Sementara di kubu putri, regenerasi tidak cukup berjalan dengan baik. Indonesia masih merindukan sosok seorang Susi Susanti di tunggal putri. Ya, minimalnya ada sosok pebulutangkis tunggal putri Indonesia seperti Bellaetrix Manuputty atau Maria Kristin yang berhasil meraih medali emas tunggal putri bulutangkis SEA Games di tahun 2013 dan 2007 yang lalu. Di sektor ganda putri, Indonesia juga sudah lama tidak mendapat emas setelah terakhir kali mendapatkannya di tahun 2011.
Pada akhirnya, cabor bulutangkis kategori beregu telah usai dipertandingkan. Apa yang sudah terjadi sudah selayaknya dijadikan bahas evaluasi. Masih ada kategoti perorangan yang dimulai 5 Desember hingga 9 Desember nanti. Untuk sementara, update pertandingan babak 16 besar tanggal 5 Desember, hanya Firman yang telah tumbang di tunggal putra atas unggulan dari Thailand. Selebihnya, pebulutangkis Indonesia masih punya peluang meraih medali.
Di kategori perorangan ini, pasangan Fajar/Rian di ganda putra, Praven/Melati di ganda campuran, dan Greysia/Apriyani diharapkan dapat meraih medali emas. Secara ranking, ketiganya juga sudah mencicipi 10 besar BWF. Bahkan ketiganya di SEA Games 2019 ini menjadi unggulan pertama. Bagaimana dengan tunggal putra dan putri? Di tunggal putra masih ada nama Shesar Hiren Rhustavito (Vito) yang punya peluang. Sementara di tunggal putri, Indonesia menurunkan Gregoria Mariska dan Ruselli Hartwan, dan keduanya juga masih punya peluang meraih emas.
Kita doakan saja atlet yang turun di kategori perorangan bisa menyumbang emas bagi Indonesia dan meneruskan tradisi emas di ajang SEA Games. Aamiin. Salam Olahraga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H