Biru laut Pantai Nglambor benar-benar menggoda untuk disinggahi. Terlebih di pantai ini, terkenal dengan snorkeling-nya atau biasa disebut dengan Bintang Nglambor Snorkeling (BNS). Meskipun hanya menyelam di sekitar bibir pantai, tetap saja banyak wisatawan lokal yang berminat untuk ber-snorkeling di Nglambor.
Untuk menuju area snorkeling, kita akan di arahkan oleh penunjuk arah, dengan menuruni tangga menuju bibir pantai. Mendekati bibir pantai, ada tangga menurun lagi dan tidak terlalu lebar. Selepas itu, pasir putih dan bebatuan hitam khas pantai Gunung Kidul langsung menyambut kedatangan para wisatawan termasuk kami.
Menikmati pantai lebih baik di lihat dari tempat-tempat yang agak tenang, tapi bukan berarti tempat yang sepi lho. Kami pun segera memilih tempat yang tenang dan viewnya mantap. Di sebelah barat pantai ada tebing-tebing yang ujung batunya meneduhi area di bawahnya. Menurut kami, disitulah tempat paling mantap menikmati view Pantai Nglambor.
Jika ingin yang lebih asik, kita bisa merasakan serunya snorkeling di pantai ini hanya dengan 35 k. Nanti akan dibagi menjadi beberapa tim, dengan masing-masing tim ada pemandu dan ada fotografer (maksudnya bisa disuruh jadi tukang foto). Setelah diberikan instruksi oleh pemandu, para penyelam akan beraksi menyelam ringan dan menikmati pemandangan batu karang Pantai Nglambor yang eksotis katanya. Kebetulan karena saat itu saya tidak mood “nyelem” dan basah-basahan, saya tak sampai seperti para diver.
Kami menggunakan waktu yang ada sebaik mungkin, karena kebetulan pacar saya sedang ada jadwal siaran (radio) sore. Setelah puas menikmati pemandangan Pantai Nglambor dari dekat, kami naik sedikit ke atas “semacam tebing” untuk mendapatkan pemandangan Pantai Nglambor dari ketinggian. Dan ternyata pemandaganya lebih menawan. Biru air laut dan suara deburan ombak pantai selatan terlalu sayang untuk dilewatkan. Belum lagi hembusan angin yang cukup kencang, adalah favorit saya saat menikmati suasana di pantai. Kami juga tidak lupa untuk berselfie ria, agar pemandangan yang mempesona ini terabadikan.
Waktu menunjukkan Pukul 11.00 WIB. Kami bergegas meninggalkan Pantai Nglambor karena kami ingin menjelajah paling tidak satu pantai lagi. Pantai itu adalah Pantai Jogan, yang kami sendiri baru menemukannya saat pulang menuju pertigaan Tepus. Dengan tidak sengaja kami melihat plang “Pantai Jogan”. Kami langsung mengikuti arah plang belok ke arah selatan dan melewati jalan setapak yang sudah di semen dua jalur. Tentunya jalan ini bisa dilewati oleh sepeda motor maupun mobil hanya saja sempit. Tempatnya tidak terlalu ramai. Tampak dari area parkir yang sepi, hanya ada 4 mobil dan beberapa sepeda motor. Untuk biaya parkir sepeda motor cukup dengan 2k tidak dibatasi waktu, kecuali nginep.
Sepinya pantai bukan karean Pantai Jogan yang tidak indah, tapi karena belum banyak orang yang tahu pantai ini. keindahan pantai ini berbeda dengan pantai lainnya. Disini kita bisa menemukan semacam air terjun, karena sungai kecil dari daerah sekitar Pantai Jogan bermuara ke pantai ini, dan membentuk sebuah grojokan (air terjun) yang tingginya kurang lebih 5-6 meter. Dibawah grojokan, pantai mini yang dipenuhi Pasir putih, batu-batu karang dan batu-batu berwarna putih - pink (saya gak tahu namanya) terhampar menyambut kucuran air grojokan. Biasanya para wisatawan banyak berselfie ria di bawah grojokan ini.
Untuk menuju kebawah grojokan, jalan yang dilewati sedikit ekstrem, tapi bagi yang menyukai hal-hal ekstrem tentu bukan masalah besar. Oh ya yang bawa pacar, adek, atau teman perempuan, siap-siap tangannya dipake untuk tempat bergantung. He. Mungkin karena pantai yang belum terlalu dikelola dengan baik, jalan turun berupa jalan batu bekas tebing menuju area bawah grojokan hanya dibatasi kayu-kayu reyot sebagai pegangan. Terlebih kalau habis hujan dan air laut pasang, maka saya tidak merekomendasikan untuk turun ke area grojokan. Tapi jika ingin pemandangan yang berbeda maka cobalah turun. Selain itu tempat “nongkrong” Pantai Jogan yang asik, ada di atas grojokan. Tempatnya lapang dan ada sediki bebatuan sisa tebing yang menjorok ke laut. Saat disini kita bisa melihat luasnya laut Pantai Selatan dan keceriaan para wisatawan di bawah grojokan. Beberapa pohon rindang yang menghiasi area “nongkrong”, membuat suasana teduh di sekitar Pantai.
Waktu menunjukkan pukul 12.30 WIB saat matahari sudah cukup terik serta adzan dhuhur yang tak lagi terdengar. Meski waktu yang kami habiskan berdua cukup singkat, kami sangat menikmati keindahan alam Pantai Nglambor dan Pantai Jogan. Dengan demikian, kami menyadari bahwa keindahan alam Indonesia kalau boleh diwakilkan satu kata -meminjam slogan Mas Bonar- yaitu MAKNYUS !. Semoga kita bisa menjaganya bukan merusaknya. Salam Ransel !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H