Mohon tunggu...
Irfan Mustofa
Irfan Mustofa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Always only

Ikuti saja alurnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sosialisasi Penanganan Stunting, Menuju Wonomlati Bebas Stunting 2023

12 Januari 2023   21:25 Diperbarui: 12 Januari 2023   21:32 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stunting bukanlah merupakan isu kesehatan baru di Indonesia, sudah menjadi perhatian dunia global terlebih bagi Indonesia karena masih banyak sekali kasus stunting yang perlu ditekan oleh pemerintah Indonesia, yang dapat berpengaruh terhadap kecerdasan kognitif anak. Beragam upaya telah dilakukan untuk menekan angka stunting hingga di plosok negeri, salah satunya melalui kampanye nasional penurunan pravalensi stunting. Pada saat ini Istilah stunting masih terdengar asing di telinga sebagian orang. Padahal, masalah kesehatan satu ini cukup umum terjadi di Indonesia.


Apa itu stunting?


Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Seperti, tinggi badan anak terhambat.  Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar, tanda pubertas terlambat, anak menjadi pendiam, sulit melakukan eye contact saat usia 8-10 tahun. Tidak jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan.

Faktor apa sja yang mempengaruhi stunting?
Stunting disebabkan oleh faktor lingkungan dan genetik. Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan stunting antara lain status gizi ibu, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi pada anak. Akan tetapi, sebagian besar stunting disebabkan oleh malnutrisi. Kurangnya perhatian ibu untuk anak akan pemberian makanan yang bernutrisi dan memperhatikan pola makanya bisa saja mengakibatkan stunting. Padahal jumlah penderita stunting di Indonesia sendiri terus mengalami peningkatan tiap tahunnya.

Apa sajakah langkah pencegahan stunting? 

Simak selengkapnya berikut ini.


1. Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil


Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan, ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.

2. Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan


Ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan


3. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat

Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting.


4. Terus memantau tumbuh kembang anak


Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.


5. Selalu jaga kebersihan lingkungan


Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting, padahal salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.

Dengan adanya sosialisasi stuntung di desa Wonomlati bersama mahasiswa KKN UNIPA, diharapkan para ibu ataupun calon ibu akan sadar bahwa perlu membantu pemerintah untuk menekan berkembangnya stunting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun