Alhasil, pada 1979, di waktu subuh, disertai 400-500 tentara, dia masuk ke dalam Masjid al-Haram dan ‘mengkudeta’ kekuasaan atas Masjid Suci tersebut. Melalui mikrofon, dia membeberkan kebobrokan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi dan menyuruh Jemaah yang ditawan di dalam masjid untuk berbaiat kepada saudaranya yang dia klaim sebagai Imam Mahdi.
Perlu 2 minggu hingga tentara Kerajaan Arab Saudi berhasil ‘merebut kembali’ Masjid al-Haram. Itupun dibantu oleh tentara Prancis dan lain-lain. Masjid penuh oleh para syahid yang dibunuh Juhaiman. Darah mengotori lantai Masjid Suci. Persis di depan Ka’bah yang Agung! Juhaiman dan tentaranya dihukum mati.
Tapi ketidakpuasan atas prilaku keluarga Kerajaan Arab Saudi tidak datang dari sana saja. Iran juga tercatat pernah bersitegang dengan Kerajaan Arab Saudi. Bahkan, pada 1987, 401 orang tewas dan 643 orang luka-luka yang sebagian besar adalah warga Iran pada tragedi demonstrasi anti-Amerika dan anti-Israel di Arab Saudi. Alkisah, para Jemaah Haji asal Iran berdemontrasi di Mekkah. Ketika mereka mendekati Masjid al-Haram, mereka dihadang tentara Kerajaan Arab Saudi.
Menurut Pemerintah Iran, tentara Arab Saudi itu menembaki para demonstran. Sedangkan Pemerintah Arab Saudi mengklaim, mereka yang meninggal adalah mereka yang panik, terjepit, dan terinjak-injak. Yang manapun yang benar, fakta yang tidak bisa dibantah adalah peristiwa tersebut menambah daftar pertumpahan darah di seputar Ka’bah yang Agung.
Kesemuanya, secara lahiriah, berangkat dari keyakinan dan perspektif mereka (terlepas dari benar ataukah salah) untuk berusaha mensucikan Ka’bah dan mengagungkannya, dan (entah karena terpaksa ataupun tidak) memilih jalur perang untuk mewujudkannya.
Satu-satunya pengecualian dalam sejarah pertumpahan darah di dekat Ka’bah, yang pelakunya malah berlaku sombong dan merendahkan Ka’bah, terjadi pada peristiwa pencurian Hajar Aswad oleh Abu Thahir, pemimpin sekte Syiah Ismailiyah Qaramithah, pada tahun 317 H. Sewaktu berhasil menguasai Masjid al-Haram, dia berdiri di pintu Ka’bah seraya berkata, “Aku adalah Allah. Aku bersama Allah. Akulah yang menciptakan makhluk-makhluk dan akupula yang akan membinasakan mereka.”
Uniknya, serangan wabah penyakit terhadapnya tidak terjadi kontan sebagaimana serangan burung-burung hitam yang melemparkan batu dari neraka kepada pasukan gajah Abrahah. Alih-alih memerlukan waktu 22 tahun kemudian setelah Hajar Aswad yang dicuri, dikembalikan. Maha Benar Allah atas segala Kehendak-Nya.
Lebih Lengkap di Buku The Lost Story Of Ka’bah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H