh di musim 2004. Tim ini adalah pemilik stadion terbesar di Belarusia. Stadion mereka berkapasitas maksimal 22 ribu penonton. Bisa dibilang juga kualitas stadion mereka adalah yang terbaik sehingga juga digunakan oleh timnas Belarusia dan BATE Borisov untuk berkompetisi di kancah eropa beberapa kali. Hmm… unik ya, memang kapasitas stadion di Belarusia tak sebanyak seperti Indonesia. Pasalnya populasi penduduknya saja hanya sekitar 9 juta orang.  Â
Sebagai klub dengan jumlah trofi terbanyak kedua setelah BATE, Dinamo Minsk juga sempat mencicipi Liga Europa. Terakhir, Minsk mencapai babak grup Liga Europa di musim 2015/2016. Kala itu mereka 2 kali masuk babak grup EL setelah menjadi kampiun liga dan lolos ke EL setelah kalah di play-off Liga Champions. Oiya, berdasarkan fakta yang saya ulik, fans Dinamo Minsk memiliki rivalitas yang tinggi dengan fans BATE Borisov.