Mohon tunggu...
Muhamad Irfan Nurdiansyah
Muhamad Irfan Nurdiansyah Mohon Tunggu... Relawan - Manajemen Bencana

Saya adalah orang yang tertarik pada bidang ilmu kebencanaan. Berpengalaman 7 Tahun bekerja di LSM bidang kebencanaan. Beretos kerja tinggi dan berpengalaman memimpin tim dalam banyak proyek sosial. Saat ini menempuh pendidikan Magister Manajemen Bencana di Universitas Gadjah Mada.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Magister Manajemen Bencana UGM Lakukan PKL Tema Gempa Bumi Cianjur 2022

15 Oktober 2024   20:02 Diperbarui: 15 Oktober 2024   20:17 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Evaluasi kegiatan pada malam hari di penginapan dan perencanaan kegiatan untuk esok hari/dok. pri 

Cianjur, Oktober 2024 -- Mahasiswa Magister Manajemen Bencana (MMB) Universitas Gadjah Mada (UGM) melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kabupaten Cianjur pada tanggal 7-11 Oktober 2024. Kegiatan ini difokuskan pada penelitian tentang kesiapsiagaan, rehabilitasi, dan kebijakan pemerintah daerah terkait penanggulangan gempa bumi yang mengguncang Cianjur pada 21 November 2022. PKL kali ini diikuti oleh 11 mahasiswa MMB semester 2 dan 3, dengan arahan dari dua dosen pendamping, Prof. Dr. Sri Rum Giyarsih, S.Si., M.Si., dan Dr. Retnadi Heru Jatmiko, M.Sc. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran bagi mahasiswa, tetapi juga bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan kebijakan kebencanaan di Kabupaten Cianjur. Tim PKL dibagi menjadi tiga kelompok dengan fokus yang berbeda, yaitu tim kebijakan, tim rehabilitasi, dan tim kesiapsiagaan, masing-masing dipimpin oleh Muhamad Irfan Nurdiansyah, Taaj Nabil, dan L. R. Riska Iin Oktarina N.

Latar Belakang 
Gempa bumi berkekuatan 5,6 skala Richter yang terjadi pada 21 November 2022 di Cianjur, Jawa Barat, mengakibatkan kerusakan yang sangat signifikan. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa gempa ini menewaskan setidaknya 600 orang dan melukai lebih dari 7.700 orang lainnya (BMKG, 2022). Lebih dari 138.000 orang terpaksa mengungsi akibat kerusakan infrastruktur, termasuk rumah, sekolah, dan fasilitas umum. Dampak ekonomi yang ditimbulkan juga sangat besar, dengan estimasi kerugian mencapai Rp 5,3 triliun (Bappenas, 2023).

Potret pemandangan kecamatan Cianjur dari udara/dok. pri 
Potret pemandangan kecamatan Cianjur dari udara/dok. pri 

Cianjur merupakan daerah yang dikenal memiliki potensi risiko bencana yang tinggi, terutama gempa bumi. Masyarakatnya, yang sebagian besar tinggal di daerah rawan gempa, sering kali tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang mitigasi dan kesiapsiagaan bencana. Kurangnya edukasi ini menjadi salah satu penyebab utama tingginya angka kerusakan dan korban saat bencana terjadi. Oleh karena itu, PKL yang dilakukan oleh mahasiswa MMB UGM di Cianjur memiliki relevansi yang sangat penting dalam upaya peningkatan kesiapsiagaan dan evaluasi kebijakan penanggulangan bencana di daerah tersebut.

Tujuan dan Fokus Penelitian PKL MMB UGM
Melalui PKL ini, mahasiswa MMB UGM bertujuan mengevaluasi langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah daerah dan masyarakat dalam menangani gempa bumi, dengan fokus pada tiga aspek utama: kebijakan, rehabilitasi, dan kesiapsiagaan.

1. Tim Kebijakan: Evaluasi Kebijakan Pemerintah Daerah
Dipimpin oleh Muhamad Irfan Nurdiansyah arau biasa dipanggil cak irfan, tim kebijakan berfokus pada evaluasi kebijakan pemerintah Kabupaten Cianjur saat menghadapi gempa bumi 2022. Mereka menggali lebih dalam tentang kebijakan tanggap darurat yang diterapkan saat bencana, termasuk bagaimana pemerintah merespons situasi krisis dan menyalurkan bantuan kepada korban terdampak. Tim ini juga mengkaji kebijakan jangka panjang yang telah diambil oleh Pemkab Cianjur, terutama terkait dengan perencanaan tata ruang dan pembangunan infrastruktur yang lebih tahan bencana.

Tim MMB kunjungan ke Dinas Sosial Kabupaten Cianjur/dok. pri 
Tim MMB kunjungan ke Dinas Sosial Kabupaten Cianjur/dok. pri 
Selama PKL, tim kebijakan melakukan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan beberapa instansi terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial, dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA). Wawancara ini memberikan gambaran bagaimana koordinasi antarinstansi dilakukan selama masa krisis, serta langkah-langkah apa yang telah diambil untuk memperkuat kebijakan penanggulangan bencana di masa mendatang. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk perbaikan kebijakan yang lebih responsif dan efektif.

2. Tim Rehabilitasi: Penilaian Program Rehabilitasi Pasca-Gempa
Taaj Nabil memimpin tim rehabilitasi, yang fokus pada evaluasi program rehabilitasi yang telah dijalankan setelah gempa Cianjur. Mereka melakukan pengamatan di lapangan dan wawancara dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kabupaten Cianjur, terutama terkait pembangunan Hunian Tetap (Huntap) Babakan Karet dan Cijedil, lokasi yang menjadi pusat relokasi bagi warga terdampak.

Tim MMB mewawancarai  warga di Hunian Tetap Babakan/dok. pri  Karet
Tim MMB mewawancarai  warga di Hunian Tetap Babakan/dok. pri  Karet
Selain itu, tim rehabilitasi juga berbicara langsung dengan masyarakat untuk mengetahui pengalaman mereka dalam menerima bantuan dan bagaimana proses rehabilitasi tersebut memengaruhi kehidupan mereka sehari-hari. Tim ini mengevaluasi apakah program rehabilitasi telah berjalan efektif, baik dari sisi perbaikan infrastruktur maupun dari segi pemulihan kondisi sosial-ekonomi masyarakat. Hasil dari evaluasi ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi perbaikan program rehabilitasi di masa depan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang terdampak bencana.

3. Tim Kesiapsiagaan: Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana
Di bawah pimpinan L. R. Riska Iin Oktarina N., tim kesiapsiagaan mengkaji sejauh mana masyarakat Cianjur siap menghadapi gempa bumi di masa mendatang. Mereka melakukan penyebaran kuesioner di Hunian Tetap Babakan Karet dan Cijedil untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat tentang mitigasi bencana dan kesiapan mereka dalam melakukan evakuasi saat terjadi gempa. Selain itu, tim ini juga mengidentifikasi seberapa efektif sistem peringatan dini dan simulasi bencana yang telah dilakukan di daerah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun