Mohon tunggu...
Irfan Hamonangan Tarihoran
Irfan Hamonangan Tarihoran Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Menulis karya fiksi dan mengkaji fenomena bahasa memunculkan kenikmatan tersendiri apalagi jika tulisan itu mampu berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Empat Penjudi di Atas Kapal Pesiar

21 Juni 2024   08:57 Diperbarui: 1 Juli 2024   22:55 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Prinsip judi adalah berani mengambil resiko. Berspekulasi dengan kemungkinan untung atau rugi di saat bermain. Semua di dunia ini menjalankan prinsip judi. Siapa yang bisa menjamin seseorang akan bahagia? Tidak ada kan? Malah ada taruhannya. Perasaan. Semakin besar taruhannya semakin besar bahagianya namun jika kalah maka semakin besar derita,"terangnya.

"Ya, seharusnya negaralah yang memiliki andil membuat aturan tegas agar warga miskin tidak bisa ikut berjudi," timpal si pengusaha minyak.

"Emang kau pikir negara tidak berjudi? Meminjam uang ke negara lain dengan bunga yang luar biasa tinggi. Taruhannya negara, loh. Siapa bisa menjamin uang itu akan dipakai untuk kepentingan warga? Siapa yang menjamin pejabat-pejabat korup bisa dimiskinkan dan hartanya dikembalikan ke negara? Lihat negara lain seperti Sri Lanka, Argentina, Ekuador dan Zimbabwe sudah bangkrut gara-gara hutang! Spekulasi awal tidak semulus dengan kenyataan sekarang. Taruhannya besar yaitu negara dan warganya, Bung," pungkas lelaki yang suka makan dengan sumpit itu.

Lelaki penjudi yang negaranya jadi bahan pembicaraan mereka masih asyik memainkan HP. Raut wajah kusut terlihat tatkala dirinya kalah dalam bermain judi online saat itu.

Tiba-tiba gerombolan paus kembali lagi. Kali ini jumlahnya berkali lipat dari sebelumnya. Mereka melompat dan menari di sekitar kapal. Semburan air dari arah kanan dan kiri kapal menghempaskan tubuh semua penjudi-penjudi itu dan membuat mereka jatuh menghantam dinding besi. Wajah dan badan mereka pun penuh luka lebam.

Tidak sampai di situ. Paus paling besar menabrakkan badannya ke lambung kapal menyebabkan dinding bocor bagian kiri. Air laut mengalir sedikit demi sedikit ke dalam kapal. Semua panik. Mereka berkumpul dan membahas langkah selanjutnya untuk bisa selamat dari bencana.

"Apa yang bisa kita lakukan, teman-teman?" tanya si pengusaha minyak, "Kalo aku pasrah hanya bisa berdoa."

"Bagaimana denganmu, Tuan?" tanya lelaki bermata sipit kepada si insinyur.

"Mari kita cek kebocorannya agar kita perbaiki," balasnya, "Terus kalau kau bagaimana?"

"Kalian aturlah bagaimana baiknya. Masalah biaya nanti urusanku. Yang penting kita bisa selamat,"ujar lelaki yang sudah berjudi sejak masih anak-anak itu.

Saat semua sudah bersiap-siap untuk menuju lokasi kebocoran di kapal, lelaki yang terus asyik bermain HP itu pun meneriaki teman-temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun