Mohon tunggu...
Irfan Ansori
Irfan Ansori Mohon Tunggu... lainnya -

sang Filsuf Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Romeo dan Juliet pada Pilpres 2014

5 Juli 2014   09:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:24 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">“Nggih,
Sinten? (siapa)”

line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">“Eee...
Kulo (saya) Irfan bu.”

line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">“Koe
meneh, arep ngopo rene (mau apa kesini). Golek masalah karo aku, huh..?
(mencari masalah denganku?)” dia berjalan cepat membukakan pintu.

line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">Ibu
Dewi memang sangat radikal dalam mendukung Jokowi. Beda dengan ayah Dewi yang
sebenarnya lebih sedikit moderat meski tetap saja jaim kepadaku. Dewi terkadang
bercerita padaku, di daerah Jawa terutama Solo, perempuan seringkali menjadi
kepala keluarga karena dialah yang bekerja untuk menafkahi keluarga. Suami
cukup berada di rumah, mengurus burung dan mengantar anak sekolah. Itu pula
yang tercermin dari keluarga ini.

line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">Meskipun
begitu, ibu tetap menyambutku dengan segelas teh hangat di ruangan tamu. Sebelum
hari pertunanganku kemarin, aku sudah sangat akrab dengan mereka. Aku pun yakin
mereka menerimaku meskipun berbeda pilihan. Tapi sayang, semua bayangan itu
hancur seketika akibata satu kata: Prabowo.

line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">Aku adalah
raja yang telah membangun sebuah istana di pinggir pantai, kemudian harus
menerima kenyataan bahwa semenit setelah pembangunan selesai, tsunami menerjang
istana itu sehingga hancur-lebur tak tersisa. Aku seolah tim Spanyol yang
diunggulkan menjadi kampiun piala dunia 2014 di Brazil karena dihuni oleh
pemain yang memiliki materi kelas wahid, namun justru harus tersingkir
memalukan akibat dibantai oleh Belanda dengan skor telak 5-1 dan Chile 2-0.

line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">“Bu..,”
aku memulai. Mataku masih saja menunduk namun mencoba serius. Kukepalkan tangan
di atas paha dalam posisi duduk yang tegap. Kali ini, aku seolah menghadapi
final piala dunia. Aku sungguh akan mempertaruhkan kehormatan diri bagaikan
pertaruhan kehormatan negara untuk menjadi juara dunia.

line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">“ee..Aku
ingin ngobrol. Aku boleh tahu alasan ibu memutuskan untuk menerima bapak
sebagai pendamping ibu dahulu?.” Tanyaku pelan.

line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">Ibu
menatapku tajam. Matanya melotot mirip kepala ular yang ingin mematuk kejam mataku.
Aku tak berani menatapnya. Nampaknya, dia memang tak suka dengan pertanyaan
yang kuucapkan.

line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">“Tentu
pilihan hati lah dik, supaya kita menjalani keluarga kelak dengan nyaman
dan penuh cinta,” sahutnya.

line-height:107%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-ascii-theme-font:
major-bidi;mso-hansi-theme-font:major-bidi;mso-bidi-theme-font:major-bidi">Seolah
mendapat jawaban yang kurahapkan. Aku memberanikan diri memandang ibu, sambil berpose
gagah nan meyakinkan. “Ekhm..Ekhm.. itulah bu. Itulah alasan saya mendukung
Prabowo. ‘kata hati.’”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun