Hanya Kaos Green Jobs
Â
Gumpalan asap pabrik beranjak dewasa
Merobek awan Cumulonimbus
Menyesakkan jantung angin
Membekap hidung daun
Sampai wajah pucat dan layu
Badai turut membantu
Memecah pekat hitam
Rumah beterbangan, gedung roboh
Kau, hanya bisa marah
Sampah menjulang menantang Merapi
Api masih meredam amarah
Tak kunjung limbah ditelan perut
Sang gunung hilang selera makan
Bersendawa muntah
Kampung dilahap
Sapi-sapi menggelepar
Kau, hanya bisa benci
Botol plastik berjejer di pinggir jalan,
Menawarkan diri
Kardus tergolek lapuk di trotoar
Pohon tumbang belum termakan rayap
Hujan sudi bantu menyapu
Bersihkan darat ke sungai
Rumah melambai sebelum hanyut
Longsor menghajar
Kau, hanya bisa kesal
Laut masih sabar
Ikan-ikan tabah
Sampah tak diundang,
Menumpang di peraduan mereka
Pasir tak kuat lagi melayani
Merayu ombak mengumpul dengan penuh hati
Seonggok demi seonggok di pesisir
"Bakarlah, aku tak punya api", katanya
Kau, tak kunjung peka
Laut mengadu
Tsunami datang bertamu
Mengirim cinderamata
Kapal Greenpeace karam di atas atap
Terumbu karang cincin, menghias taman kota
Makhluk-makhluk berakal berkaos Green Jobs,
Sibuk berfoto sendiri
Mengirim pesan dengan jari
"Apa salah kami?"
(Sumbawa, 11 Juni 2024)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H