Mohon tunggu...
Irfan Nugroho
Irfan Nugroho Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Teknik Industri Universitas Mercubuana

Selanjutnya

Tutup

Nature

Parahnya Kondisi Udara di Cilegon

12 Juli 2011   06:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:44 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Polusi, Kemacetan, Urbanisasi, angka kriminalitas yang tinggi nampaknya kini tidak hanya dimiliki Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Namun saat ini hal-hal tersebut sepertinya sudah biasa terjadi di Kota yang menjadi pusat perekonomian di suatu daerah, seperti halnya Cilegon.

Kota ini terkenal bukan hanya dekat dengan pelabuhannya (Merak) ataupun lokasinya yang dekat dengan Gunung yang melegenda letusannya itu (Krakatau), melainkan karena pesatnya pertumbuhan industri pabrik-pabrik petrochemical. Industri ini tidak hanya memberikan dampak positif berupa pemasukan ekonomi yang cukup besar tetapi juga memiliki dampak negatif bagi kelangsungan kota ini. Salah satunya adalah Pencemaran Udara.

Kualitas udara di Cilegon saat ini sudah sangat mengkawatirkan. polusi udara yang berasal dari emisi gas buang kendaraan serta industri menjadi penyebab memburuknya kualitas udara cilegon. Bukan hanya karena polusi udara, kurangnya daya serap yang dilakukan hutan lindung atau hutan kota ditengarai menjadi faktor melemahnya penyerapan karbondioksida (CO2) yang berasal dari sinar matahari. Sebab, dengan adanya pepohonan yang rindang membuat CO2 terserap untuk pembakaran tumbuhan. “Dengan tidak adanya pepohonan, maka karbondioksida akan kembali lagi ke atmosfer karena tidak adanya penyerapan. Sehingga suhu udara menjadi lebih panas.

[caption id="" align="alignnone" width="368" caption="sumber: http://id.merbabu.com/artikel/images/asap_pabrik.jpg"][/caption]

Tidak hanya sampai ke pesoalan kadar CO2 yang menyebebkan panas, bau yang menyengat dirasakan warga sekitaran pabrik, bau itu muncul sejak pabrik-pabrik berdiri di sekitar desanya baunya menyengat dan bikin sesak napas, dan pusing dan mual.

Kebalikan dari pesatnya pertumbuhan pabrik dikota cilegon adalah belum adanya alat canggih yang bisa mendeteksi seberapa jauh polusi yang terjadi dikota ini. Badan Pemerintahan setempat yang mengurusi masalah lingkungan juga belum bisa mendeteksi keseluruhan zat kimia yang ada dan berapa ambang batas yang diperbolehkan

Miris memang melihat keadaan kota ini sekarang. Pabrik-pabrik bisa dikatakan gagal dalam menanggulangi efek samping kegiatan mereka dengan upaya penghijauan. Ditambah kesadaran masyakat yang kurang peduli terhadap lingkungannya. Pemerintah setempat sebagai regulator seharusnya memikirkan betul-betul mengenai dampak yang akan timbul kemudian dan memberikan solusi yang bisa dirasakan masyarakat, jangan hanya memikirkan keuntungan sesaat. Sumber :

http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=38930

http://groups.yahoo.com/group/lingkungan/message/17650

http://groups.yahoo.com/group/WongBanten/message/1922

http://koranbanten.com/?p=1975

http://www.antaranews.com/view/?i=1244225552&c=WBM&s=DAM

Teknik industri, Mercu Buana site :

http://teknikindustri.mercubuana.ac.id/

http://industri17irfan.blog.mercubuana.ac.id/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun