Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Hilmy Yusuf
Muhammad Irfan Hilmy Yusuf Mohon Tunggu... Pegawai Swasta, Penulis Lepas -

Mikrobiologis, Penulis Lepas, Pegawai Swasta, tertarik dengan dunia biologi, mikrobiologi, kesehatan, lingkungan, pertanian, pangan, politik dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lebak, Suap MK, dan Langkah Politik Gagal Dinasti Ciomas

8 Oktober 2013   10:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:50 1520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akan tetapi jika melihat koneksi keluarga antara Wawan dengan Hikmat Tomet dan koneksi politik Hikmat Tomet dengan Amir Hamzah maka terlihat jelas bahwa motif suap Wawan kepada Akil Mochtar jelas bukan motif jangka pendek. Jika upaya gugatan (plus suap) yang dilakukan oleh pihak Amir Hamzah berhasil dan pilkada diulang, maka pihak Amir Hamzah dapat memanfaatkan peluang ini untuk menyalip perolehan suara yang didapat Iti Octavia. Tentunya jika Amir Hamzah bisa memenangkan pilkada Lebak kali ini, maka tidak akan ada daerah tersisa di Banten yang tidak dipegang secara politis oleh Dinasti Ciomas. Menggelikan.

LANGKAH SPEKULASI DAN (MUNGKIN) BERUJUNG KEGAGALAN SERTA BLUNDER POLITIK

Langkah Dinasti Ciomas untuk menggugat hasil pilkada Lebak merupakan suatu langkah spekulasi yang sangat berani. Dengan selisih perolehan suara yang cukup jauh pada pilkada kali ini yaitu sekitar 34%, jelas bahwa dengan mengabaikan faktor ini gugatan merupakan langkah yang sangat spekulatif. Selain kemenangan pada pilkada ulangan tidak dapat dipastikan, terungkapnya kasus suap Wawan kepada Akil Mochtar jelas menghancurkan citra dari Amir Hamzah. Kasus ini juga berujung pada terungkapnya koneksi politik antara Amir Hamzah dengan Dinasti Ciomas. Hal ini juga merupakan ketidakuntungan yang didapat Amir Hamzah setelah terungkapnya kasus suap Wawan. Ketidakuntungan ini tentunya disebabkan oleh masyarakat banten sudah GERAH dengan MONOPOLI POLITIK yang dilakukan oleh Dinasti Ciomas di Banten

Suap dan gugatan ini juga merupakan blunder besar dari Dinasti Ciomas dalam upayanya memonopoli kursi politik di Banten.  Tertangkapnya Wawan atas kasus suapnya kepada Akil Mochtar jelas menjadi momentum besar bagi rakyat Banten untuk melakukan tuntutan dan upaya untuk menyeret kasus korupsi yang dilakukan oleh Dinasti Ciomas. Hal ini terlihat dari reaksi rakyat Banten di berbagai daerah yang merayakan tertangkapnya Wawan oleh KPK.

Jelas langkah ini merupakan spekulasi besar yang berujung kegagalan dan blunder politik bagi Dinasti Ciomas. Bukannya menambah pengaruh politik malah menjadi momentum kehancuran politik. Bukannya untung malah buntung, ya sudahlah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun