Mohon tunggu...
Jalaluddin Irfan Fuadi
Jalaluddin Irfan Fuadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

You never fail until you stop trying

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wayang Krucil, Riwayatmu Kini

4 Maret 2021   13:53 Diperbarui: 5 Maret 2021   10:56 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kondisi itu nampak di Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Pada bulan-bulan tertentu atau bulan baik menurut hitungan jawa, masyarakat di kecematan Kerek masih banyak yang mementaskan kesenian tersebut. Di desa Jarorejo, secara rutin pagelaran Wayang Krucil diadakan di tempat pagelaran untuk hajatan syukuran pasca panen yang disebut untuk hajatan  “manganan”. Dulu pelakon atau dalang dibawakan oleh buyut penulis bernama Ki dalang Karep. Ki dalang adalah saudara seperguruan dengan buyut penulis bernama Yakijan dan Tarmuji. Ketiganya sudah pulang ke rahmatullah pada tahun 1990-an dan tahun 2000.

Meski pertunjukkan wayang krucil tidak semeriah pertunjukan wayang kulit, namun masyarakat Kerek banyak yang mengaku terhibur dengan lakon dalam pertunjukan wayang yang dibawakan oleh dalang tersebut. Salah satu anggota paguyuban wayang krucil, Khusnan mengaku, pertunjukkan wayang krucil semakin banyak digemari oleh masyarakat, terbukti pada bulan-bulan tertentu ia bisa tanggapan atau pentas hingga 15 sampai 24 kali dalam satu bulan.

"Terkadang di bulan-bulan baik menurut hitungan jawa, dalam sebulan bisa pentas hingga 24 kali," kata penabuh gendang tersebut. Khusnan menambahkan, wayang krucil yang beranggotakan sembilan orang ini memang pentas khusus untuk Ruwatan (Tradisi Jawa) saat bulan-bulan tertentu, pentas dilakoni hingga di luar Kecamatan Kerek. "Tanggapan bukan hanya wilayah kerek namun juga luar kecamatan, seperti Kecamatan Montong dan Kecamatan Merakurak," tambahnya.

Sementara itu, penabuh Demung, Jiman (52) mengaku Kesenian Wayang Krucil dari Desa Wolutengah ini merupakan kesenian wayang krucil paling tua di Kecamatan Kerek, sehingga banyak yang mengundang saat prosesi ruwatan.  "Di desa-desa lain juga ada kesenian wayang krucil, namun wayang krucil dari Wolutengah ini sudah turun-temurun," pungkasnya.

Peristiwa-peristiwa Unik dalam Pertunjukan Wayang Krucil

Sebenarnya wayang ini hanya terbuat dari kayu biasa, namun karena pada waktu pertunjukan sang dalang membacakan mantera tertentu sehingga sering kali kejadian wayang tersebut menjadi “hidup” karena kemasukan roh. Bahkan ada beberapa kejadian beberapa tokoh wayang krucil pernah melompat dari panggung dan mengejar penonton, mirip seperti jailangkung. Yang menarik lagi adalah pada waktu menuju proses pertunujukan wayang krucil itu sendiri. Bayangkan, seluruh kru dalang beserta peralatannya harus diangkut dengan cara jalan kaki. Baik berangkat maupun setelah pertujukan selesai tetap jalan kaki. Bahkan misal kita menawarkan kendaraan pun tetap akan ditolak oleh dalang dan para krunya yang meliputi pemain gamelan dan pesinden. Mereka percaya karena menurut tradisi turun temurun para kru dan dalang memang diwajibkan jalan kaki, dan pantangan ini tentu saja tidak boleh dilanggar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun