Mohon tunggu...
Irfan Hamonangan Tarihoran
Irfan Hamonangan Tarihoran Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Menulis karya fiksi dan mengkaji fenomena bahasa memunculkan kenikmatan tersendiri apalagi jika tulisan itu mampu berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Hantu

19 Juni 2024   09:43 Diperbarui: 19 Juni 2024   09:45 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi Hantu

Puisimu,
Tak berkepala
Namun pesan matanya membeliak
Menatap lamunanku
Rima mengalun indah
Menusuk bola mata yang sembab
Tajam mendengar keluhan
Menembus lara di hati yang perlahan rapuh

Tangannya buntung
Tapi kuku tajam mencakar kenangan suram
Mengoyak puing-puing luka
Lama susah lekang

Kakinya tak menapak tanah
Tapi rentengan bait duduk di sampingku
Membuntuti rasa takut
Menghibur bayang diri penuh berontak

Sendi gemetar bersua larik berwujud asing
Tak seperti aksara biasa kubaca
Dia muncul kala sepiku berselimut gulita
Kan menghilang bila kau menyapa rinduku

Datanglah,
Jangan lepaskan puisi hantumu
Berbisik indah tapi mencengkeram hati
Usah biarkan dia menggandengku
Melayang ke dunia tak nyata tanpamu

(Sumbawa, 19 Juni 2024)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun