Mohon tunggu...
Irfan Nafi
Irfan Nafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Sipil, Fakultas Tenknik, Unissula

wazzap

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keadilan Tidak Pandang Bulu

28 September 2021   21:30 Diperbarui: 28 September 2021   21:32 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis: Irfan Nafi’ Priyambodo

(Mahasiswa Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Unissula, Semarang)

Dosen Pengampu: Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H.

(Dosen Fakultas Hukum, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang)

Keadilan Tidak Pandang Bulu

Perlu kita ketahui, tingkat keadilan di Indonedia masih sangatlah minim atau disebut juga masih lemah. Hal yang sering saya dengar mengenai tingkat keaddilan hukum di Indonesia yaitu peribahasa “Tajam ke bawah dan tumpul ke atas”, yang bisa di artikan yaitu keadilan di Negeri ini lebih kejam terhadap masyarakat yang menengah ke bawah daripada pejabat tinggi (kelas atas). 

Padahal sudah disebutkan di Sila ke-5 Pancasila yaitu, “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Banyak kasus yang terjadi yang mendapatkan hukuman tetapi tidak mengacu pada sila ke-5 Pancasila.

Sebenarnya apakah arti keadilan itu? Pengertian tentang keadilan sangat banyak, bisa dilihat dari berbagai pendapat/ulasan yang disampaikan oleh para pakar di bidang hukum yang memberi artian yang berbeda-beda mengenai pengertian dari keadilan tersebut. 

Keadilan merupakan suatu hal yang harusnya ada(nyata), Jadi jika ingin mewujudkan keadilan, kita semua juga harus paham apa itu arti keadilan yang sebenarnya. 

Maksud keadilan yang sebenarnya yaitu keadilan yang tidak pandang bulu entah itu masyarakat kelas atas maupun masyarakat kelas bawah, sekalinya salah itu tetap salah dan harus mendapatkan hukuman yang sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukan.

Dalam Agama Islam, keadilan merupakan suatu ciri-ciri utama. Keadilan menurut agama Islam yaitu Persamaan dan Keseimbangan. Maksud dari persamaan dan keseimbangan yaitu keadilan tidak boleh memandang antar kaum mukmin dan yang membedakannya Cuma amal ibadah, selain itu tidak ada yang membedakannya. 

Itulah yang dimaksud dari persamaan dan keseimbangan. Dalam ayat-ayat Al-Quran dan Hadist juga banyak yang membahas tentang keadilan yang tidak pandang bulu. Allah SWT adalah sumber keadilan bagi kita semua, oleh karena itu Allah SWT memerintahkan kita untuk menegakkan keadilan di dunia ini dengan tidak pandang bulu kepada siapapun.

Dalam hidup kita harus berperilaku adil, baik terhadap diri sendiri, orang lain bahkan adil kepada Allah SWT. Allah SWT telah memerintahkan manusia agar berperilaku adil terhadap sesame tanpa pandang bulu. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran dan Hadist.

  • Surah An-Nahl ayat 90
  • Innallaaha ya'muru bil-'adli wal-ihsaani wa iitaa`i dzil-qurbaa wa yan-haa 'anil-fahsyaa`i wal-mungkari wal-bagyi ya'idzukum la'allakum tadzakkaruun
  • Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (QS. An-Nahl: 90)
  • Surah An-Nisa ayat 58

Innallaaha ya`murukum an tu`addul-amaanaati ilaa ahlihaa wa idzaa hakamtum bainan-naasi an tahkumuu bil-'adl, innallaaha ni'immaa ya'idzukum bih, innallaaha kaana samii'am bashiiraa

Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. An-Nisa: 58)

Berbicara tentang keadilan, saya jadi ingat saat masih SD (Sekolah Dasar) pernah diceritakan oleh guru mengaji saya saat itu, yaitu tentang Nabi Sulaiman yang menegakkan keadilan. 

Saat itu ada Peternak yang memiliki sejumlah kambing, saat malam hari kambing tersebut merusak kebun milik si Petani. Kemudian si Petani melaporkan peristiwa tersebut ke Nabi Daud, keputusan Nabi Daud saat itu kambing-kambing yang merusak kebun harus diserahkan kepada Petani sebagai ganti rugi kebunnya. Kemudian, datanglah Nabi Sulaiman dan berpendapat bahwa kambing yang diserahkan hanya bersifat sementara waktu, bukan menjadi milik si Petani. 

Saat itu Petani mendapatkan kambing-kambing itu untuk diambil hasilnya, sedangkan si peternak harus merawat kebun yang telah dirusak sampai Kembali ke asal sebelum dirusak oleh kambing tersebut. Akhirnya kedua pihak telah setuju terhadap keputusan tersebut. Keputusan tersebut diambil oleh Nabi Sulaiman saat masih ber umur 13 tahun.

Dalam hadist juga banyak yang menerangkan tentang keadilan, untuk berperilaku  adil terhadap sesame umat, bahkan kepada makhluk hidup lainnya juga. Rasulullah SAW bersabda, Manusia yang paling dicintai Allah SWT yaitu pemimpin yang berperilaku adil, sedangkan manusia yang dibenci Allah SWT yaitu seorang pemimpin yang berperilaku dzalim. Ini merupakan hadist riwayat Abu Said Al-Khudri RA.

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم : إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَقْرَبَهُمْ مِنْهُ مَجْلِساً إِمَامٌ عَادِلٌ وَإِنَّ أَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَشَدَّهُ عَذَاباً إِمَامٌ جَائِرٌ

Artinya: Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya manusia yang paling dicintai Allah SWT dan paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat adalah pemimpin yang adil, sedangkan manusia paling dibenci oleh Allah dan paling jauh tempat duduknya adalah pemimpin yang zalim." (HR At-Tirmidzi).

Sifat-sifat Rasulullah SAW yang harus diterapkan yaitu berperilaku adil terhadap sesame tanpa membeda-bedakan antara siapaun. Orang-orang yang berperilaku adil suatu saat akan mendapatkan tempat yang dekat dengan Allah SWT dan Rasulullah SAW di surga kelak. Sebenarnya berlaku adil sangatlah mudah, tetapi jika kita paham apa arti keadilan yang sebenarnya itu. 

Berlaku adil juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-sehari. Dalam lingkup keluarga, misal dalam hal yang kecil yaitu pembagian tugas dalam bersih bersih rumah, dan masih banyak lagi yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari hari kita dalam keluarga. Oleh karena itu, kita hidup di Dunia ini harus berperilaku adil terhadap sesama dan InsyaAllah akan mendapat ganjaran yang sesuai di hari akhir kelak.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun