Lupa Garuda Berkalung Pancasila
Garuda sudah tua
Mata kabur
Mematuk semut-semut kecil
Di balik batu
Menanti secuil daging di depan mata
Tuk pecut detak nafas yang melemah
Sudah lama mengajarkan terbang
Anak-anaknya dilepas dari tebing
Kalung Pancasila dikalungkan ke leher
Tanda pantang dimangsa
Di seberang,
Elang raksasa tak berkedip mengincar lengah
Lihat, ada anak garuda yang piawai terbang
Mempecundang kilat
Menyambar mangsa
Seekor tikus sawah yang sembunyi
Ada yang hampir jatuh
Tapi bisa bangkit
Perisai di leher menyangga layang
Namun,
Ada yang takut terbang
Bernyali anak ayam
Latah makan semut
Tak sungkan lelap di balik ketiak
Senja turun dari singgasana
Garuda tua berteriak, "Kembali!"
Anak-anaknya  mulai lalai
Menulikan telinga
Memandang aksi gemulai kerbau
Dalam kubang berbau amoral
Kalung dilepas
Mereka ikut berendam lumpur
Lama sampai kering
Sayap kaku tak bisa berkepak lagi
Mati menjadi patung
Lupa mendongak ke langit
Garuda tua kecewa
Lapar tak lagi setia
Garuda pengecut dilahap
Berjanji, "Aku akan bertelur lagi."
(Sumbawa, 1 Juni 2024)