Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pembuktian Rebic dan Ibra Effect kepada Milan

25 Januari 2020   09:24 Diperbarui: 25 Januari 2020   22:09 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses terciptanya gol Ante Rebic ke gawang Brescia di menit ke-71. (sumber: twitter.com/acmilan)

AC Milan kembali meraih kemenangan. Dalam lanjutan giornata 21 Serie A, Milan bertandang ke markas klub papan bawah, Brescia. Laga yang digelar Jumat itu berakhir dengan kemenangan tipis Milan 1-0 atas tuan rumah.

Aktor kemenangan Milan kembali jatuh kepada Ante Rebic. Penyerang asal Kroasia itu mencetak gol kemenangan di menit ke-71 memanfaatkan kemelut di depan gawang Brescia. Berkat gol itu, Rebic pun mengakhiri laga dengan predikat Man of The Match.

Pada giornata 20 melawan Udinese (19/1) lalu, Ante Rebic juga menjadi Man of The Match pada laga tersebut. Kontra Udinese, Rebic malah sukses mencetak 2 gol. Hebatnya, gol keduanya ia cetak di injury time babak kedua yang sukses memenangkan laga untuk Milan.

Mencetak 3 gol dari 2 laga terakhir jelas mengangkat moral bagi Rebic. Apalagi dalam dua laga tersebut, Rebic selalu memulai laga dari bangku cadangan. Gol-gol itu bisa jadi menjadi ajang pembuktian bagi Rebic kepada manajemen Milan dan milanisti.

Sebelumnya, apakah pembaca mengenal sosok Rebic? Mungkin tidak banyak yang mengenal penyerang multitalenta berusia 26 tahun ini. Tapi kalau anda adalah penonton Piala Dunia 2018 kemarin, anda tak akan kesulitan mengenalinya.

Ya, Rebic adalah bagian dari timnas Kroasia yang menjadi runner-up Piala Dunia 2018. Bersama Mandzukic dan Perisic, mereka bertiga menjadi ujung tombak timnas Kroasia yang mengguncang dunia.

Rebic didatangkan Milan dari klub Bundesliga Jerman, Eintracht Frankfurt. Ia dipinjam Milan selama dua musim dari semifinalis Liga Europa 2019 itu. Walaupun tampil impresif dengan timnas Kroasia dan Frankfurt, Rebic menjalani awal musim yang buruk bersama Milan.

Di bawah asuhan Marco Giampaolo, Rebic tidak mendapat tempat di starting eleven Milan. Ketika kendali kepelatihan berada di tangan Pioli, Rebic awalnya juga kesulitan menembus starting eleven. 

Ia hampir selalu memulai laga dari bangku cadangan. Kondisi yang menerima Rebic itu membuat manajer Eintracht Frankfurt prihatin. Bahkan sejak bulan Oktober lalu, ia menyatakan siap menarik kembali Rebic ke klubnya walaupun sesi peminjamannya baru berjalan setengah musim saja.

Namun pada akhirnya, hingga dibukanya jendela transfer Januari ini, Rebic masih menjadi bagian dari Milan dan malah tampil baik di paruh kedua Seria A 2019/2020. Tidak seperti pemain lain yang berselebrasi kegirangan, Rebic dalam 2 laga terakhirnya selalu berselebrasi dingin. 

Memang cukup mengherankan, bukankah seharusnya ia gembira dengan datangnya gol tersebut? Namun ekspresi Rebic seolah mengungkapkan kelegaan atas pembuktian usaha dan jerih payahnya selama ini.

Lantas, apa yang membuat Rebic kembali tampil apik?

Bisa jadi, olahan strategi dari pelatih Milan saat ini, Stefano Pioli (yang dijuluki jin kura-kura oleh milanisti Indonesia) yang membuat Rebic bisa menunjukkan permainan terbaiknya.

Setelah mengalami kekalahan 5-0 dari Atalanta, Pioli mengubah formasi Milan dari 4-3-3 ke 4-4-2. Hal itu ia lakukan juga karena kedatangan Ibrahimovic sebagai penyerang anyar.

Sejak kedatangan Ibra di jendela transfer ini, Milan berangsur-angsur mengalami perbaikan. Tak tanggung-tanggung, sejak paruh kedua liga, Milan belum pernah menelan kekalahan. Dari 5 laga terakhir, Milan menelan satu hasil imbang dan 4 kemenangan yang mereka peroleh secara beruntun!

Ibra memang bukan pencetak gol terbanyak Milan saat ini. Ia baru mencetak satu gol sejak didatangkan kembali oleh manajemen Milan. Di usianya yang sudah menginjak 38 tahun, Ibra lebih condong ke sosok mentor bagi para pemain-pemain Milan saat ini.

Hal senada juga disampaikan oleh beberapa pemain Milan yang tampil impresif musim ini termasuk Rebic. Ia mengakui hadirnya Ibra dalam skuad menambah kepercayaan diri para pemain. 

Ya, sosok seperti Ibra itulah yang memberi andil besar kepada penampilan Milan saat ini. Apa yang Ibra miliki adalah mental juara yang coba ia tularkan kepada para pemain Milan.

Kepercayaan diri, mental juara, dan pengalaman itulah Ibra Effect yang ditularkan kepada Milan yang tengah berusaha bangkit musim ini. Dengan hasil kemenangan melawan Brescia, untuk sementara Milan menempati peringkat 6 di papan klasmen Serie A dengan 31 poin dari 21 laga. 

Tetapi, posisi ini belum aman, pasalnya giornata 21 belum usai, bisa saja posisi Milan kembali merosot, tapi sejenak mereka bisa bernafas lega dan menatap laga berikutnya dengan optimisme.

Salam Sepak bola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun