Mohon tunggu...
Irfan Ansori
Irfan Ansori Mohon Tunggu... Editor - Guru

Pengajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masifikasi PPG: Menuju Pendidikan Berkualitas atau Sekadar Memenuhi Janji?

12 Januari 2025   11:27 Diperbarui: 12 Januari 2025   11:27 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Irfan Ansori, S.Sy
Guru MAN 2 Tasikmalaya.

Pendidikan merupakan investasi jangka panjang bagi suatu bangsa. Kualitas pendidikan sangat bergantung pada kualitas gurunya. Upaya untuk meningkatkan kualitas guru terus dilakukan, salah satunya melalui program Pendidikan Profesi Guru (PPG). PPG pada dasarnya dapat dipandang sebagai upaya negara untuk merealisasikan hak konstitusional warga negara atas pendidikan yang bermutu. PPG juga sejalan dengan konsep pendidikan sepanjang hayat, di mana guru diharapkan terus mengembangkan kompetensinya.

Kebijakan masifikasi PPG rencananya akan dilaksanakan pemerintah secara besar-besaran mulai tahun 2025-2026. Kebijakan ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Program ini dapat mencetak guru-guru yang profesional dan kompeten, sehingga mampu memberikan pembelajaran yang berkualitas bagi peserta didik. Namun, pelaksanaan PPG di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi.

Salah satu tantangan utama adalah kurangnya fasilitas dan infrastruktur yang memadai di berbagai daerah. Tidak semua daerah memiliki sarana dan prasarana yang cukup untuk menyelenggarakan PPG secara efektif. Selain itu, beban kerja guru yang sudah padat seringkali menjadi kendala, karena beberapa sekolah ternyata tidak memberikan dukungan saat seorang guru sedang melaksanakan PPG. Sehingga seorang guru harus tetap mengajar sambal mengikuti kegiatan PPG.

Tantangan lain yang dihadapi dalam masifikasi PPG adalah belum meratanya kualitas program di berbagai daerah. Perbedaan kualitas penyelenggaraan PPG dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kompetensi pengajar, relevansi materi dengan kebutuhan lapangan, dan ketersediaan sumber belajar. Hal ini dapat berdampak pada hasil belajar peserta didik dan mengurangi efektivitas program secara keseluruhan. Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan upaya yang sistematis dan berkelanjutan dari pemerintah, perguruan tinggi, dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan.

Kualitas Pembelajaran

Semakin banyak guru yang mengikuti program PPG, diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas pembelajaran secara keseluruhan. Guru-guru yang telah mengikuti PPG akan memiliki kompetensi pedagogik dan profesional yang lebih baik, sehingga mampu merancang pembelajaran yang inovatif dan menarik bagi peserta didik.

PPG dapat menjadi katalisator dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia. Guru yang mengikuti PPG akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik dalam merancang pembelajaran yang efektif, mengelola kelas secara dinamis, serta menilai pencapaian siswa secara komprehensif. PPG juga mendorong guru untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih inovatif dan sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan demikian, pembelajaran di kelas akan menjadi lebih menarik dan interaktif, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Dengan peningkatan kualitas pembelajaran yang dihasilkan oleh PPG, diharapkan akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Guru yang kompeten dan kreatif akan mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi tumbuh kembang siswa. Mereka dapat menyesuaikan metode pembelajaran dengan karakteristik dan kebutuhan belajar setiap siswa. Selain itu, guru yang bersertifikat cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi dalam mengajar, sehingga dapat menciptakan hubungan yang positif dengan siswa. Hal ini akan berdampak pada peningkatan motivasi belajar siswa dan pada akhirnya bermuara pada peningkatan prestasi akademik.

Guru-guru yang telah memperoleh sertifikat pendidik akan mendapatkan tunjangan profesi. Tunjangan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan guru, sehingga mereka merasa lebih termotivasi untuk terus mengembangkan diri dan memberikan yang terbaik bagi peserta didik. Sertifikasi melalui PPG juga membuka peluang bagi guru untuk mengikuti program pengembangan profesi berkelanjutan, sehingga kompetensi mereka dapat terus diasah dan diperbarui sesuai dengan tuntutan zaman.

Martabat Guru

Sertifikasi guru melalui PPG tidak hanya sekadar memberikan legalitas atas kompetensi seorang pendidik, tetapi juga berpotensi meningkatkan status sosial guru di masyarakat. Dengan memiliki sertifikat pendidik, seorang guru dianggap telah memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dan diakui secara nasional. Hal ini secara otomatis meningkatkan prestise dan martabat seorang guru di mata masyarakat. Peningkatan status sosial ini diharapkan dapat berdampak positif pada motivasi guru dalam bekerja. Guru yang merasa dihargai dan diakui akan lebih terdorong untuk meningkatkan kualitas dirinya dan memberikan yang terbaik bagi peserta didik. Selain itu, peningkatan citra profesi guru juga akan menarik minat generasi muda untuk menjadi guru.

Namun, di balik dampak positif tersebut, perlu diwaspadai potensi terjadinya diskriminasi antara guru yang sudah bersertifikat dan yang belum. Perbedaan perlakuan, baik dalam hal remunerasi maupun kesempatan pengembangan diri, dapat memicu kecemburuan sosial di kalangan guru. Hal ini dapat merusak soliditas dan kerjasama antar guru, serta menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk merumuskan kebijakan yang adil dan merata, sehingga semua guru dapat merasakan manfaat dari program sertifikasi.

Untuk mencegah terjadinya diskriminasi, perlu dilakukan upaya-upaya seperti memberikan kesempatan yang sama bagi semua guru untuk mengikuti program PPG, memberikan insentif yang memadai bagi guru yang telah bersertifikat, serta menciptakan sistem pengembangan profesi yang berkelanjutan bagi seluruh guru. Dengan demikian, sertifikasi guru melalui PPG dapat menjadi instrumen yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia tanpa menimbulkan dampak negatif bagi guru dan masyarakat.

Pendidikan Berkelanjutan.

Masifikasi PPG merupakan langkah strategis pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan dukungan dari berbagai pihak, kebijakan ini diharapkan dapat berhasil dan memberikan dampak positif bagi seluruh pemangku kepentingan di dunia pendidikan. Namun, perlu diingat bahwa keberhasilan program PPG tidak hanya tergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada komitmen dan partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk guru, sekolah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

Meskipun sertifikasi melalui PPG merupakan langkah awal yang penting, pengembangan profesi guru tidak berhenti sampai di situ. Guru perlu terus belajar dan mengembangkan kompetensinya agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, perlu dibangun sistem pengembangan profesi berkelanjutan yang memungkinkan guru untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan secara berkala.

Untuk memastikan keberhasilan program PPG, perlu dilakukan evaluasi secara berkala terhadap efektivitas program ini. Evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya melalui survei kepada guru, kepala sekolah, dan siswa, serta analisis data hasil belajar siswa. Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan dan pengembangan program PPG di masa mendatang.

Dengan masifikasi PPG, kita berharap akan lahir generasi guru yang profesional, inovatif, dan berdedikasi tinggi. Guru yang berkualitas akan mampu mencetak generasi penerus bangsa yang cerdas, kreatif, dan berkarakter. Kita mengharapkan bahwa massifikasi PPG ini bukan semata-mata karena janji politik atau rasa kasihan, melainkan karena kita menyadari bahwa kualitas pendidikan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas gurunya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun