Mohon tunggu...
Irfan Fauzi
Irfan Fauzi Mohon Tunggu... Guru - Berbagi tanpa harus mencaci

seorang pembelajar dan murid bagi banyak guru

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tetrapod dan Hijau Laguna Glagah

16 Januari 2016   19:30 Diperbarui: 17 Januari 2016   10:42 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tegapnya Tetrapod

Salah satu keunikan pantai ini adalah keberadaan ratusan tetrapod yang memadati sepanjang bibir pantai. Struktur beton berkaki empat ini setidaknya memiliki fungsi sebagai pemecah gelombang pantai selatan, stabilisasi muara sungai, dan juga untuk pengembangan perikanan air payau.

Tentunya, wisatawan tidak begitu mengindahkan fungsi pokok tetrapod. Yang ada hanyalah keunikan sturuktur pantai baru akibat deretan tetrapod yang membentang di sepanjang Pantai Glagah. Bagi wisatawan, tetrapod adalah daya tarik baru untuk mengabadikan gambar atau menjadi tongkrongan para pemancing yang ingin menghabiskan waktu di tepi pantai.

Deburan ombak sesekali memecah kenyamanan wisatawan yang berfoto di sekitar tetrapod. Sisa pecahan ombak terkadang tumpah membasahi ujung bibir pantai yang sudah di pasangi beton. Kami tidak bisa berjalan lebih jauh lagi mendekati ujung jalan beton yang menjorok ke pantai. Seutas garis polisi berwarna kuning menghalangi pergerakan pengunjung untuk tidak mendekati bibir pantai. Di depan garis polisi, mercusuar mini yang terbuat dari rangkaian besi merah tegak berdiri. Meskipun sudah ada garis polisi, tetap saja ada wisatawan nakal yang sengaja melewati batas, dan lebih dekat dengan bibir pantai untuk mendapatkan sensasi deburan ombak yang lebih ekstrim.

Sinar mentari pukul sembilan masih cukup bersahabat dengan kulit kami. Udara segar khas pantai dengan nyaman kami hirup. Suara deburan ombak menggelegar indah di telinga kami. Aku dan kekasih merapat di salah satu sudut tetrapod untuk meresapi ketenangan di tengah keramaian suara ombak sambil menikmati cemilan dan sedikit kudapan. Kami juga tak ingin kehilangan momen. Beberapa suasana kami abadikan dengan kamera smartphone dengan objek nya yaitu kami dan Pantai Glagah. Selepas itu, hanya obrolan kerinduan yang terdengar.

Berlayar di Laguna Glagah

Satu lagi keistimewaan dari Pantai Glagah adalah laguna yang terletak di sebelah barat pasar wisata. Laguna ini berbentuk seperti waduk kecil nan dangkal yang terbentuk akibat terjebaknya buangan deburan ombak di sekitar ceruk yang luas di pinggiran pantai. Dalamnya tidak lebih dari perut orang dewasa, tapi kedalaman demikian cukup untuk mengapungkan perahu dan rakit-rakit yang mengangkut wisatawan di sekitar laguna.

Antusiasme wisatawan laguna begitu besar. Para pengatur penumpang perahu cukup kerepotan karena banyaknya wisatawan yang ingin mengapung di atas perahu yang hanya cukup menampung 10-15 orang. Setiap orang hanya akan dikenai biaya Rp.5000,- untuk sekali putaran mengelilingi laguna. Siang itu, keberkahan rizki sedang turun di sekitar laguna dengan permukaan air berwarna hijau. Lebih dari seratus calon penumpang mengantri disisi-sisi laguna sambil berteduh dibawah pohon cemara. Belasan perahu yang didorong mesin ini hilir mudik mengangkut para wisatawan. Dan sekali lagi hari jum’at yang berkah itu, warga Pantai Glagah dengan sukacita menyambut datangnya limpahan rizki dari para wisatawan.

Akhirnya setelah beberapa kali menunggu antrian, kami berkesempatan untuk ikut merasakan sensasi mengapung dan berkeliling di sekitar laguna. Kami memilih tempat paling belakang demi kenyamanan. Dari belakang, kami bisa melihat moncong perahu yang menyungging ke atas. Kami juga bisa menikmati gelak tawa anak-anak kampung yang numpang di dekat mesin.

Sekitar dua puluh menit kami berkeliling di sekitar laguna. Selama itu pula kami disuguhkan pemandangan khas perairan air payau, dimana perairan hijau dihiasi tumbuhan mengapung di pinggiran laguna. Tampak juga, beberapa rumah-rumah warga yang bermukim di sebelah utara. Mereka juga membuka tambak ikan di sisi-sisi laguna. Sedangkan disebelah selatan, gundukan tanah pasir yang halus dan berundak-undak menjadi tempat favorit bagi para pengendara motor ekstrim serta atv untuk beraksi. Namun, tetap saja yang paling kami resapi adalah ketenangan selama mengapung di atas laguna.

Biaya murah tapi pemandangan gemah. Kiranya itulah pameo yang cocok untuk berwisata di Pantai Glagah. Dimana deburan ombak, deretan tetrapod, ramaianya pasar wisata serta tenangnya laguna berpadu dan menjadi daya tarik wisatawan lokal di satu Januari yang cerah itu. Oh iya, selepas dari pantai kami menuju lokasi wisata air yang tidak kalah cantik yaitu Waduksermo. Tapi cerita di waduksermo cukup kami yang tau, karena disanalah keindahan dan romantisme kami bermuara. Salam Travelling.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun