Mohon tunggu...
Irfan Fauzi
Irfan Fauzi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Warga Bekasi yang cinta nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ikhtiar, Pasrah, dan Takdir

23 Desember 2017   02:09 Diperbarui: 23 Desember 2017   05:37 5263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya selalu membayangkan perjalanan hidup menuju sebuah tujuan itu, seperti kita menentukan jalan menuju sebuah kota.

Anggap saja kota Jogyakarta. Kota itu kita andaikan adalah tujuan hidup kita. Untuk menuju kesana kita mempunyai banyak pilihan jalan. Bisa lewat jalan pantura, lintas tengah atau selatan Jawa. Bahkan bisa lewat Bali, Kalimantan, Sumatera, dsb. Semua pilihan jalan itu punya resiko dan hambatan sendiri-sendiri. Sesusai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Semua tergantung dari kematangan dan kesanggupan kita dalam menjalani jalan mana yang kita pilih. Makin kita cermat dan teliti dalam menilai situasi dan kondisi jalan mana yang kita pilih, maka kita dapat meminimalisir resiko dan efisien dalam menentukan waktu tempuh.

Tapi andai tidak cermat, kita akan memilih jalan yang tidak tepat. Jalan itu penuh hambatan dan rintangan. Daya juang, semangat, kesabaran dan fokus kita diuji habis-habisan. Fisik dan psikis kita diuji daya tahannya.

Masing-masing orang mempunyai stamina berbeda-beda. Hal itu yang akan menentukan penilaian obyektif terhadap situasi dan kondisi yang ada. Apakah spedometer kita sudah maksimal atau belum. Kemaksimalan itu yang menentukan kesanggupan melewati tantangan dan rintangan untuk mencapai tujuan. Jika sudah maksimal dan tenyata kita tidak sanggup menyelesaikan perjalanan sampai tujuan, dibutuhkan jiwa besar untuk mengakui kepasrahan kita terhadap kegagalan.

Dan pengakuan kegagalan itu dapat menjadi modal untuk dapat mengulang dari awal mewujudkan tujuan kita. Tentu dengan pilihan JALAN berbeda.

Paparan diatas secara sederhana dapat diartikan keberhasilan atau kegagalan mempunyai jalan pasrah masing-masing. Pilihan pasrah kita, sudah pasti akan berkonsekuensi terhadap jalan pasrah lainnya.

Apakah kita pasrah menyerah atau pasrah berjuang, akan berkonsekuensi kepada TAKDIR yang didapat....

TAKDIR

Takdir bisa dikatakan sebagai sebuah capaian dari sebuah perjalanan ikhtiar. Jadi takdir, bukan hanya capaian dari tujuan akhir ikhtiar. Takdir juga dapat berlaku di dalam perjalanan ikhtiar.

Hal ini mesti kita pahami. Karena kadang kita salah menilai antara pencapaian perjalanan dengan pencapaian tujuan ikhtiar. Pencapaian perjalanan itu yang dinamakan hasil dari tahapan perjalanan ikhtiar. Lalu tahapan yang akan menentukan hasil akhir ikhtiar atau target atau cita-cita.

Sederhananya hasil tahapan perjalanan dan hasil akhir target utama perjalanan, mempunyai takdirnya sendiri-sendiri. Belum tentu, takdir perjalanan kita gagal, serta merta target atau tujuan hidup kita akan mengalami takdir gagal juga. Semua kembali kepada rumus : salah-ulang dari awal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun