Hal ini diperlukan sebagai langkah belajar bersama dengan rekan-rekan seprofesi untuk menambah ilmu, wawasan dan berbagi pengalaman dalam pembuatan karya sastra. Jika dibutuhkan maka bisa dibentuk lokakarya dengan mengundang narasumber sesuai bidang kepakarannya. Lagi dan lagi tidak hanya berfokus pada teori saja namun mengarah pada produksi karya.
Masih jarang terdengar Hari Sastra Nasional yang jatuh setiap tanggal 3 Juli. Beragam kegiatan dapat dilakukan secara mandiri di sekolah. Â Menanamkan pentingnya sastra dalam pendidikan perlu dilakukan dan direpresentasikan melalui kecintaan terhadap tulisan. Sebagai contoh sederhana adalah lomba menuliskan ucapan selamat di hari-hari besar nasional.
Demikianlah langkah-langkah yang dapat dilakukan guru untuk mendorong peningkatan minat murid terhadap karya sastra. Sastra yang mulai tergeser oleh kepraktisan gadget dapat mengkhawatirkan terkikisnya peradaban manusia. Bayangkan saja, semua manusia sudah fokus dengan gadget masing-masing tanpa peduli kehadiran orang di sekitarnya. Jangan sampai kosa kata 'peduli' akan hilang dari kamus bahasa karena tidak ada representasi prilaku kepedulian di masa depan. Gadget seharusnya dipakai untuk membantu kemajuan sastra. Betul memang bahwa nenek moyang kita adalah pelaut bukan penulis. Tapi jangan lupa bahwa negara kita merdeka karena ada orang-orang yang berjuang lewat karya sastranya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H