Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"The Happy One" Kembali, Penikmat Bola Berbahagia

25 November 2019   07:29 Diperbarui: 25 November 2019   07:29 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Haha, ada-ada saja ya komentar Mourinho (tangkapan layar twitter @SquawkaNews)

"Jose Mourinho becomes "The Happy One" after Harry Kane scored Spurs' third goal."

Begitulah ulasan surat kabar kenamaan Inggris, The Guardian mengomentari ekspresi Jose Mourinho selepas gol ketiga Spurs yang dicetak Harry Kane. The Guardian punya alasan yang masuk akal. Selepas Kane mencetak gol, kamera pertandingan tertuju pada Mourinho. Tak disangka, Mourinho yang biasanya terlihat dingin justru terlihat tersenyum bahagia di pinggir lapangan.

Akhirnya julukan "The Happy One" disematkan pada pelatih Portugal berusia 56 tahun itu. Memang senyum Mou pada laga comeback-nya di Premier League selepas ditunjuk sebagai pelatih Tottenham terlihat sangat lepas. Sepanjang laga di London Stadium,  markas West Ham United itu, Mou terlihat menikmati jalannya pertandingan.

Sebelum laga dimulai, penonton bersorak menandai kembalinya Mourinho di Liga Inggris selepas dipecat MU pada 18 Desember 2018 silam. Wajar saja kan kalau Mou berbahagia, pasalnya pelatih yang sering dicap arogan dan sombong itu akhirnya punya pekerjaan layak sesuai kapasitasnya.

Berbicara mengenai arogan, Mourinho sendiri tidak terima dengan tuduhan itu. Sebelum The Guardian menyematkan julukan "The Happy One", Mourinho lebih dulu dikenal dengan julukan "The Special One". Nah tahukah pembaca bahwa julukan itu bukan berasal dari awak media, tapi keluar langsung dari mulutnya.

Sedikit flashback, ketika Mou ditunjuk sebagai pelatih Chelsea pada 2004 silam, media-media Inggris sudah mengecapnya sebagai pelatih arogan. Mou pun dalam konferensi pers pertamanya mengelurkan statement seperti ini,

"We have top players and, sorry if I'm arrogant, we have a top manager, Please don't call me arrogant, but I'm European champion and I think I'm a special one."

Jadi, "The Special One" bukanlah julukan yang disematkan awak media kepadanya melainkan pengakuan dirinya sendiri, haha. Bertahun-tahun berikutnya, Mou bisa dibilang berhasil membuktikan omongannya. Setiap tim yang ia latih pasti mendapat gelar dibawah asuhannya. Chelsea, Inter Milan, Real Madrid, dan Manchester United sudah pernah ia antar ke podium juara berbagai kompetisi.

Namun, bukan Mourinho namanya kalau ia tidak buat kontroversi. Mourinho dikritik banyak pelatih dan pengamat bola akibat strateginya yang cenderung defensive. Permainan tim asuhan Mourinho juga dibilang pragmatis, bahkan sebagian fans bola menyebut taktik Mourinho sebagai taktik "parkir bus".

Mourinho pernah berkilah, bahwa yang terpenting dalam sepakbola adalah hasil laganya. Benar juga si, yang penting menang bagaimanapun caranya. Seperti yang Mourinho sampaikan seusai laga melawan West Ham sabtu malam kemarin. Ia menjawab pertanyaan wartawan The Guardian seperti ini,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun